Pengaruh Sistem Pengendalian Interna, Audit Efforrt, Absolute Level of Total Accrual, dan Leverage Terhadap Audit Delay Dengan Ukuran Perusahaan Sebagai Variabel Moderasi
PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT EFFORT, ABSOLUTE LEVEL OF TOTAL ACCRUAL, DAN LEVERAGE TERHADAP AUDIT DELAY DENGAN UKURAN
PERUSAHAAN SEBAGAI VARIABEL MODERASI SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat - Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh : Ibrahim Esandika NIM:1112082000013
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
(2)
ii
PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT EFFORT, ABSOLUTE LEVEL OF TOTAL ACCRUAL, DAN LEVERAGE TERHADAP AUDIT DELAY DENGAN UKURAN
PERUSAHAAN SEBAGAI VARIABEL MODERASI SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat - Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh : Ibrahim Esandika NIM:1112082000013
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
(3)
iii
PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT EFFORT, ABSOLUTE LEVEL OF TOTAL ACCRUAL DAN LEVERAGE TERHADAP AUDIT DELAY DENGAN UKURAN
PERUSAHAAN SEBAGAI VARIABEL MODERASI
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh: Ibrahim Esandika NIM: 1112082000013
Di Bawah Bimbingan Pembimbing
Yulianti, SE.,M.Si. NIP.19820318 201101 2 011
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
(4)
iv
Pengaruh Sistem Pengendalian Internal, Audit Effort,Absolute Leve of Total Accrual, dan Leverage
terhadap Audit Delay dengan Ukuran Perusahaan Sebagai Variabel Moderasi
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini selasa 9 agustus 2016 telah dilaksanakan ujian komprehensif atas mahasiswa/i:
1. Nama : Ibrahim Esandika 2. NIM : 1112082000013 3. Jurusan : Akuntansi 4. Judul Skripsi :
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka dipastikan bahwa mahasiswa/i tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke tahap ujian skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperole h gelar sarjana ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Syarif Hidayattullah Jakarta.
Jakarta, 9 Agustus 2016
1. Fitri Yani Jalil, SE., M.Sc.
NIP: -
2. Husnul Khotimah,SE.,MS.AK
NIP: - (____________) Penguji 2
(5)
v
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini Kamis, 20 Oktober 2016 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa/i:
1. Nama : Ibrahim Esandika 2. NIM : 1112082000013 3. Jurusan : Akuntansi
4. Judul Skripsi : Pengaruh Sistem Pengendalian Interna, Audit Efforrt, Absolute Level of Total Accrual, dan Leverage Terhadap
Audit Delay Dengan Ukuran Perusahaan Sebagai Variabel Moderasi.
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses Ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa / i tersebut di atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 20 Oktober 2016
1. Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA (_________________) NIP: 19760924 200604 2 002 Ketua
2. Yulianti, SE., M.Si (_________________) NIP: 19820318 201101 2 011 Sekretaris
3. Reskino, SE., M.Si., Ak., CA (_________________) NIP: 19740928 200801 2 004 Penguji Ahli
4. Yulianti, SE., M.Si (__________________) NIP: 19820318 201101 2 011 Pembimbing I
(6)
vi
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Ibrahim Esandika NIM : : 1112082000013 Jurusan : Akuntansi
Fakultas : Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggungjawabkan
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa izin pemilik karya
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggungjawab atas karya ini
Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, September 2016 Yang Menyatakan,
(7)
vii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Ibrahim Esandika 2. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 16 Maret 1995
3. Alamat : Jl. Kalimulya, RT 01 RW 03, Depok, Cilodong
4. Telepon : 087885365845
5. Email : [email protected]
II. PENDIDIKAN
1. SD Islam Amarlilis Tahun 2000-2006
2. SMP Bintara Tahun 2006-2009
3. SMA Bintara Tahun 2009-2012
4. S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012-2017
III. PENGALAMAN ORGANISASI 1. Anggota Rohis SMA Bintara
IV. LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah : Djoko Wiyono 2. Ibu : Wawaimuli Arozal
(8)
viii
(9)
ix
THE INFLUENCE OF INTERNAL CONTROL SYSTEM, AUDIT EFFORT, ABSOLUTE LEVEL OF TOTAL ACCRUAL, AND LEVERAGE ON AUDIT DELAY WITH COMPANY SIZE AS
MODERATING VARIABLE ABSTRACT
The purpose of this research was found evidences regarding the influence of internal control system, audit effort, absolute level of total accrual and leverage on audit delay. This also examined whether the company size can make strong or weak the influence of internal control system, audit effort, absolute level of total accrual and leverage on audit delay.
The sample of this research used manufacture industry which listed in Indonesia Stock Exchange during 2013-2015 period. The number of manufacture industries were consisted of 137 companies with 3 years observation. This research based on purposive sampling method. The total of research samples are 147 financial statements. Hypothesis in this research are tested by multiple regression analysis and MRA (Moderated Regression Analysis).
The results of this research indicated that internal control system, absolute level of total accrual and leverage did not give influence to audit delay. Audit effort give influence to audit delay. This research did not found envidence that interaction between internal control system and company size gave influence to audit delay as well as the interaction between absolute level of total accrual and company size did not give influence to audit delay, and the interaction between leverage and company size did not give influence to audit delay. This reasearch did found envidence that interaction between audit effort and company size gave influence to audit delay.
Keyword: Internal Control System, Audit effort, Absolute Level of Total Accrual, Leverage, Audit Delay, Company Size
(10)
x
PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT EFFORT, ABSOLUTE LEVEL OF TOTAL ACCRUAL DAN LEVERAGE TERHADAP AUDIT DELAY DENGAN UKURAN
PERUSAHAAN SEBAGAI VARIABEL MODERASI ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti mengenai pengaruh sistem pengendalian internal, audit effort, absolute level of total accrual dan leverage
terhadap audit delay. Penelitian ini juga menguji apakah ukuran perusahaan dapat memperkuat atau memperlemah pengaruh sistem pengendalian internal, audit effort, absolute level of total accrual dan leverage terhadap audit delay.
Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2013-2015. Jumlah perusahaan manufakt ur yang dijadikan sampel penelitian adalah 137 perusahaan dengan pengamatan selama 3 tahun. Penelitian ini berdasarkan purposive sampling. Total sampel penelitian ini adalah 147 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelit ia n ini menggunakan teknik analisis regresi berganda dan MRA (Moderated Regression Analysis).
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sistem pengendalian interna l,
absolute level of total accrual dan leverage tidak berpengaruh terhadap audit delay.
Audit effort berpengaruh terhadap audit delay. Penelitian ini tidak menemuka n bukti bahwa interaksi antara sistem pengendalian internal dengan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap audit delay sama halnya dengan interaksi antara
absolute level of total accrual dengan ukuran perusahaan terhadap audit delay, dan interaksi antara leverage dengan ukuran perusahaan terhadap audit delay. Penelit ia n ini menemukan bukti mengenai interaksi antara audit effort dengan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap audit delay.
Kata kunci : sistem pengendalian internal, audit effort, absolute level of total Accrual, leverage,audit delay, ukuran perusahaan
(11)
xi
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul “Pengaruh Sistem Pengendalian Internal , Audit Effort, Absolute Level Of Total Accrual dan Leverage terhadap Audit Delay dengan Ukuran Perusahaan sebagai Variabel Moderasi” dengan lancar. Shalwat serta salam senantiasa tercurah kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, teladan bagi setiap manusia di bumi Allah.
Skripsi ini merupakan tugas yang diselesaikan sebagai syarat guna meraih gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah membantu tersusunnya skripsi ini terutama kepada:
1. Kedua orang tua (Mami dan Bapak) yang selalu mendukung penulis dalam hal pendidikan.
2. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Yessy Fitri, SE., M.Si., Ak., CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., MM., Ak., CA selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Ibu Yulianti, SE., M.Si selaku dosen pembimbing yang bersedia meluangka n waktu, serta dengan sabar memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penulisan skrispsi ini.
6. Seluruh staf pengajar dan karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah banyak memberikan bantuan kepada penulis.
7. Teman-teman Forum Komunikasi Akuntansi (Forkast) 2012 yang banyak memberikan pelajaran berharga terhadap penulis.
(12)
xii
8. Teman-teman KKN Bebas yang telah bersamasama melewati sebulan KKN penuh kebersamaan.
9. Teman-teman sahabat selama di kampus. Terima kasih atas setiap waktu terbaik yang pernah kita lewati. Semoga Allah memberikan satu jalan kepada kita, jalan kesuksesan.
