Pada atraktor rumput laut RL menunjukkan adanya peningkatan hasil tangkapan. Sering sekali juvenil lobster tidak tertangkap pada atraktor rumput laut
tersebut. Nilai optimum yang diperoleh adalah berjumlah 2 ekor dan nilai yang paling dominan didapat berjumlah 1 ekor. Peningkatan hasil tangkapan ini
dikarenakan pada saat trip 11 - 21 itu dilakukan pada saat musim paceklik. Gelombang dan arus yang cukup kuat pada musim paceklik tidak mengakibatkan
kerusakan pada rumput laut tersebut, sehingga mata jaring tidak tertutup. Tidak tertutupnya mata jaring menyebabkan juvenil lobster masuk ke atraktor rumput
laut untuk tempat berlindung dari arus yang kuat.
5.4 Uji Statistik
Data hasil tangkapan yang didapat selama penelitian diuji dengan menggunakan uji non parametrik dengan menggunakan metode Mann-Whitney.
Uji ini digunakan untuk mengetahui perbedaan jumlah hasil tangkapan juvenil lobster selama penelitian. Penelitian ini membandingkan tangkapan juvenil lobster
pada atraktor yang berbeda karena di desa Sangrawayang merupakan daerah potensial untuk melakukan penangkapan dan budidaya lobster Panulirus sp..
Data disusun berdasarkan dua kelompok yaitu kelompok korang dengan atraktor rumput laut RL sebagai data kontrolnya dan kelompok korang dengan
atraktor rumput laut RL dengan daun kelapa DK sebagai data uji. Setelah dilakukan pengelompokkan, kemudian diuji dengan metode Mann-Whitney untuk
mendapatkan nilai signifikan asym sig. tersebut. Nilai signifikan pada atraktor dapat dilihat pada Lampiran 2.
Pada Lampiran 2 terlihat nilai asymp. sig yang didapatkan dengan menggunakan metode Mann-Whitney yaitu bernilai 0,0461. Syarat untuk
mengetahui berbeda nyata tersebut adalah nilai asymp. sig 0,05 yang memiliki arti bahwa data tersebut tolak H
. Sehingga dapat disimpulkan data tersebut signifikan dan terdapat perbedaan yang mempengaruhi antara jenis atraktor
rumput laut RL dan kelapa DK dengan rumput laut RL. Berdasarkan rata-rata Mean pada pengujian diatas diketahui bahwa nilai
atraktor rumput laut RL dan daun kelapa DK lebih bagus daripada atraktor rumput laut RL. Ini membuktikan secara statistik bahwa pemakaian atraktor
rumput laut RL dan daun kelapa DK lebih efektif dibandingkan atraktor rumput laut RL. Perbedaan rata-rata tersebut disebabkan karena banyaknya
makanan juvenil lobster di atraktor daun kelapa DK tersebut.
6 KESIMPULAN dan SARAN
6.1 Kesimpulan
Pada hasil percobaan serta analisis statistika dapat diperoleh beberapa kesimpulan bahwa:
1. Jumlah hasil tangkapan pada atraktor daun kelapa dan rumput laut lebih
banyak dibandingkan dengan yang menggunakan rumput laut dikarenakan sumberdaya makanan untuk juvenil lobster tersedia di atraktor daun kelapa dan
rumput laut. 2.
Setelah dilakukan analisis diperoleh bahwa hasil terbaik untuk menangkap juvenil lobster adalah dengan menggunakan atraktor rumput laut RL dan
daun kelapa DK. 3.
Penggunaan rumpon dengan atraktor rumput laut RL dan daun kelapa DK secara signifikan lebih efektif dibandingkan dengan penggunaan dengan
atraktor rumput laut RL.
6.2 Saran