32 et al.1987. Hal ini dapat memungkinkan suatu hubungan yang erat antara
audit effort dengan audit delay yang dimana hal ini dapat membuat seorang auditor menghabiskan hari yang panjang jika suatu entitas memiliki resiko
hutang dan resiko audit yang besar O’Keefe et al., 1994 dan memperpanjang rentan waktu antara tanggal pelaporan dan tanggal opini auditor. Maka
hipotesis yang dapat disusun adalah: H2 : audit effort berpengaruh terhadap audit delay
3. Pengaruh absolute level of total accrual terhadap audit delay
Francis dan Krishan 1999 berpendapat bahwa audit dari total akrual yang tinggi pada suatu perusahaan memiliki ancaman yang tidak menentu
dibanding audit yang memiliki total akrual yang rendah pada suatu perusahaan karena potensi dari estimasi kesalahan dan kesempatan yang besar dari total
akrual yang tinggi di suatu perusahaan yang memiliki realisasi aset yang tidak terdeteksi atau terjadi masalah going concern terkait dengan tingkat yang lebih
tinggi dari total akrual. Dikarenakan level dari total akrual yang tinggi maka risiko dari suatu
informasi yang dimiliki entitas menjadi tidak menentu atau memiliki risiko yang tinggi pula karena bersifat subjektif, dan mempunyai hubungan yang erat
dengan manajemen laba, Vuko dan Marko, 2014. H3 : Absolute level of total accrual berpengaruh terhadap audit delay
33
4. Pengaruh leverage terhadap audit delay
Dikarenakan leverage mengukur
financial risk, hal tersebut
mengindikasikan bahwa kondisi finansial dari suatu entitas dan hal-hal yang mendorong sikap dari manajemen dalam mengambil keputusan. Maka dari itu
terdapat indikasi adanya intinsic risk yang membuat audit untuk lebih mengkonsentrasikan kerja mereka jika terdapat peningkatan leverage, dan
memperpanjang audit delay Carslaw dan Kaplan, 1991; Bamber et al., 1993. Selain menggunakan total debt to equity ratio, leverage dapat dihit ung
dengan debt to assets. Proporsi debt to assets ratio yang tinggi akan meningkatkan kegagalan perusahaan sehingga auditor akan meningkatka n
perhatian bahwa ada kemungkinan laporan keuangan kurang dapat dipercaya. Debt to assets ratio yang tinggi memberikan sinyal bahwa perusahaan sedang
dalam kesulitan keuangan. Biasanya perusahaan akan mengurangi resiko dengan memundurkan publikasi laporan keuangannya dan mengulur waktu
dalam pekerjaan auditnya. Perusahaan dengan kondisi rasio hutang terhadap modal yang tinggi akan terlambat dalam penyampaian laporan keuanga n,
karena waktu yang ada digunakan untuk menekan debt to total asset ratio serendah-rendahnya Hassanudin, 2002. variabel ini diukur dengan debt to
total assets, dimana pengukurannya dengan membagi total kewajiban dengan total aset.
Maka hipotesis yang dapat dibuat adalah:
34 H4 : Leverage berpengaruh terhadap audit delay
5. Pengaruh Sistem Pengendalian Internal dengan Audit Delay