Akhir kata, penulis sadar bahwa skripsi ini masih perlu banyak saran dan masukan yang membangun dari para pembaca. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membaca.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Depok, September 2016
(13)
xiii
DAFTAR ISI COVER
COVER DALAM ... ii
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI... iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ... iv
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI...v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KAR YA ILMIAH ... vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP... viii
ABSTRACT ... ix
ABSTRAK...x
KATA PENGAN TAR ... xii
DAFTAR ISI ... xiiii
DAFTAR TABEL... xvi
DAFTAR GAMBAR ... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ... xviii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Perumusan Masalah ... 11
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 14
A. Teori yang berkenaan dengan variabel yag diambil ... 14
1. Teori Agensi (Agency Theory) ... 14
2. Teori Sinyal (Signalling Theory) ... 15
3. Audit Delay ... 16
4. Sistem Pengendalian Internal... 17
5. Audit Effort... 20
6. Absolute Level of Total Accrual... 21
7. Leverage... 23
8. Ukuran Perusahaan ... 24
(14)
xiv
C. Kerangka Pemikiran ... 30
D. Perumusan Hipotesis... 31
1. Pengaruh Sistem Pengendalian Internal terhadap Audit Delay... 31
2. Pengaruh Audit Effort terhadap Audit Delay ... 31
3. Pengaruh absolute level of total accrual terhadap audit delay ... 32
4. Pengaruh leverage terhadap audit delay ... 33
5. Pengaruh Sistem Pengendalian Internal dengan Audit Delay dengan Ukuran Perusahaan sebagi Moderasi ... 34
6. Pengaruh Audit Effort terhadap Audit Delay dengan Ukuran Perusahaan sebagai Moderasi... 35
7. Pengaruh Absolute Level of Total Accrual terhadap Audit Delay dengan Ukuran Perusahaan sebagai Moderasi... 36
8. Pengaruh Leverage terhadap Audit Delay dengan Ukuran Perusahaan sebagai Moderasi... 37
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 39
A. Ruang Lingkup Penelitian... 39
B. Metode Penentuan Sampel... 39
C. Metode Pengumpulan Data ... 40
D. Metode Analisis Data... 41
1. Analisis Statistik Deskriptif ... 41
2. Uji Asumsi Klasik ... 41
3. Koefisien Determinasi (Adj R2) ... 44
4. Uji Hipotesis ... 44
5. Moderated Regression Analysis (MRA)... 45
E. Operasionalisasi Variabel Penelitian ... 47
1. Variabel Bebas ... 47
2. Variabel Terikat ... 49
3. Variabel Pemoderasi ... 50
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 54
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ... 54
(15)
xv
1. Hasil Uji Asumsi Klasik ... 55
2. Hasil Statistik Deskriptif ... 62
3. Hasil Koefisien Determinasi (R2) ... 64
4. Hasil Uji Hipotesis ... 65
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 77
A. Kesimpulan ... 77
B. Saran... 78
DAFTAR PUSTAKA ... 79
(16)
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. 1 Jumlah Perusahaan Terdaftar di BEI yang terlambat Menyampaikan
Laporan Keuangan Periode 2010-2014...4
Tabel 2.1 Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu...26
Tabel 3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel...51
Tabel 4.1 Rincian Perolehan Sampel Penelitian...54
Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas: Kolmogorov Smirnov dengan 312 Sampel...56
Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas dengan Uji Kolmogorov Smirnov...57
Tabel 4.4 Hasil Uji Multikoloniaritas dengan Uji VIF...59
Tabel 4.5 Hasil Uji Heteroskesdasitas dengan Uji Glejser...60
Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi:Run Test...62
Tabel 4.7 Statatistik Deskriptif...63
Tabel 4.8 Hasil Koefisien Determinasi...65
(17)
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Skema Kerangka Pemikiran...30
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas dengan grafik Histogram...58
Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas dengan P-Plot...58
(18)
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Perusahaan Maufaktur yang Menjadi Sampel...84 Lampiran 2 Hasil Perhitungan...86 Lampiran 3 Hasil Output SPSS...100
(19)
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Laporan keuangan merupakan sarana utama yang digunakan oleh perusahaan untuk menyampaikan informasi keuangan perusahaan kepada pihak luar. Menurut Baridwan (2004: 17), laporan keuangan adalah ringkasan proses pencatatan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama satu tahun buku yang bersangkutan.
Tujuan laporan keuangan adalah sebagai media bagi perusahaan untuk mengkomunikasikan berbagai informasi dan pengukuran secara ekonomis mengenai kinerja keuangan perusahaan, perubahan posisi keuangan, arus kas serta sumber daya yang dimiliki perusahaan kepada berbagai pihak yang mempunyai kepentingan terhadap informasi tersebut. Laporan keuangan sebaiknya dibuat dan dipublikasikan sesegera mungkin agar tidak mempengaruhi kapasitasnya dalam mempengaruhi pengambilan keputusan para pemakainya. Perusahaan diharapkan untuk tidak menunda penyajia n laporan keuangan yang dapat menyebabkan manfaat informas i disajikan menjadi berkurang (Sa’adah, 2013).
Ketepatan waktu penyajian laporan keuangan dan laporan audit
(timeliness) merupakan syarat utama bagi peningkatan harga pasar saham perusahaan-perusahaan go public. Timeliness adalah karakteristik yang penting dalam sistem informasi akuntansi, karena ketepatan waktu penyampaia n laporan mengacu pada informasi yang lebih berguna untuk pengambilan
(20)
2 keputusan. Audit delay dapat mempengaruhi ketepatan waktu informas i laporan keuangan dikeluarkan (Asthon, 1987). Maka dari itu audit delay
merupakan determinan yang penting dalam penelitian yang berhubunga n dengan ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan atau timeliness
(Givoly dan Palmon, 1982). Ketepatan waktu penyampaian laporan keuagan merupakan bagaian terpenting dalam fungsi dari capital market, selain itu dapat mengurangi asimetri informasi dan mempertajam pengambilan keputusan yang lebih efektif.
Menurut Givoly dan Palmon (1982) Informasi yang diperlukan oleh pihak-pihak yang berkepentingan dapat bermanfaat bilamana disajikan secara akurat dan tepat pada saat dibutuhkan oleh pemakai laporan keuangan, namun informasi tidak lagi bermanfaat bila tidak disajikan secara akurat dan tepat waktu. Nilai dari ketepatan waktu pelaporan keuangan merupakan faktor penting bagi kemanfaatan laporan keuangan tersebut. Regulator memanda ng Perlu menentukan suatu regulasi yang mengatur batas waktu penerbitan laporan keuangan yang harus dipenuhi oleh setiap emiten (Wirakusuma, 2004).
Sebagai bentuk pertanggungjawaban terhadap masyarakat, khususnya investor dan calon investor perusahaan yang terdaftar di BEI wajib menerbitka n laporan leuangan pada setiap akhir periode akuntansi. Proses audit yang dilakukan untuk perusahaan - perusahaan yang go public tidaklah mudah, karena dibutuhkan waktu yang lama, sehingga menyebabkan pengumuma n laporan keuangan menjadi tertunda. Dalam pelaksanaannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama. Hal ini
(21)
3 menjadi tanggung jawab yang besar untuk auditor agar bekerja secara lebih profesional sesuai dengan Standar Profesional Akuntan Publik, karena auditor harus memberikan opini atas laporan keuangan tersebut (Mulyadi, 2006).
Semakin cepat informasi laporan keuangan dipublikasikan ke publik, maka informasi tersebut semakin bermanfaat bagi pengambilan keputusan. Dan sebaliknya, jika terdapat penundaan yang tidak semestinya, maka informas i yang dihasilkan akan kehilangan relevansinya dalam hal pengambilan suatu keputusan. Oleh karena itu, informasi harus disampaikan sedini mungkin untuk dapat digunakan untuk membantu dalam pengambilan keputusan-keputus a n ekonomi (Baridwan, 2011). Berkaitan dengan ketepatan waktu publikas i laporan keuangan tersebut, Bursa Efek Indonesia (BEI) mewajibka n perusahaan-perusahaan yang terdaftar untuk menyerahkan laporan keuangan tahunan yang telah diaudit oleh akuntan publik dalam waktu selambat -lambatnya pada akhir bulan ketiga (90 hari) setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Hal tersebut berdasarkan Peraturan Bapepam Nomor X.K.2, Lampira n Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor KEP-346/BL/2011 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan Berkala Emiten dan Perusahaan Publik.
Lamanya waktu penyelesaian audit yang diukur dari tanggal penutupan tahun buku hingga tanggal diterbitkannya laporan audit disebut sebagai audit
delay (Lawrence dan Bryan, 1998). BAPEPAM mengenakan sanksi
keterlambatan kepada emiten yang terlambat menyampaikan laporan hasil audit berupa denda sebesar Rp 1.000.000 per hari dihitung sejak tanggal jatuh tempo
(22)
4 yaitu pada akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Denda maksimal yang dikenakan untuk emiten yang terlambat menyampaikan laporan hasil audit adalah Rp 500.000.000, ketentuan ini diatur sesuai dengan UU R.I No.8/1995 Bab XIV pasal 102 dan diperjelas dalam PP.No.45/1995 Bab XII pasal 63. Namun pada kenyataannya, banyak emiten yang terdaftar di BEI tidak mampu tepat waktu dalam publikasi laporan keuangannya.
Tabel 1. 1 Jumlah Perusahaan Terdaftar di BEI yang terlambat Menyampaikan Laporan Keuangan Periode 2010-2014
Tahun Jumlah perusahaan Persentase
2010 100 -
2011 92 8 % (menurun)
2012 126 36,96 % (meningkat)
2013 162 28,57 %(meningkat)
2014 143 11,73 % (menurun)
Sumber : BEI (2015)
Tabel 1.1 menunjukkan jumlah perusahaan yang terdaftar di BEI yang terlambat menyampaikan laporan keuangan pada tahun 2010 berjumlah 100 perusahaan. Pada tahun 2011 terjadi penurunan menjadi 92 perusahaan (turun sebanyak 8 persen). Selanjutnya pada tahun 2012 perusahaan yang terlambat menyampaikan laporan keuangan meningkat kembali menjadi 126 perusahaan (naik sebanyak 36,96 persen). Pada tahun 2013 meningkat lagi menjadi 162 (naik sebanyak 28,57 persen). Terakhir, pada tahun 2014 menurun menjadi 143 (turun sebanyak 11,73 persen). Hal ini dikarenakan adanya berbagai faktor yang diduga mempengaruhi penyampaian laporan keuangan pada suatu perusahaan.
Untuk mendapatkan laporan akuntan alam rangka audit atas laporan keuangan, diperlukan proses audit dengan jangka waktu yang berakibat adanya
(23)
5
audit delay. Lamanya proses penyelesaian audit ini dapat mempengar uhi ketepatan waktu perusahaan dalam mempublikasikan laporan keuangan kepada masyarakat umum dan kepada BAPEPAM. Rentan waktu penyelesaia n pelaksanaan audit atas laporan keuangan tahunan, diukur berdasarkan lamanya hari yang dibutuhkan untuk memperoleh laporan auditor independen atas audit laporan keuangan tahunan perusahaan. Lamanya waktu penyelesaian audit dihitung mulai dari tanggal penutupan tahun buku sampai dengan tangga l diterbitkannya laporan audit disebut audit delay (Dyer & McHugh, 1975).
