4.1.1 Keadaan Geografis dan Topografi Lokasi Penelitian
Palabuhanratu merupakan wilayah perairan yang memiliki potensi perikanan yang cukup besar. Palabuhanratu terletak disebelah selatan Jawa Barat
tepatnya di Kabupaten Sukabumi. Secara geografis, wilayah Palabuhanratu terletak pada posisi 6
o
58’–7
o
25’ LS dan 106
o
33’ BT. Dilihat dari topografi, daerah perairan Palabuhanratu merupakan perairan
dangkal dengan kedalaman sekitar 200 m. Palabuhanratu merupakan wilayah teluk dengan empat muara sungai yaitu S. Cimandiri, S. Cipalabuhan, S. Citepus,
dan S. Cidadap. Pada bagian tengah teluk Palabuhanratu merupakan lereng kontinental continental shelf. Perairan Palabuhanratu juga dipengaruhi oleh
adanya arus disepanjang pantai long shore current Pariwono et al. 1988.
Gambar 20 Lokasi penelitian
Lokasi penelitian berada di desa Sangrawayang, secara geografis terletak pada posisi 7
o
05,23 ’14” LS dan 106
o
30,42’10” BT dengan ketinggian kurang
lebih 20 - 50 meter dari permukaan laut. Lokasi penelitian terletak di bagian
selatan kota Palabuhanratu. Dilihat dari topografi, desa Sangrawayang merupakan
perairan dangkal dengan kedalaman 25 – 50 meter. Lokasi penelitian dapat
dilihat pada Gambar 20.
4.1.2 Kondisi Fisik Oseanografi
Perairan Palabuhanratu dipengaruhi oleh adanya arus disepanjang pantai long shore current. Sifat arus di selatan Jawa berlawanan arah dengan arus di
Samudera Hindia. Selama bulan Februari sampai Juni, arus permukaan di Selatan Jawa bergerak ke arah timur sedangkan arus di Samudera Hindia menuju ke arah
barat, kemudian melemah di bulan April sampai Juni. Selama bulan Agustus, arus pantai di selatan Jawa bergerak ke arah barat sesuai dengan kecepatan dan arah
arus di Samudera Hindia. Sampai bulan Oktober, arah arus masih menuju ke barat sedangkan di Samudera Hindia berubah menuju Barat Laut Pariwono et al.
1988. Daerah Palabuhanratu memiliki pasang surut yang bersifat campuran
dominan ganda. Arus menyusuri pantai longshore current yang diakibatkan oleh gelombang. Arah arus berubah sesuai dengan perubahan arah gelombang datang.
Gelombang yang datang dari arah barat menyebabkan arah arus menyusuri pantai bergerak ke utara dan arah gelombang dari barat daya menyebabkan arah arus
pantai bergerak ke barat Pariwono et al. 1988. Suhu permukaan air di daerah penelitian ini berkisar antara 25,5
– 28
o
C. Suhu tersebut cocok untuk pertumbuhan dan kegiatan konsumsi makan.
Pernyataan tersebut dijelaskan dalam jurnal Kemp et al. 2008 yang mengatakan bahwa suhu ideal untuk pertumbuhan dan konsumsi makan juvenil lobster adalah
24 – 28
o
C. Di wilayah perairan tersebut hempasan gelombang cukup kuat dan tiupan
angin di lokasi penelitian cukup kuat sehingga tinggi gelombang cukup tinggi dan sulit diduga. Gelombang yang cukup tinggi di daerah penelitian ini
mengakibatkan alat tangkap dan rumput laut yang dipasang di daerah sekitar oleh nelayan rusak dan terhempas ke daratan. Hal ini mengakibatkan kerugian besar
bagi nelayan. Selain itu, arus di daerah ini cukup kuat yang menyebabkan banyak alat tangkap demersal seperti bubu hanyut yang menyebabkan ghost fishing.
4.1.3 Keadaan Musim Ikan