5.40 sakazakii Mutan GFPuv dan Wild-type pada Permukaan Kontak Pangan

29 ini yang mendukung kemampuan penempelan dan membentuk biofilm lebih tinggi dibanding C. sakazakii mutan GFPuv pada suatu permukaan. Faktor yang mempengaruhi agregasi Lactobacillus sp. adalah aggregating promoting factor APF. Protein ini juga juga terlibat secara tidak langsung dalam proses sintesis peptidoglikan, eksopolisakarida, asam lipoteikoat, dan asam teikoat Jankovic et al. 2003. Bakteri asam laktat juga memiliki kemampuan dalam memproduksi bakteriosin yang dapat menghambat bakteri lain untuk dapat berkompetisi dalam lingkungan yang sama, Gardner et al. 2004 menemukan dua faktor penting yang mempengaruhi produksi bakteriosin: 1 keterkaitan antar bakteri, yakni hubungan antara sel yang dipengaruhi oleh bakteriosin dan sel-sel yang memproduksi bakteriosin, dan 2 skala kompetisi, yaitu kondisi sel-sel bakteri tumbuh bersaing satu sama lain untuk memperoleh substrat pertumbuhan yang terbatas. Interaksi multispesies dalam lingkungan dapat mempengaruhi perubahan fisiologis dan kemampuan suatu spesies yang berkorelasi dalam pembentukan biofilm multispesies Dubey dan Ben-Yehuda, 2011. Pembentukan biofilm oleh C. sakazakii mutan GFPuv saat ditumbuhkan bersama S. aureus dan L. rhamnosus pada permukaan Stainless Steel Desintas biofilm C. sakazakii mutan GFPuv pada permukaan SS saat dikompetisikan dengan dua jenis bakteri lain sekaligus dalam satu media tumbuh, yakni S. aureus dan L. rhamnosus R23 memberikan hasil yang sedikit berbeda jika dibandingkan dengan ketika dikompetisikan dengan satu bakteri saja. Gambar 16 dan 17 menunjukkan bahwa pada awal inkubasi, baik mutan C. sakazakii FWHd16 maupun YRt2a membentuk biofilm dengan densitas yang tidak berbeda dengan kedua jenis bakteri lainnya, namun densitas kedua mutan tersebut menurun setelah waktu inkubasi 24 jam. Gambar 16 menunjukan bahwa pada saat ditumbuhkan dan berkompetisi dengan kedua bakteri lainnya dalam satu media yang sama, biofilm C. sakazakii mutan GFPuv FWHd16 pada pelat SS memiliki densitas tertinggi saat 24 jam sebesar 5.02±0.02 Log CFUcm 2 kemudian terus menurun selama waktu inkubasi. Sementara itu biofilm S. aureus meningkat densitasnya hingga waktu inkubasi 48 jam lalu menurun sedangkan biofilm yang dibentuk oleh L. rhamnosus R23 terus mengalami peningkatan setelah inkubasi 24 jam hingga 72 jam. Selama terjadi kompetisi, peningkatan waktu inkubasi berkorelasi dengan peningkatan densitas biofilm S. aureus dan L. rhamnosus R23 sedangkan densitas C. sakazakii mutan GFPuv FWHd16 dalam membentuk biofilm cenderung menurun. Kecenderungan serupa juga terjadi pada biofilm C. sakazakii mutan GFPuv YRt2a saat ditumbuhkan bersama dengan kedua jenis bakteri lainnya Gambar 17. Saat berkompetisi dengan S. aureus dan L. rhamnosus R23, densitas biofilm yang dibentuk oleh C. sakazakii mutan GFPuv YRt2a terus mengalami penurunan di setiap waktu inkubasinya. Sementara itu, biofilm S.aureus menghasilkan densitas tertinggi pada inkubasi 48 jam sebesar 5.26±0.02 Log CFUcm 2 kemudian pada inkubasi 72 jam mengalami penurunan. Densitas biofilm yang dibentuk oleh L. rhamnosus R23 selama inkubasi terus meningkat hingga 72