Menurut Lawrence dan Bryan (1998) mendefinisikan audit delay adalah lamanya hari yang dibutuhkan auditor untuk menyelesaikan pekerjaan audit yang diukur dari tanggal penutupan tahun buku hingga tanggal diterbitkannya laporan audit. Sedangkan Menurut Ashton et al. (1987) audit delay adalah lamanya waktu penyelesaian audit dari akhir tahun fiskal perusahaan sampai tanggal laporan audit dikeluarkan.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi audit delay. Dalam
penelitian Sa’adah (2013) salah satu faktor yang mempengaruhi audit delay
adalah sistem pengendalian internal. Sistem pengendalian internal adalah prosedur yang dirancang untuk memberikan kepastian yang layak mengena i pencapaian tujuan manajemen yang terdiri atas reliabilitas pelaporan keuangan, efektivitas dan efisiensi operasi, dan ketaatan pada ketentuan hukum dan peraturan (Arens, 2015). UU Sarbanes- Oxley Section 404, auditor diharuska n untuk memberikan atestasi mengenai efektivitas pengendalian internal atas pelaporan keuangan. Atestasi merupakan jasa assurance dimana KAP
(24)
6 mengeluarkan laporan tentang reliabilitas suatu asersi yang disiapkan pihak lain. Atestasi berupa audit atas laporan keuangan dan atestasi mengena i pengendalian internal atas pelaporan keuangan. Atestasi menghasilk a n pendapat opini yang dikeluarkan auditor atas efektivitas pengendalian interna l. Efektivitas pengendalian internal dapat dilihat dari opini audit yang diterima oleh perusahaan. Perusahaan yang pengendalian internalnya efektif menerima opini wajar tanpa pengecualian dan perusahaan pengendalian internalnya kurang efektif menerima opini selain wajar tanpa pengecualian.
Perusahaan yang memiliki sistem pengendalian internal yang baik dapat mengurangi kesalahan dalam menyajikan laporan keuangan perusahaan, sehingga memudahkan auditor dalam melakukan pengauditan laporan keuangan. Lemahnya pengendalian internal memberikan dampak audit delay
yang semakin lama karena auditor membutuhkan sejumlah waktu untuk mencari bahan bukti yang lengkap dan kompleks untuk mendukung opininya (Sa’adah, 2013).
Semakin banyak hari yang dihabiskan oleh seorang auditor menamba h panjang rentan waktu penyampaian laporan hasil audit yang berujung pada
audit delay. Beberapa faktor yang terindikasi menambah panjang hari yang dihabiskan auditor dalam mengaudit sustu entitas, diantaranya adalah audit effort. Menurut penelitian Vuko dan Marko (2014) audit effort diartikan sebagai lamanya waktu yang diperlukan tim audit dalam menyelesaikan pekerjaanya. Lamanya waktu tersebut banyak dipengaruhi oleh perencanaan audit yang direncanakan pada awal kesepakatan ikatan kerja oleh klien. Semakin besar
(25)
7 suatu perusahaan maka semakin rumit dan panjang waktu yang dibutuhkan oleh seorang audit dalam menyelesaikan tugasnya dengan kata lain ukuran perusahaan menentukan seberapa besar audit effort yang akan dihasilk a n
(O’Keefe et al., 1994; Palmrose, 1989).
Salah satu pertimbangan dalam tugas audit oleh auditor dalam mengaudit suatu entitas adalah risiko audit yang akan dihadapi selama proses pelaksanaan audit berlangsung. Variabel yang cocok untuk mengukur resiko audit adalah Absolute Level of Total Accrual (Vuko dan Marko, 2014). Total akrual mencerminkan resiko audit yang terdapat pada suatu entitas atau perusahaan .Argumentasi yang muncul dalam penelitan Francis dan Krishnan (1999) mengatakan bahwa semakin besar total akrual yang ada maka ancaman yang tidak menentu mengenai resiko audit akan semakin besar. Total akrual dapat dihasil dari selisih dari net income dengan operating cash flow lalu hasil dari pengurangan tersebut dibagi oleh total aset yang ada, maka Absolute Level of Total Accrual akan didapat. Semakin besar ukuran perusahaan maka semakin besar aset yang dimiliki dan semakin besar pula total akrual yang akan dihasilkan. Aset yang dimaksud adalah aset yang tidak terdeteksi yang dimilik i oleh entitas. Besarnya total akrual yang dimiliki perusahaan berpengaruh terhadap banyaknya aset yang tidak terdeteksi tersebut dan menimbulk a n masalah going concern (Vuko dan Marko, 2014).
Penelitian yang dilakukan Carslaw dan Kaplan (1991); Bamber et al. (1993) mengemukakan bahwa leverage berpengaruh terhadap audit delay.
(26)
8 dalam memenuhi liabilitasnya. Terdapat beberapa cara untuk menghitung rasio
leverage, dalam penelitian ini peneliti menggunakan total debt to assets sebagai acuan dalam menghitung rasio leverage karena terdapat hubungan antara kondisi keuangan perusahaan dengan tindakan manajemen. Manajer cenderung menggunakan manajemen laba dalam mengatasi kondisi keuangan perusahaan yang memburuk. Hal dapat menambah rentan waktu yang ada dalam audit delay
(Jörg-Markus Hitz et al., 2013).
Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, menunjukkan hasil yang tidak konsisten antara faktor-faktor yang berpengaruh terhadap audit delay. Oleh karena itu, diduga ada variabel yang memoderas i pengaruh faktor- faktor tersebut terhadap audit delay. Menurut Sembiring (2012), ukuran perusahaan diduga moderasi karena besar kecilnya ukuran perusahaan sangat mempengaruhi keputusan manajemen dalam menjalank a n kegiatan operasionalnya, sehingga perusahaan bisa menentukan tingkat seberapa mudah perusahaan memperoleh dana dari pasar modal. Perusahaan yang mempunyai aset lebih besar cenderung lebih bebas melakukan kebijakan apapun. Besar kecilnya ukuran perusahaan juga dipengaruhi oleh kompleksita s operasional, variabilitas, dan intensitas transaksi perusahaan tersebut yang tentunya akan berpengaruh terhadap kecepatan dalam menyajikan laporan keuangan kepada publik. Ukuran perusahaan mencerminkan perusahaan tersebut agar dapat berkompetisi dengan pesaingnya karena memiliki aktiva atau aset yang lebih besar. Di samping itu, ukuran perusahaan juga berpengaruh terhadap alokasi dana yang lebih besar untuk membayar biaya audit (audit fee),
(27)
9 sehingga perusahaan yang memiliki ukuran perusahaan yang lebih besar cenderung memiliki audit delay yang lebih pendek bila dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki ukuran perusahaan yang lebih kecil.
Menurut Dyer dan McHugh (1975) mengenai ukuran perusahaan, perusahaan besar lebih konsisten untuk tepat waktu dibandingkan perusahaan kecil dalam menginformasikan laporan keuangannya. Pengaruh ini ditunjukk a n dengan semakin besar nilai aktiva perusahaan maka semakin pendek audit delay
dan sebaliknya. Perusahaan besar diduga akan menyelesaikan proses auditnya lebih cepat dibandingkan dengan perusahaan kecil. Hal ini disebabkan karena manajemen perusahaan berskala besar cenderung diberikan insentif untuk mengurangi audit delay dikarenakan perusahaan- perusahaan tersebut dimonito r secara ketat oleh investor dan pemerintah.
Pada penelitian Ashton et al. (1987) dan Pourali, et al. (2013), Khalatbari, et al. (2013) menunjukkan hasil bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap audit delay. Sementara itu menurut hasil penelit ia n Lianto dan Budi (2010) yang menemukan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap audit delay. Dengan hasil tersebut dapat dijelaskan bahwa, semakin besar ukuran perusahaan berarti memiliki waktu tunda audit yang sangat pendek atau dapat dikatakan memiliki tingkat ketepatan waktu yang tinggi dalam menyampaikan laporan keuangan kepada publik.
Dalam penelitian Putra dan I Made (2016) menggunakan variabel ukuran perusahaan sebagai variabel moderasi dengan opini auditor,
(28)
10 profitabilitas, dan debt equity to ratio sebagi variabel independen untuk menguji pengaruh terhadap audit delay menunjukan hasil bahwa ukuran perusahaan memederasi pengaruh opini auditor tetapi tidak memoderas i profitabilitas dan debt equity to ratio. Sedangkan dalam penelitian Made dan Gede (2016) menunjukan hasil bahwa ukuran perusahaan tidak mampu memoderasi pengaruh opini auditor terhadap audit delay.
Penelitian ini merupakan penelitian replikasi dari penelitian oleh Vuko dan Marko (2014) dengan tujuan untuk mempertegas hasil dari penelit ia n sebelumnya dengan rancangan yang berbeda. Perbedaan yang signifik a n terhadap penelitian sebelumnya terdapat pada komposisi variabel. Pada penelitian ini menggabungkan beberapa unsur dari variabel penelitian lain. Variabel company size atau ukuran perusahaan yang sebelumnya merupakan variabel independen menjadi variabel moderasi. Variabel moderasi ini juga digunakan dalam peneletian milik Putra dan I Made (2016), dan Miradhi dan Gede (2016), selain itu terdapat variabel sistem pengendalian internal sebagai
variabel indenpenden yang diambil dari penelitian milik Sa’adah (2013).
Berdasarkan latar belakang dan hasil dari penelitian sebelumnya yang menunjukan hasil yang berbeda sehingga menarik untuk membuat penelit ia n yang sama dengan data yang berbeda dan penambahan variabel moderasi. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti melakukan penelitian yang berjudul
“Pengaruh Sistem Pengendalian Internal, Audit Effort, Absolute Level of Total Accrual, dan Leverage terhadap Audit Delay dengan Ukuran Perusahaan sebagai Variabel Moderasi”
(29)
11 B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan permasalahan yang hendak diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah sistem pengendalian internal berpengaruh terhadap audit delay ? 2. Apakah audit effort berpengaruh terhadap audit delay ?
