sakazakii FWHd16 S. aureus sakazakii YRt2a S. aureus
34
5 SIMPULAN DAN SARAN SIMPULAN
Bakteri yang telah disisipi dengan plasmid penanda GFPuv dapat diaplikasikan untuk melihat kemampuan suatu bakteri dalam membentuk biofilm
pada permukaan kontak pangan. Kemampuan strain mutan C. sakazakii PGFuv dalam membentuk biofilm dengan densitas dan pola permbentukan biofilm yang
relatif sama dengan strain wild-type C. sakazakii pada ketiga jenis permukaan kontak pangan, yakni stainless steel, Buna-N dan PTFE. Pembentukan biofilm C.
sakazakii tertinggi terjadi pada PTFE, diikuti oleh Stainless Steel dan Buna-N. Perlakuan waktu inkubasi berpengaruh pada pembentukan biofilm dengan
densitas tertinggi untuk mutan C. sakazakii pGFPuv dan wild-type C. sakazakii FWHd16 serta wild-type C. sakazakii YRt2a terjadi pada 48 jam inkubasi
sedangkan untuk mutan C. sakazakii YRt2a terjadi saat 24 jam. Enumerasi menggunakan metode DMC menghasilkan densitas biofilm mutan C. sakazakii
GFPuv lebih tinggi hingga 2 Log CFUcm
2
dibandingkan dengan metode pemupukan.
C. sakazakii GFPuv, S aureus dan L. rhamnosus dapat membentuk biofilm ketika tumbuh bersama-sama dalam kondisi lingkungan yang sama. Biofilm yang
dibentuk oleh dari C. sakazakii mutan GFPuv FWHd16 dan YRt2a lebih rendah dibandingkan densitas S. aureus dan L. rhamnosus saat inkubasi 48 dan 72 jam.
Secara umum, kompetitor S. aureus dan L. rhamnosus memiliki jumlah populasi sel yang lebih tinggi saat membentuk biofilm pada permukaan SS saat
dikompetiskan dengan C. sakazakii mutan GFPuv FWHd16 dan YRt2a. Mutan berlabel GFPuv dapat digunakan untuk membedakan suatu spesies bakteri dengan
bakteri lainnya saat dilakukan pengamatan visual menggunakan mikroskop epifluoresen.
SARAN
Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk melihat sel VBNC dari mutan GFPuv pada biofilm yang terbentuk, kemudian dilakukan tahapan resutitasi
sebelum menumbuhkan koloni dengan menggunakan metode pupuk. Pada penelitian menggunakan mutan, perlu menambahkan paramater kondisi
lingkungan lain, seperti suhu dan pH untuk dapat diteliti. Penggunaan metode pewarnaan lain perlu dilakukan untuk membedakan visualisasi antar bakteri dan
penggunaan bakteri asam laktat lain yang dikenal mampu mereduksi jumlah patogen di dalam lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
Adams MR dan Moss MO. 2008. Food Microbiology. Ed ke-3. Cambridge: RSC Pub.
35 Adekunte A, Valdramidis VP, Tiwari BK, Slone N, Cullen PJ, Donnell CPO,
Scannell A. 2010. Resistance of Cronobacter sakazakii in reconstituted powdered infant formula during ultrasound at controlled temperatures: A
quantitative approach on microbial responses. Int J Food Microbiol. 142: 53-59.
Anggraeni D. 2010. Studi penempelan bakteri asam laktat asal air susu ibu ASI [Thesis]. Sekolah Pasca Sarjana. IPB Bogor
Archer NK, Mazaitis MJ, Costerton JW, Leid JG, Powers ME, Shirtliff ME. 2011. Staphylococcus aureus biofilms : Properties, regulation and roles in human
disease. Virulence. 25: 1-15. Atlas RM dan Bartha R. 1981. Interaction beetween microorganism. Microbial
Ecology : Fundamental and Applications. Addison-Wesley Publishing Company Inc., Philippines.
Bacteriological Analytical Manual. 2001. http:www.cfsan.fda.gov [30 September 2014].
Blackburn CDW dan Mc Clure PJ. 2002. Foodborne Pathogens Hazard, Risk Analysis and Control. England: Whoohead Pub.
Boles BR, Horswill AR. 2008. Agr-mediated dispersal of Staphylococcus aureus biofilms. PLoS Pathog 4: e1000052
Borucki MK, Peppin J D, White D. 2003. Variation in biofilm formation among strains of Listeria monocytogenes. Appl Environ Microbiol. 6912: 7336-
7342. Breeuwer P, Lardeau A, Peterz M, Joosten HM. 2003. Desiccation and heat
tolerance of Enterobacter sakazakii. J Appl Microbiol. 95: 967-973. Carson CF, Mee BJ, Riley TV. 2002. Mechanism of action of Melaleuca
alternifolia Tea tree oil on Staphylococcus aureus determined by time- kill, lysis, leakage, and salt tolerance assay and electron microscopy.
Antimicrob Agents Chemother. 46:1914-1920.
Characklis WG dan Marshall KC. 1990. Biofilm ; a basis for an interdisplinary approach. W.G Characklis dan K.G. Marshall eds. Biofilm. John Willey.
New York. Characklis WG, McFeters GA, Marshall KC. 1990. Physiological ecology in
biofilm systems. In W. G. Characklis and K. C. Marshall ed., Biofilms. John Wiley Sons, Inc., New York, N.Y. 341-394.
Chen J, Rossman ML., Pawar DM. 2007. Attachment of enterohemorragic Escherichia coli to the surface of beef and a culture medium. LWT - Food
Sci Technol. 40: 249-254. Clontech. 2013. Certificate of Analysis pGFPuv. http:www.clontech.com [31
Juli 2014]. Cowan SE, Gilbert E, Khlebnikov A, Keasling JD. 2000. Dual labeling with green
fluorescent prteins for confocal microscopy. Appl Environ Microbiol. 66: 413-418.
Dewanti-Hariyadi R dan Cynthia. 2014. Inaktivasi bakteri patogen planktonik dan biofilm oleh sanitaiser komersial. Jurnal Mutu Pangan. 12: 32-39.
Dewanti-Hariyadi R dan Wong ACL. 1995. Influence of culture condition on biofilm formation by Escherichia coli O157:H7. Int. J. Food Microbial.
2695:147-164.