20 lingkungannya, termasuk pengendalian internalnya, untuk menilai apakah
risiko salah saji yang material dalam laporan keuangan disebabkan oleh kekeliruan atau kecurangan, dan untuk merancang sifat, penetapan waktu, dan
luas prosedur audit lebih lanjut”. Pemahaman pengendalian yang terutama diperhatikan auditor dalam
pengendalian internal Arens, 2015: a. Pengedalian atas reliabilitas pelaporan keuangan
b. Pengendalian atas kelas-kelas transaksi UU Sarbanes-Oxley Section 404 Arens, 2015 menyatakan auditor
diharuskan untuk memberikan atestasi mengenai efektivitas pengendalia n internal atas pelaporan keuangan. Atestasi merupakan jasa assurance dimana
KAP mengeluarkan laporan tentang reliabilitas suatu asersi yang disiapkan pihak lain. Atestasi berupa audit atas laporan keuangan dan atestasi mengena i
pengendalian internal atas pelaporan keuangan. Atestasi menghasilk a n pendapat opini yang dikeluarkan auditor atas efektivitas pengendalian interna l.
Efektivitas pengendalian internal dapat dilihat dari opini audit yang diterima oleh perusahaan. Perusahaan yang pengendalian internalnya efektif menerima
opini wajar tanpa pengecualian dan perusahaan pengendalian internalnya kurang efektif menerima opini selain wajar tanpa pengecualian.
5. Audit Effort
Berbagai literatur mendefinisikan audit effot sebagai jumlah dari hari yang dihabiskan oleh tim audit Caramanis dan Lennox, 2008; Palmrose, 1984;
21 Davidson dan Gist, 1996. Waktu audit mengacu pada jumlah hari yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan
proses audit keseluruhan, termasuk
perencanaan audit, fieldwork dan review. Data penelitian di kebanyakan negara diperoleh dari negaranya masing- masing ataupun di luar negara sesuai dari data
apa yang ingin didapat melalui kuisioner yang meliputi proses audit secara keseluruhan. Audit effort dapat didefinisikan sebagai sebagai log of the product
dari jumlah waktu audit lapangan dan ukuran tim audit. Ada nilai praktis dan akademis penting dalam mengidentifikasi dan
mengkonfigurasi risiko utama yang mempengaruhi audit effort untuk
mengurangi risiko audit dan meningkatkan efisiensi audit dan efektivita s. Simunic 1980 memandang risiko audit sebagai kerugian pada nilai sekarang
kepada pihak ketiga karena laporan keuangan yang diaudit, dan berpendapat bahwa investasi dalam sumber daya audit dapat mengurangi risiko.
Houston et al. 1999 memperluas definisi Simunic 1980 untuk risiko audit, melihatnya sebagai terdiri dari dua bagian: salah saji material yang belum
ditemukan dan immaterial tidak relevan salah saji. Mereka berpendapat bahwa auditor harus menilai risiko bisnis dan kemudian menentukan audit
effort sesuai dengan itu.
6. Absolute Level of Total Accrual
Total akrual adalah selisih antara laba dan arus kas yang berasal dari aktivitas operasi. Total akrual dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu:
a. Nondiscretionary accruals
22 Bagian akrual yang memang sewajarnya ada dalam proses penyusuna n
laporan keuangan, disebut normal accruals atau nondiscretionary accruals. Nondiscretionary accruals merupakan komponen akrual yang terjadi
seiring dengan perubahan dari aktivitas perusahaan. Banyak dari model estimasi akrual nondiskresioner perusahaan dari level akrual masa lalu
perusahaan sebelum periode ketika tidak terdapat manajemen laba yang sistematik Jones, 1991.
b. Discretionary accruals Bagian akrual yang merupakan manipulasi data akuntansi yang disebut
dengan abnormal accruals atau discretionary accruals. Discretionary accruals merupakan komponen akrual yang berasal dari earnings
management yang dilakukan manajer. Akrual diskresioner tidak bisa diobservasi lansung dari laporan keuangan, maka hasus diestimasi melalui
beberap model. Model tersebut membentuk ekspektasi pada level akrual non diskresioner dan jumlah deviasi yang diobservasi secara aktual, hal ini
diasumsikan sebagai akrual nondiskresioner.Sehingga akrual diskresioner didefinisikan sebagai akrual melalui model yang digunakan. Apakah ini
proksi yang bagus dan tepat atau tidak untuk manajemen laba atau tidak akan bergantung pada kemampuan model untuk dengan benar memprediks i
bagaimana perubahan dan kondisi bisnis mempengaruhi akrual. Menurut Sulistyanto 2008:211
23 Variabel total akrual digunakan sebagai indikator pada resiko bawaan
audit dikarenakan akrual mempunyai risiko yang tinggi terhadap kesahalan dan memerlukan audit effort yang lebih. Francis dan Krishan 1999 berpendapat
bahwa audit dari total akrual yang tinggi pada suatu perusahaan memilik i ancaman yang tidak menentu dibanding audit yang memiliki total akrual yang
rendah pada suatu perusahaan karena potensi dari estimasi kesalahan dan kesempatan yang besar dari total akrual yang tinggi di suatu perusahaan yang
memiliki realisasi aset yang tidak terdeteksi dan atau akan masalah going concern terkait dengan tingkat yang lebih tinggi dari total akrual Vuko dan
Marko 2014.
7. Leverage