3. Apakah absolute level of total accrual berpengaruh terhadap audit delay ? 4. Apakah leverage berpengaruh terhadap audit delay ?
5. Apakah ukuran perusahaan perusahaan memoderasi pengaruh sistem pengendalian internal terhadap audit delay ?
6. Apakah ukuran perusahaan memoderasi pengaruh audit effort terhadap
audit delay ?
7. Apakah ukuran perushaan memoderasi pengaruh abslute level of total accrual terhadap audit delay ?
8. Apakah ukuran perusahaan memoderasi pengaruh leverage terhadap audit delay ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan penelitian
Berdasarkan perumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk hal-hal sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui pengaruh sistem pengendalian internal terhadap
audit delay
(30)
12 c. Untuk mengetahui pengaruh absolute level of total accrual terhadap
audit delay
d. Untuk mengetahui pengaruh leverage terhadap audit delay
e. Untuk mengetahui moderasi ukuran perusahaan terhadap pengaruh sistem pengendalian internal terhadap audit delay
f. Untuk mengetahui moderasi ukuran perusahaan terhadap pengaruh
audit effort terhadap audit delay
g. Untuk mengetahui moderasi ukuran perusahaan terhadap pengaruh
absolute level of total accrual terhadap audit delay
h. Untuk mengetahui moderasi ukuran perusahaan terhadap pengaruh leverage terhadap audit delay
2. Manfaat Penelitian a. Kontribusi Teoritis
1) Memberikan pengetahuan tambahan secara lebih mendalam tentang ilmu pengauditan, secara khusus terkait wawasan tentang audit delay.
2) Mahasiswa Jurusan Akuntansi, penelitian ini bermanfaat sebagai bahan referensi penelitian selanjutnya.
b. Kontribusi Praktis
1) Memberikan informasi kepada perusahaan untuk melihat fenomena
audit delay di dalam sebuah unit perusahaan.
2) Memicu perusahaan untuk lebih mengendalikan faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay sehingga dapat menyajikan laporan
(31)
13 keuangan secara tepat waktu karena perusahaan keuangan cenderung lebih ketat diawasi oleh para investor dan institusi lain.
(32)
14 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A. Teori yang berkenaan dengan variabel yag diambil
1. Teori Agensi (Agency Theory)
Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa hubungan keagenan adalah sebuah kontrak antara manajer (agent) dengan pemegang saham (principal). Hubungan keagenan tersebut terkadang menimbulkan masalah antara manajer dan pemegang saham. Konflik yang terjadi karena manusia adalah makhluk ekonomi yang mempunyai sifat dasar mementingk a n kepentingan diri sendiri. Pemegang saham dan manajer memiliki tujuan yang berbeda dan masing- masing menginginkan tujuan mereka terpenuhi, akibat yang terjadi adalah munculnya konflik kepentingan. Pemegang saham menginginkan pengembalian yang lebih besar dan secepat–cepatnya atas investasi yang mereka tanamkan sedangkan manajer mengingink a n kepentingannya diakomodasi dengan pemberian kompensasi atau insentif yang sebesar-besarnya atas kinerjanya dalam menjalankan perusahaan.
Dengan demikian terdapat dua kepentingan yang berbeda di dalam perusahaan untuk mencapai tingkat kemakmuran yang dikehendaki. Inti dari teori keagenan adalah pembuatan kontrak yang tepat untuk menyelarask a n kepentingan prinsipal dan agen dalam hal terjadi konflik kepentingan.
(33)
15 Dalam audit delay dimana terdapat rentang waktu antara pelaporan dan tanggal opini auditor sangat mempengaruhi keputusan baik itu principal
maupun agent, karena pada dasarnya laporan keuangan yang sudah di audit oleh auditor eksternal memilki pengaruh terhadap pengambilan keputusan ekonomi. Teori agensi menjadi tolak ukur bagaimana manajer dengan pemilik saham bersikap dalam mengambil keputusan.
2. Teori Sinyal (Signalling Theory)
Teori sinyal menyatakan bahwa adanya kandungan informasi pada pengumuman suatu informasi yang dapat menjadi sinyal bagi investor dan pihak potensial lainnya dalam mengambil keputusan ekonomi. Suatu pengumuman dikatakan mengandung informasi apabila dapat memicu reaksi pasar, yaitu dapat berupa perubahan harga saham atau abnormal return. Apabila pengumuman tersebut memberikan dampak positif berupa kenaikan harga saham, maka pengumuman tersebut merupakan sinyal positif. Namun jika pengumuman tersebut memberikan dampak negatif, maka pengumuma n tersebut merupakan sinyal negatif. Berdasarkan teori ini maka pengumuma n laporan keuangan atau laporan audit merupakan informasi yang penting dan dapat mempengaruhi dalam proses pengambilan keputusan (Scott, 2010).
Manfaat utama teori ini adalah akurasi dan ketepatan waktu penyajia n laporan keuangan ke publik adalah sinyal dari perusahaan akan adanya informasi yang bermanfaat dalam kebutuhan untuk pengambilan keputusan dari investor. Semakin penjang audit delay menyebabkan ketidakpastian pergerakan
(34)
16 harga saham (Wiwik, 2006). Investor dapat mengartikan lamanya audit delay
disebabkan perusahaan memiliki informasi atau berita yang buruk yang dianggap sebagai sinyal negatif karena tidak segera mempublikasikan laporan keuangannya, yang akan berakibat pada penurunan harga saham perusahaan.
3. Audit Delay
Menurut Ashton et al. (1987) Audit delay diartikan sebagai rentang waktu antara tanggal pelaporan (fiskal akhir tahun) dan tanggal opini auditor. Ini merupakan ukuran kuantitatif waktu dan sumber daya yang dihabiska n untuk proses audit. Namun, kualitas indikatif audit delay untuk tujuan ini terbatas. Pertama, pengukuran audit delay menyiratkan upaya audit yang relatif invarian per hari (Ruhnke dan Au, 1998).
Sedangkan Menurut Dyer & McHugh (1975) definisi audit delay atau audit report lag adalah sebagai berikut:
“Auditors’ report lag is the open interval of number of days from the year
end to the date recorded as the opinion signature date in the auditor’s report”.
Artinya audit delay atau audit report lag adalah suatu interval hari dari akhir tahun sampai tanggal penyampaian data penandatangana n opini
Menurut Knechel dan Payne (2001) audit delay atau audit reporting lag
dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
a. Scheduling lag, yaitu selisih waktu antara tahun penutupan buku perusahaan dengan dimulainya pekerjaan lapangan auditor.
(35)
17 b. Fieldwork lag, yaitu selisih waktu antara dimulainya pekerjaan
lapangan dan saat penyelesaiannya.
c. Reporting lag, yaitu selisih waktu antara saat penyelesaian pekerjaan lapangan dengan tanggal laporan auditor.
Menurut Halim (2000) audit delay didefinisikan sebagai lamanya waktu penyelesaian audit yang diukur dari tanggal penutupan tahun buku hingga tanggal diterbitkannya laporan audit. Senada dengan pernyataan Halim, Aryati (2005) menyebutkan audit delay sebagai rentang waktu penyelesaian laporan audit laporan keuangan tahunan, diukur berdasarkan lamanya hari yang dibutuhkan untuk memperoleh laporan keuangan auditor independen atas audit laporan keuangan perusahaan sejak tanggal tutup buku perusahaan, yaitu per 31 Desember sampai tanggal yang tertera pada laporan auditor independen.
Berdasarkan berbagai definisi diatas, pengertian audit delay atau audit report lag adalah suatu interval atau rentan waktu hari dari tanggal dimana perusahaan melakukan penutupan tahun buku sampai diterbitkanya laporan audit oleh auditor.
4. Sistem Pengendalian Internal
Menurut Arens & Mark S. Beaslev (2015) sistem pengendalian interna l terdiri atas kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk memberika n manajemen kepastian yang layak bahwa perusahaan telah mencapai tujuan dan sasarannya. Tujuan tersebut terdiri atas: Reliabilitas pelaporan keuangan, Efisiensi dan efektifitas operasi, Ketaatan pada hukum dan peraturan.
(36)
18 Lima elemen pengendalian internal COSO menurut Arens (2015) : a. Lingkungan pengedalian
Lingkungan pengendalian terdiri atas tindakan, kebijakan, dan prosedur yang mencerminkan sikap manajemen puncak, para direktur, dan pemilik entitas secara keseluruhan. Subelemen yang harus dipertimbangkan auditor untuk memahami dan menilai lingkunga n pengendalian:
1. Intregitas dan nilai-nilai etis 2. Komitmen dan kompetensi
3. Partisipasi dewan komisaris atau komite audit 4. Filosofi dan gaya operasi manajemen
5. Kebijakan dan praktik gaya kepemimpinan manusia b. Penilaian risiko
Penilaian risiko atas pelaporan keuangan adalah tindakan yang dilakukan manajemen untuk mengidentifikasi dan menganalisis risiko -risiko yang relavan dengan laporan keuangan yang sesuai dengan GAAP.
c. Aktivitas pengendalian
Kebijakan dan prosedur, selain yang termasuk dalam komponen lingkungan pengendalian, penilaian risiko, informasi dan komunikas i, dan pemantauan, yang membantu memastikan bahwa tindakan yang
(37)
19 diperlukan telah diambil untuk menangani risiko guna mencapai tujuan entitas. Lima jenis aktivitas pengendalian:
1. Pemisahan tugas yang memadai
2. Otorisasi yang tepat atas transaksi dan aktivitas 3. Dokumen yang memadai
4. Pengendalian fisik atas aset dan catatan 5. Pemerikasaan indepen atas kinerja d. Informasi dan komunikasi
Tujuan sistem informasi dan komunikasi akuntansi dari entitas adalah untuk memulai, mencatat, memproses, dan melaporkan transaksi yang dilakukan entitas tersebut serta mempertahankan akuntabilitas aset terkait. Sistem informasi dan komunikasi akuntansi mempunya i beberapa subkompenen, yang biasanya terdiri atas kelas-kelas transaksi seperti penjualan, retur penjualan, penerimaan kas, akuisisi, dan sebagainya.
e. Pemantauan
Penilaian mutu pengendalian internal secara berkelanjutan atau periodik oleh manajemen untuk menentukan bahwa pengendalia n tersebut telah beroperasi seperti yang diharapkan, dan telah dimodifikas i sesuai dengan perubahan kondisi.
Tanggung jawab auditor untuk memahami pengendalian interna l: Standar pekerjaan lapangan yang kedua dari GAAS (Arens, 2015) menyataka n
(38)
20 lingkungannya, termasuk pengendalian internalnya, untuk menilai apakah risiko salah saji yang material dalam laporan keuangan disebabkan oleh kekeliruan atau kecurangan, dan untuk merancang sifat, penetapan waktu, dan
luas prosedur audit lebih lanjut”.
Pemahaman pengendalian yang terutama diperhatikan auditor dalam pengendalian internal (Arens, 2015):
a. Pengedalian atas reliabilitas pelaporan keuangan b. Pengendalian atas kelas-kelas transaksi
UU Sarbanes-Oxley Section 404 (Arens, 2015) menyatakan auditor diharuskan untuk memberikan atestasi mengenai efektivitas pengendalia n internal atas pelaporan keuangan. Atestasi merupakan jasa assurance dimana KAP mengeluarkan laporan tentang reliabilitas suatu asersi yang disiapkan pihak lain. Atestasi berupa audit atas laporan keuangan dan atestasi mengena i pengendalian internal atas pelaporan keuangan. Atestasi menghasilk a n pendapat opini yang dikeluarkan auditor atas efektivitas pengendalian interna l. Efektivitas pengendalian internal dapat dilihat dari opini audit yang diterima oleh perusahaan. Perusahaan yang pengendalian internalnya efektif menerima opini wajar tanpa pengecualian dan perusahaan pengendalian internalnya kurang efektif menerima opini selain wajar tanpa pengecualian.
5. Audit Effort
Berbagai literatur mendefinisikan audit effot sebagai jumlah dari hari yang dihabiskan oleh tim audit (Caramanis dan Lennox, 2008; Palmrose, 1984;
(39)
21 Davidson dan Gist, 1996). Waktu audit mengacu pada jumlah hari yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proses audit keseluruhan, termasuk perencanaan audit, fieldwork dan review. Data penelitian di kebanyakan negara diperoleh dari negaranya masing- masing ataupun di luar negara sesuai dari data apa yang ingin didapat melalui kuisioner yang meliputi proses audit secara keseluruhan. Audit effort dapat didefinisikan sebagai sebagai log of the product
dari jumlah waktu audit lapangan dan ukuran tim audit.
Ada nilai praktis dan akademis penting dalam mengidentifikasi dan mengkonfigurasi risiko utama yang mempengaruhi audit effort untuk mengurangi risiko audit dan meningkatkan efisiensi audit dan efektivita s. Simunic (1980) memandang risiko audit sebagai kerugian pada nilai sekarang kepada pihak ketiga karena laporan keuangan yang diaudit, dan berpendapat bahwa investasi dalam sumber daya audit dapat mengurangi risiko.
Houston et al. (1999) memperluas definisi Simunic (1980) untuk risiko audit, melihatnya sebagai terdiri dari dua bagian: salah saji material yang belum ditemukan dan immaterial (tidak relevan) salah saji. Mereka berpendapat bahwa auditor harus menilai risiko bisnis dan kemudian menentukan audit effort sesuai dengan itu.
6. Absolute Level of Total Accrual
Total akrual adalah selisih antara laba dan arus kas yang berasal dari aktivitas operasi. Total akrual dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu:
(40)
22 Bagian akrual yang memang sewajarnya ada dalam proses penyusuna n laporan keuangan, disebut normalaccruals atau nondiscretionary accruals.
Nondiscretionary accruals merupakan komponen akrual yang terjadi
seiring dengan perubahan dari aktivitas perusahaan. Banyak dari model estimasi akrual nondiskresioner perusahaan dari level akrual masa lalu perusahaan sebelum periode ketika tidak terdapat manajemen laba yang sistematik (Jones, 1991).
b. Discretionary accruals
Bagian akrual yang merupakan manipulasi data akuntansi yang disebut dengan abnormal accruals atau discretionary accruals. Discretionary
accruals merupakan komponen akrual yang berasal dari earnings
management yang dilakukan manajer. Akrual diskresioner tidak bisa
diobservasi lansung dari laporan keuangan, maka hasus diestimasi melalui beberap model. Model tersebut membentuk ekspektasi pada level akrual non diskresioner dan jumlah deviasi yang diobservasi secara aktual, hal ini diasumsikan sebagai akrual nondiskresioner.Sehingga akrual diskresioner didefinisikan sebagai akrual melalui model yang digunakan. Apakah ini proksi yang bagus dan tepat atau tidak untuk manajemen laba atau tidak akan bergantung pada kemampuan model untuk dengan benar memprediks i bagaimana perubahan dan kondisi bisnis mempengaruhi akrual. Menurut Sulistyanto (2008:211)
(41)
23 Variabel total akrual digunakan sebagai indikator pada resiko bawaan audit dikarenakan akrual mempunyai risiko yang tinggi terhadap kesahalan dan memerlukan audit effort yang lebih. Francis dan Krishan (1999) berpendapat bahwa audit dari total akrual yang tinggi pada suatu perusahaan memilik i ancaman yang tidak menentu dibanding audit yang memiliki total akrual yang rendah pada suatu perusahaan karena potensi dari estimasi kesalahan dan kesempatan yang besar dari total akrual yang tinggi di suatu perusahaan yang memiliki realisasi aset yang tidak terdeteksi dan atau akan masalah going concern terkait dengan tingkat yang lebih tinggi dari total akrual ( Vuko dan Marko 2014).
7. Leverage
Menurut Febrianty (2011) rasio leverage merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi liabilitasnya. Apabila perusahaan memiliki rasio
leverage yang tinggi maka resiko kerugian perusahaan tersebut akan bertambah. Oleh sebab itu, untuk memperoleh keyakinan akan laporan keuangan perusahaan maka auditor akan meningkatkan kehati-hatiannya sehingga rentang
audit delay akan lebih panjang. Sedangkan menurut Wirakusuma (2004) Rasio
leverage merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban jangka panjang .
Proporsi debt to assets ratio yang tinggi akan meningkatkan kegagalan perusahaan sehingga auditor akan meningkatkan perhatian bahwa ada kemungkinan laporan keuangan kurang dapat dipercaya. Debt to assets ratio
(42)
24 yang tinggi memberikan sinyal bahwa perusahaan sedang dalam kesulita n keuangan. Biasanya perusahaan akan mengurangi resiko dengan memundurk a n publikasi laporan keuangannya dan mengulur waktu dalam pekerjaan auditnya. Perusahaan dengan kondisi rasio hutang terhadap modal yang tinggi akan terlambat dalam penyampaian laporan keuangan, karena waktu yang ada digunakan untuk menekan debt to total asset ratio serendah-rendahnya (Hassanudin, 2002). variabel ini diukur dengan debt to total assets, dimana pengukurannya dengan membangi total kewajiban dengan total aset.
8. Ukuran Perusahaan
Ukuran Perusahaan dapat diartikan sebagai suatu skala di mana dapat diklasifikasikan besar kecil perusahaan dengan berbagai cara antara lain dinyatakan dalam total aktiva atau aset, nilai pasar saham, dan lain-la i n. Keputusan ketua Bapepam No. Kep. 11/PM/1997 menyebutkan perusahaan kecil dan menengah berdasarkan aktiva (kekayaan) adalah badan hukum yang memiliki total aktiva tidak lebih dari seratus milyar, sedangkan perusahaan besar adalah badan hukum yang total aktivanya diatas seratus milyar.
Aryati dan Maria (2005) dalam penelitiannya menyatakan bahwa ukuran perusahaan yang diukur dengan total aset memiliki pengaruh yang signifikan terhadap audit delay. Pengaruh ini ditunjukkan dengan semakin besar nilai aktiva suatu perusahaan maka semakin pendek audit delay dan sebaliknya. Perusahaan besar diduga akan menyelesaikan proses auditnya lebih cepat dibandingkan perusahaan kecil. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu manajemen perusahaan yang berskala besar cenderung diberikan insentif untuk
(43)
25 mengurangi audit delay dikarenakan perusahaan-perusahaan tersebut dimonito r secara ketat oleh investor, pengawas modal dan pemerintah. Jadi dapat diartikan bahwa, ukuran perusahaan adalah suatu ukuran atau besarnya aset yang diantaranya adalah perolehan laba bersih sesudah pajak, total penjualan, total aset, log size, jumlah pegawai, nilai pasar perusahaan, dan nilai buku perusahaan.
(44)
26 f. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu
Adapun hasil-hasil sebelumnya dari penelitian-penelitian terdahulu mengenai topik yang berkaitan dengan penelitian ini dapat dilihat dalam tabel 2.1.
Tabel 2.1
Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu
No Peneliti(tahun) Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
1. Tina Vuko dan Marko Cular ( 2014)
Finding determinants of audit delay by
pooled OLS
regression analysis
Variabel
Audit Effort, Absolute Level total of- Total Accrual
dan Leverage.
Objek penelitian tidak terdapat Sistem
Pengendalian Internal ,tidak terdapat variabel moderasi dan menggunakan
uji pooled
OLS regression analysis .
profitabilitas yang lebih rendah dan utang yang lebih tinggi meningkatkan audit -report lag, sedangkan keberadaan komite audit memberika n kontribusi untuk laporan keuangan yang tepat waktu dengan memperpendek audit delay.
(45)
27 2. Jörg-Markus
Hitz,Philipp Löw, dan Mara Solka (2013)
Determinants of audit delay in a mandatory IFRS setting Variabel Leverage dengan menggunakan metode regresi.
Tidak ada Variabel
Audit Effort, dan Absolute Level total of Total
Accrual.
Diketahui bahwa faktor yang berhubunga n dengan pasar muncul untuk membentuk durasi audit.
3. Hongbo Zhang (2012)
Accounting
comparability, Audit
Effort, and Audit
Outcomes
Pengaruh Variabel audit effort dengan audit delay.
Tujuan penelitian lebih
berfokus pada
accounting quality-comparability untuk auditor-client relationship.
Comparability berpengaruh positif terhadap
timeliness of audit production, mengurangi audit effort, dan menambah keakurasian opini audit.
4. Shohelma
Sa’adah
(2013)
Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Sistem Pengendalia n Internal terhadap
Audit Delay Pengukuran variabel sistem pengendalian internal dengan menggunakan Variabel ukuran perusahaan dalam
penelitian ini bukan
merupakan
Hasil pengujian secara parsial menunjukk a n bahwa variabel yang- mempengaruhi audit delay adalah ukuran perusahaan dan sistem pengendalian internal
(46)
28 variabel
dummy
variabel moderating 5. Putu Gede
Ovan Subawa Putra dan I Made Pande- Dwiana Putra (2016)
Ukuran Perusahaan sebagai Pemoderasi Pengaruh Opini auditor,Profitabilitas,
dan Debt to Equity
Ratio terhadap Audit Delay Dalam penelitian menggunakan variabel ukuran perusahaan sebagai variabel moderating
Tidak ada Variabel
Audit Effort,
dan Absolute- Level total of Total
Accrual.
opini auditor berpengaruh negatif dan signifik a n terhadap audit delay,profitabilitas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap audit delay, debt to
equity ratio (DER) berpengaruh positif dan
signifikan terhadap audit delay, ukuran perusahaan memoderasi (memperkuat) pengaruh opini auditor terhadap audit delay, ukuran perusahaan tidak memoderasi pengaruh profitabilitas terhadap audit delay, dan ukuran perusahaan tidak memoderasi pengaruh debt to equity ratio (DER) terhadap audit delay.
6. Fitria Ingga Saemargani (2015)
Pengaruh Ukuran Perusahaan, Umur Perusahaan, Provitabilitas,
Solvabilitas, Ukuran KAP, dan Opini Auditor terhadap
Audit Delay
Terdapat variabel ukuran perusahaan dan audit delay
Tidak terdapat variabel moderasi dalam penelitian
Ukuran Perusahaan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Audit Delay pada perusahaan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2013.
(47)
29 7. Made Gede
Miradhi dan Gede Juliarsa (2014)
Ukuran perusahaan sebagai Pemoderasi Pengaruh
Profitabilitas dan Opini Auditor terhadap Audit Delay
Terdapat variabel ukuran perusahaan sebagai variabel moderasi
Tidak ada Variabel
Audit Effort,
dan Absolute- Level total of Total
Accrual.
Profitabilitas (ROA) berpengaruh negatif signifikan pada audit delay, Opini auditor tidak berpengaruh signifikan pada audit delay, Ukuran perusahaan memperkuat interaksi antara profitabilitas pada audit delay, Ukuran perusahaan tidak mampu memoderasi interaksi antara opini auditor pada audit delay
(48)
30 C. Kerangka Pemikiran
kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam gambar 2.1
Pengaruh Sistem Pengendalian Internal, Audit Effort, Absolute Level of Total Accrual dan Leverage terhadap Audit Delay dengan Ukuran
Perusahaan sebagai Variabel Moderating.
Adanya keterlambatan perusahaan-perusahaan Go Public di dalam Menyampaikan Laporan Keuangan
Basis Teori: Teory Agency dan Teory Signaling
Sistem Pengendalian Internal Variabel independen
Audit Effort
Absolute Level Of Total Accrual
Leverage
Ukuran Perusahaan
Audit Delay Variabel dependen
Metode Analisis : Moderated Regression Analysis
Hasil dan Pembahasan
Kesimpulan dan Saran
(49)
31 D. Perumusan Hipotesis
1. Pengaruh Sistem Pengendalian Internal terhadap Audit Delay Menurut Carslaw (1991), perusahaan yang memiliki pengendalia n internal yang kuat maka auditor memerlukan waktu yang relatif singkat dalam melakukan pengujian substansi dan pengujian ketaatan, sehingga mempercepat proses pengauditan laporan keuangan dan meminimalisasi penundaan laporan keuangan yang telah diaudit kepada publik. Perusahaan yang memiliki sistem pengendalian internal yang baik dapat mengurangi kesalahan dalam menyajikan laporan keuangan perusahaan, sehingga memudahkan auditor dalam melakukan pengauditan laporan keuangan. Lemahnya pengendalia n internal memberikan dampak audit delay yang semakin lama karena auditor membutuhkan sejumlah waktu untuk mencari bahan bukti yang lengkap dan
komplek untuk mendukung opininya ( Sa’adah, 2013). Maka hipotesis yang dapat disusun adalah :
H1 : Sistem Pengendalian Internal berpengaruh terhadap Audit Delay
2. Pengaruh Audit Effort terhadap Audit Delay
Audit effort merupakan jumlah hari yang digunakan oleh auditor atau tim audit untuk mengaudit suatu entitas atau jumlah hari yang dihabiskan oleh tim audit dalam melakukan pekerjaanya (Lennox, 2008; Palmrose, 1984; Davidson dan Intisari, 1996). Sama seperti halnya dengan audit delay yang didefinisikan sebagai rentan waktu rentang waktu antara tanggal pelaporan (fiskal akhir tahun) dan tanggal opini auditor yang dikemukakan dalam Ashton
(50)
32 et al.(1987). Hal ini dapat memungkinkan suatu hubungan yang erat antara
audit effort dengan audit delay yang dimana hal ini dapat membuat seorang auditor menghabiskan hari yang panjang jika suatu entitas memiliki resiko
hutang dan resiko audit yang besar (O’Keefe et al., 1994) dan memperpanjang
rentan waktu antara tanggal pelaporan dan tanggal opini auditor. Maka hipotesis yang dapat disusun adalah:
H2 : audit effort berpengaruh terhadap audit delay
3. Pengaruh absolute level of total accrual terhadap audit delay Francis dan Krishan (1999) berpendapat bahwa audit dari total akrual yang tinggi pada suatu perusahaan memiliki ancaman yang tidak menentu dibanding audit yang memiliki total akrual yang rendah pada suatu perusahaan karena potensi dari estimasi kesalahan dan kesempatan yang besar dari total akrual yang tinggi di suatu perusahaan yang memiliki realisasi aset yang tidak terdeteksi atau terjadi masalah going concern terkait dengan tingkat yang lebih tinggi dari total akrual.
Dikarenakan level dari total akrual yang tinggi maka risiko dari suatu informasi yang dimiliki entitas menjadi tidak menentu atau memiliki risiko yang tinggi pula (karena bersifat subjektif, dan mempunyai hubungan yang erat dengan manajemen laba), ( Vuko dan Marko, 2014).
(51)
33 4. Pengaruh leverage terhadap audit delay
Dikarenakan leverage mengukur financial risk, hal tersebut mengindikasikan bahwa kondisi finansial dari suatu entitas dan hal-hal yang mendorong sikap dari manajemen dalam mengambil keputusan. Maka dari itu terdapat indikasi adanya intinsic risk yang membuat audit untuk lebih mengkonsentrasikan kerja mereka jika terdapat peningkatan leverage, dan memperpanjang audit delay (Carslaw dan Kaplan, 1991; Bamber et al., 1993).
Selain menggunakan total debt to equity ratio, leverage dapat dihit ung dengan debt to assets. Proporsi debt to assets ratio yang tinggi akan meningkatkan kegagalan perusahaan sehingga auditor akan meningkatka n perhatian bahwa ada kemungkinan laporan keuangan kurang dapat dipercaya.
Debt to assets ratio yang tinggi memberikan sinyal bahwa perusahaan sedang dalam kesulitan keuangan. Biasanya perusahaan akan mengurangi resiko dengan memundurkan publikasi laporan keuangannya dan mengulur waktu dalam pekerjaan auditnya. Perusahaan dengan kondisi rasio hutang terhadap modal yang tinggi akan terlambat dalam penyampaian laporan keuanga n, karena waktu yang ada digunakan untuk menekan debt to total asset ratio
serendah-rendahnya (Hassanudin, 2002). variabel ini diukur dengan debt to total assets, dimana pengukurannya dengan membagi total kewajiban dengan total aset.
(52)
34 H4 : Leverage berpengaruh terhadap audit delay
5. Pengaruh Sistem Pengendalian Internal dengan Audit Delay dengan Ukuran Perusahaan sebagi Moderasi
Dalam Arens (2015) Pengendalian internal yang bagus menentuka n proses audit yang digunakan, besar kecilnya sampel yang harus dikumpulk a n oleh auditor yang akhirnya dapat menghemat biaya dan waktu, sehingga audit delay akan semakin cepat. Menurt Carslaw dan Kaplan (1991) menyataka n bahwa perusahaan yang memiliki pengendalian internal yang kuat maka auditor memerlukan waktu yang relatif singkat dalam melakukan pengujian substansif dan pengujian ketaatan, sehingga mempercepat proses pengauditan laporan keuangan dan meminimalisasi penundaan laporan keuangan yang telah diaudit kepada publik.
Arens (2015), auditor akan mengeluarkan opini wajar tanpa pengecualian mengenai pengendalian internal atas pelaporan keuangan apabila pada dua kondisi. Pertama, tidak adanya kelemahan material yang teridentifikasi. Kedua, tidak adanya pembatasan ruang lingkup pekerjaan auditor. Apabila salah satu kondisi tersebut terjadi, maka auditor akan mengeluarkan pendapat selain dari wajar tanpa pengecualian.
Bagi perusahaan besar yang menerima pendapat unqualified opinion
pada perusahaan yang mengalami profitabilitas tinggi akan berusaha mempercepat penerbitan laporan auditan karena itu adalah berita baik buat mereka sehingga audit delay yang dialami oleh perusahaan lebih cepat. Tidak menutup kemungkinan bagi perusahaan berskala kecil untuk menyelesaik a n
(53)
35 audit dengan tepat waktu. Jika perusahaan berskala kecil memiliki sistem pengendalian internal dan kinerja manajemen yang baik maka perusahaan tersebut dapat melaporkan laporan keuangannya tepat waktu, sehingga tidak memerlukan waktu audit yang lebih panjang (Putra dan I Made, 2016).
Maka hipotesis yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut : H5 : Ukuran Perusahaan mampu memoderasi pengaruh antara Sistem
Pengendalian Internal terhadap Audit Delay
6. Pengaruh Audit Effort terhadap Audit Delay dengan Ukuran Perusahaan sebagai Moderasi
O’keefle et al. (1994) berpendapat bahwa semakin besar suatu
perusahaan maka semakin besar pula audit effort yang diperlukan dalam mengaudit perusahaan tersebut. Asset dan liabilitas rasio (hutang) mencerminkan bagaimana keadaan dan kemampuan yang dimiliki perusahaan untuk membayar hutang yang dimilikinya. Semakin besar rasio tersebut maka semakin besar pula resiko hutang dan resiko audit yang dimiliki oleh suatu entitas.
Meskipun Houston et al. (1999) mengemukakan bahwa audit effort yang didasarkan pada risiko bisnis, mereka menawarkan ada definisi yang jelas tentang apa yang merupakan risiko bisnis. Penelitian empiris yang dilakuka n oleh O'Keefe et al. (1994) untuk mengkarakterisasi risiko bisnis menunjukk a n bahwa audit effort secara signifikan dipengaruhi oleh ukuran perusahaan, kompleksitas, risiko utang, risiko pengendalian internal dan tegas status cantuman.
(54)
36 Maka hipotesis yang dapat disimpulkan adalah sebagai berikut:
H6 : Ukuran Perusahaan mampu memoderasi pengaruh antara Audit
Effort dengan Audit Delay
7. Pengaruh Absolute Level of Total Accrual terhadap Audit Delay dengan Ukuran Perusahaan sebagai Moderasi
Penelitian yang dilakukan Bamber et al.(1993) menggunakan Absolute Level of Total Accrual (TA)sebagai proxy bagi client complexity dan
engagament risk. Selain itu dalam penelitian tersebut terdapat argumen bahwa semakin besar tugas auditor dalam mengaudit klien maka semakin besar pula risiko bisnis yang dihadapi auditor dengan klienya. Risiko bisnis akan bertambah seiring dengan kondisi keuangan klien yang memburuk. Variabel TA digunakan sebagai indikator dari audit inherent risk. Semakin besar total akrual yang dimiliki entitas maka semakin besar pula risiko yang dihadapi ( Francis dan Krishnan, 1999). Disisi lain ukuran perusahaan mengukur seberapa besarnya suatu perusahaan (Ningsaptiti, 2010), semakin besar perusahaan maka aset yang dimiliki juga semakin banyak pula. Dengan banyaknya aset yang dimilki perusahaan baik itu yang terdeteksi atau tidak akan mempengaruhi total akrual yang dimiliki perusahaan tersebut ( Francis dan Krishnan, 1999).
Maka hipotesis yang dapat disusun adalah sebagi berikut :
H7 : Ukuran perusahaan mampu memoderasi pengaruh antara Absolute
(55)
37 8. Pengaruh Leverage terhadap Audit Delay dengan Ukuran
Perusahaan sebagai Moderasi
Pada penelitian Ashton et al. (1987) dan Pourali, et al. (2013), menunjukkan hasil bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap audit delay. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Khalatbari, et al. (2013) yang menunjukkan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap audit delay. Sementara itu menurut hasil penelitian Lianto dan Budi (2010) yang menemukan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap audit delay. Dengan hasil tersebut dapat dijelaskan bahwa, semakin besar ukuran perusahaan berarti memiliki waktu tunda audit yang sangat pendek atau dapat dikatakan memiliki tingkat ketepatan waktu yang tinggi dalam menyampaik a n laporan keuangan kepada publik.
Ukuran perusahaan merupakan fungsi dari kecepatan penyampaia n laporan keuangan karena perusahaan yang besar cenderung memiliki audit delay yang lebih pendek dibandingkan dengan perusahaan yang lebih kecil, karena perusahaan besar diperhatikan oleh pihak investor, kreditor dan masyarakat yang membutuhkan laporan keuangan untuk keputusan bisnisnya sehingga perusahaan besar dituntut untuk melaporkan laporan keuangannya lebih cepat. Bagi Bagi perusahaan besar yang menerima pendapat unqualified opinion pada perusahaan yang mengalami profitabilitas tinggi akan berusaha mempercepat penerbitan laporan auditan karena itu adalah berita baik buat mereka sehingga audit delay yang dialami oleh perusahaan lebih cepat. Tidak menutup kemungkinan bagi perusahaan berskala kecil untuk menyelesaik a n
(56)
38 audit dengan tepat waktu. Jika perusahaan berskala kecil memiliki sistem pengendalian internal dan kinerja manajemen yang baik maka perusahaan tersebut dapat melaporkan laporan keuangannya tepat waktu, sehingga tidak memerlukan waktu audit yang lebih panjang (Putra dan I Made, 2016). Berdasarkan uraian tersebut, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H8 : Ukuran Perusahaan mampu memoderasi pengaruh antara Leverage
(57)
39 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menganilisa hubungan kausalitas yang digunakan untuk menjelaskan pengaruh variabel independen, yaitu istem pengendalian internal, audit effort, absolute level of total accrual, dan leverage
terhadap audit delay dengan ukuran perusahaan sebagai variabel moderasi. Populasi penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada periode 2013-2015. Penelitian ini menggunakan jenis data kuantitat if berupa data sekunder yang diperoleh dengan mengakses website www.idx.co.id.
B. Metode Penentuan Sampel
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2015. Metode pengambilan sampel penelitian ini adalah metode nonprobability sampling dengan teknik purposive sampling, yaitu metode penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu, dimana anggota sampel akan dipilih sedemikia n rupa sehingga sampel yang dibentuk tersebut dapat mewakili sifat-sifat populasi (Sugiyono, 2014:122). Tujuan penggunaan metode purposive sampling adalah untuk mendapatkan sampel yang representative sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Kriteria-kriteria sampel dalam penelitian ini sebagai berikut :
(58)
40 1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar secara berturut-turut selama
periode pengamatan yaitu 2013-2015.
2. Perusahaan manufaktur yang menerbitkan laporan keuangan dalam mata uang rupiah untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember dan telah diaudit oleh auditor independen pada periode pengamatan yaitu 2013-2015.
3. Laporan keuangan memiliki data yang dibutuhka n sesuai dengan variabel dalam penelitian ini
C. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan dokumenter, yaitu data yang digunakan berasal dari dokumen-dokumen yang sudah ada. Sumber data yang dipakai adalah data sekunder yang diambil dari laporan keuangan perusahaan sampel beserta laporan audit oleh auditor independen dan data lain yang diperlukan berdasarkan variabel yang diteliti dalam penelitian ini. Data pendukung lainya diperoleh dari kajian pustaka berupa literatur buku dan jurnal-jurnal ilmiah yang berkaitan dengan penelitian ini. Data diperoleh dari www.idx.co.id yang berupa laporan tahunan (Annual Report), laporan keuangan dan laporan audit oleh laporan auditor independen.
(59)
41 D. Metode Analisis Data
1. Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif merupakan proses transformasi data penelit ia n dalam bentuk tabulasi sehingga mudah dipahami dan diinterpretasika n. Tabulasi menyajikan ringkasan, pengaturan atau penyusunan data dalam bentuk tabel numerik dan grafik (Indriantoro dan Bambang, 2002). Statistik deskriptif memberi gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), minimum, maksimum dan standar deviasi, varian, sum, range, kurtosis dan skewness (kemencenga n distribusi) (Ghozali, 2013)
2. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik bertujuan untuk memastikan bahwa sampel yang diteliti terbebas dari gangguan multikolonieritas, normalitas, autokorelas i, dan heteroskedastisitas.
a. Uji Multikolineraritas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Jika ada korelasi yang tinggi di antara variabel-variabe l bebasnya, maka hubungan antara variabel bebas terhadap variabel terikatnya menjadi terganggu. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Ghozali (2013)
(1)
98
Kode
Tahun
tanggal tutup buku
tanggal audit AD
SCPI
2013
31-Des
01-Apr-14
91
SCPI
2014
31-Des
01-Apr-15
91
SCPI
2015
31-Des
18-Apr-16
109
SIPD
2013
31-Des
28-Mar-14
87
SIPD
2014
31-Des
27-Mar-15
86
SIPD
2015
31-Des
09-Mei-16
130
SKLT
2013
31-Des
19-Mar-14
78
SKLT
2014
31-Des
16-Mar-15
75
SKLT
2015
31-Des
28-Mar-16
88
SMSM
2015
31-Des
29-Mar-16
89
SMSM
2014
31-Des
25-Mar-15
84
SMSM
2013
31-Des
25-Mar-14
84
SPMA
2013
31-Des
27-Mar-14
86
SPMA
2014
31-Des
30-Mar-15
89
SPMA
2015
31-Des
28-Mar-16
88
SSTM
2015
31-Des
28-Mar-16
88
SSTM
2013
31-Des
25-Mar-14
84
SSTM
2014
31-Des
27-Mar-15
86
STPP
2015
31-Des
21-Mar-16
81
STPP
2014
31-Des
27-Mar-15
86
STPP
2013
31-Des
27-Mar-14
86
TCID
2015
31-Des
03-Mar-16
63
TCID
2013
31-Des
05-Mar-14
64
TCID
2014
31-Des
05-Mar-15
64
TIRT
2013
31-Des
20-Mar-14
79
TIRT
2014
31-Des
25-Mar-15
84
TIRT
2015
31-Des
23-Mar-16
83
TRIS
2013
31-Des
03-Mar-14
62
TRIS
2014
31-Des
17-Mar-15
76
TRIS
2015
31-Des
14-Mar-16
74
TRST
2013
31-Des
18-Mar-14
77
TRST
2014
31-Des
16-Mar-15
75
TRST
2015
31-Des
14-Mar-16
74
TSCP
2013
31-Des
17-Mar-14
76
TSCP
2014
31-Des
19-Mar-15
78
TSCP
2015
31-Des
18-Mar-16
78
ULTJ
2015
31-Des
29-Mar-16
89
ULTJ
2014
31-Des
30-Mar-15
89
ULTJ
2013
31-Des
24-Mar-14
83
UNIT
2014
31-Des
25-Mar-15
84
UNIT
2015
31-Des
21-Mar-16
81
UNIT
2013
31-Des
20-Mar-14
79
VOKS
2015
31-Des
07-Apr-16
98
VOKS
2014
31-Des
15-Apr-15
105
VOKS
2013
31-Des
20-Mar-14
79
WIIM
2015
31-Des
18-Mar-16
78
WIIM
2014
31-Des
23-Mar-15
82
(2)
99
MSPI MInvRec MTA Mlev 26,81 9,97 0,95 10,91 26,94 10,61 -3,77 11,29 27,21 9,42 0,28 13,53 0 15,13 -1,55 14,71 0 16,45 1,65 15,17 26,63 17,06 1,59 14,19 26,44 6,77 -5,2 7,58 26,33 8,12 -1,22 4,68 26,46 5,47 -1,95 7,46 33,13 9,63 -1,44 16,05 33,09 10,05 1,01 16,24 0 10,19 0,16 16,62 30,16 7,54 1,08 7,39 30,29 7,26 -1,15 8,86 30,3 7,38 1,45 8,94 27,75 7,61 -2,84 20,35 27,92 8,72 -2,95 20,43 28,23 6,93 -4,39 15,39 27,7 16,83 1,18 14,02 28,03 12,94 -1,17 15,96 27,88 17,18 4,1 16,21 30,38 12,86 0,9 11,03 30,67 11,54 1,89 14,47 30,84 10,99 0,16 15,15 27,67 9,66 -1,45 5,03 27,49 9,36 -2,46 6,29 27,63 11,51 3,44 6,57 27,85 9,46 -3,28 14,76 29,37 8,84 -2,37 21,46 29,35 8,67 -6,5 20,85 0 6,72 -1,61 19,23 0 6,54 -2,32 19,53 0 6,9 0,25 19,78 0 6,44 -1,93 21,1 28,5 4,25 -7,33 19,98 0 2,64 -2,52 20,86 0 2,27 0,08 24,91 31,27 19,58 7,86 4,93 30,94 21,21 0,02 14,96 30,98 20,22 -1,01 16,24 30,91 6,88 -0,65 11,84 0 7,77 1,12 12,36 30,85 7,07 -1,59 12,87 30,74 13,32 4,1 21,6 30,79 13,18 -0,77 21,97 30,84 12,4 -1,01 22,54
MSPI MInvRec MTA Mlev
27,89 11,23 1,88 15,39
0 9,33 -2,34 17,22
0 5,52 -1,44 16,82
32,15 4,46 -0,18 17,05
32,09 4,77 -1,51 17,07
28,46 10,19 0,77 5,73
28,42 8,97 -1,4 5,78
28,57 9,51 -1,22 7,1
0 16,67 -0,39 20,37
0 22,13 -0,48 23,36
0 21,96 3,18 24,55
27,92 15,46 -2,04 8,63
0 15,19 1,25 9,49
27,93 16,29 2,09 10,04
0 13,62 -0,49 14,88
27,2 13,09 0,61 15
27,21 13,51 4,75 15,99
27,39 1,59 0,08 3,31
27,89 1,13 0,74 13,35
0 4,43 -0,87 17,98
25,62 12,77 -1,71 7,75
25,33 15,05 1,27 7,81
25,33 14,58 0,94 8,17
30,25 12,01 -0,88 6,09
30,15 13,47 -0,47 6,48
30,06 14,15 2,77 7,54
0 14,95 -0,43 13,54
27,42 15,09 -0,2 14,01
27,44 14,67 0,56 14,2
27,14 14,62 0,84 7,63
27,16 16,49 0,11 7,85
27,2 17,34 -0,63 9
0 12,6 -1,94 6,4
27,19 14,1 -0,77 7,12
27,27 15,09 1,65 7,6
0 7,72 -0,16 12,58
28,37 4,61 -5,7 18,02
0 7,76 -1,53 21,38
0 5,55 -1,05 29,81
28,35 6,61 -1,63 32,12
0 5,36 -2,88 36,56
27,82 12,7 4,57 14,4
0 10,31 3,06 17,02
27,41 15,41 3,75 19,35
25,89 9,78 1,78 11,97
25,87 10,77 0,18 11,31
0 10,71 -2,03 9,47
29,93 16,05 0,16 26,9
30,01 16,36 -3,24 33,57
30,17 15,77 2,82 37,67
MSPI MInvRec MTA Mlev
28,39 3,37 -2,34 15,76
28,63 3,11 -3,01 16,05
28,23 3,4 -2,43 16,2
27,34 16,2 0,9 26,96
27,91 18,94 4,9 28,71
28,04 18,09 3,13 26,17
28,78 8,57 -0,32 17,06
28,66 10,13 0,31 15,45
28,44 7,92 -7,19 19,15
26,44 12,57 -1,34 14,82
26,54 12,23 -0,52 15,73
0 12,15 -0,68 15,91
28,43 15,04 -0,96 9,99
0 16,15 -0,46 10,19
0 15,85 -1,8 11,75
28,2 7,98 -1,55 16,22
28,37 7,72 0,22 17,58
0 7,98 -1,67 18,07
0 14,15 -1,95 18,07
0 14,08 -2,97 18,17
0 14,05 -2,26 18,24
0 9,05 -0,13 13,42
28,16 9,8 -1,24 14,65
28,02 9,94 1,07 14,87
0 11,86 5,77 5
28,02 11,8 -1,78 5,98
28,25 11,22 0,79 9,27
27,31 11,71 -3,28 25,3
27,3 14,23 -2 24,49
27,36 13,6 -0,61 24,09
26,89 14,57 1,69 9,8
26,98 16,01 1,89 11,03
0 15,59 -1,12 11,56
28,81 9,14 -0,7 13,73
28,81 8,79 -1,83 13,3
28,84 8,69 -0,94 12,03
29,32 10,62 1,03 8,56
29,36 11 0,38 7,99
29,47 10,89 -1,17 9,13
28,9 9,93 -1,19 6,06
28,7 11,03 1,52 6,34
0 9,35 1,32 8,05
26,81 4,16 -1,61 12,07
26,86 4,64 1,47 12,69
26,85 3,97 -0,07 12,7
0 18,35 -0,29 18,75
28,07 18,8 -0,25 19
28,3 20 -4,35 19,73
0 17,18 1,42 8,3
27,92 17,33 1,42 10,21
(3)
100
Lampiran 3 Hasil Output SPSS
1.
Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Dev iation
Inv Rec 147 ,04 ,80 ,4009 ,16618
TA 147 -,26 ,25 -,0121 ,08235
Lev 147 ,12 1,29 ,5174 ,22945
UP 147 25,33 33,13 28,3999 1,56567
AD 147 45,00 130,00 78,8980 12,20865
Valid N (listwise) 147
2.
Uji Normalitas
(4)
101
Grafik
Normal Probability Plot
3.
Uji Multikolonieritas
Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 SPI ,965 1,037
Inv Rec ,752 1,329
TA ,801 1,249
Lev ,923 1,084
UP ,884 1,131
(5)
102
4.
Uji Heteroskedasitas
Uji
Glejser
Model
Unstandardized Coef f icients Standardized Coef f icients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 3,692 12,491 ,296 ,768
SPI 2,764 1,410 ,164 1,959 ,052
Inv Rec -3,132 4,258 -,070 -,736 ,463
TA -7,680 8,328 -,085 -,922 ,358
Lev -,172 2,785 -,005 -,062 ,951
UP ,144 ,417 ,030 ,344 ,731
Sumber:
Output
SPSS yang diolah
Grafik
Scatterplot
5.
Uji Auto Korelasi
Runs Test
Unstandardized Residual
Test Valuea
1,62905
Cases < Test Value 73
Cases >= Test Value 74
Total Cases 147
Number of Runs 72
Z -,413
Asy mp. Sig. (2-tailed) ,679
(6)
103
6.
Hasil Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson
1 ,365a
,133 ,103 11,56537 1,832
Sumber:
Output
SPSS yang diolah
7.
Hasil Uji Signifikan Individual : Uji t
CoefficientsaModel
Unstandardized Coef f icients Standardized Coef f icients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 178,258 78,945 2,258 ,026
SPI 15,101 43,927 ,548 ,344 ,732 ,002 415,677
Inv Rec -279,358 130,160 -3,803 -2,146 ,034 ,002 513,559
TA 179,698 285,320 1,212 ,630 ,530 ,002 606,057
Lev 55,278 102,762 1,039 ,538 ,592 ,002 610,256
UP -3,805 2,746 -,488 -1,385 ,168 ,049 20,297
MSPI -,553 1,547 -,573 -,357 ,721 ,002 421,082
MInv Rec 9,973 4,601 3,741 2,167 ,032 ,002 487,372
MTA -6,887 10,072 -1,319 -,684 ,495 ,002 608,878
MLev -1,388 3,608 -,755 -,385 ,701 ,002 629,709
b. Dependent Variable: AD