Komposisi dan Hasil Tangkapan Berdasarkan Perbedaan Atraktor

Penggunaan atraktor daun kelapa ini sangat tepat digunakan karena kandungan substrat di tempat itu banyak, ini didukung oleh penelitian Girsang 2004 yang menyatakan bahwa bahan atraktor yang baik untuk mengumpulkan substrat adalah atraktor daun kelapa. Substrat yang menempel di atraktor daun kelapa ini merupakan makanan bagi krustasea kecil seperti udang tandok Metapenaeus sp.. Udang ini merupakan makanan bagi juvenil lobster. Pernyataan tersebut didukung oleh Phillip Kittaka 2000 yang menyatakan bahwa juvenil lobster di malam hari akan mencari makan yang berupa mollusca dan krustasea udang di sekitar habitatnya yang berupa rumput laut. Penulis memberi perlakuan tambahan yaitu menganyam daun kelapa dengan bentuk kepangan sehingga terdapat celah kecil tempat bersembunyi juvenil lobster dari predatornya. Setelah di uji coba, dapat diketahui bahwa udang-udang kecil dan juvenil lobster bersembunyi di atraktor daun kelapa. Maka pada penelitian ini, penulis membedakan rumpon menjadi 2 tipe yaitu menggunakan daun kelapa dengan rumput laut dan hanya menggunakan rumput laut. Rumput laut ini digunakan sebagai pembanding karena pada fase juvenil, mereka hidup dan mencari makan di sekitar rumput laut Phillips Kittaka 2000.

5.2 Komposisi dan Hasil Tangkapan Berdasarkan Perbedaan Atraktor

Total hasil tangkapan yang diperoleh pada atraktor daun kelapa dan rumput laut adalah 73 ekor. Hasil tangkapan utama yaitu juvenil udang lobster Panulirus sp. pada atraktor daun kelapa dan rumput laut berjumlah 23 ekor atau 31,51 dari total hasil tangkapan. Hasil tangkapan sampingan pada atraktor daun kelapa dan rumput laut berjumlah 50 ekor atau 68,49 dari total hasil tangkapan. Udang Tandok Metapenaeus sp. merupakan spesies yang mendominasi hasil tangkapan pada atraktor daun kelapa dan rumput laut, yaitu berjumlah 26 ekor atau 35,62 dari total hasil tangkapan. Total hasil tangkapan yang diperoleh pada atraktor rumput laut adalah 38 ekor. Hasil tangkapan utama yaitu juvenil udang lobster Panulirus sp. pada atraktor rumput laut berjumlah 9 ekor atau 23,68 dari total hasil tangkapan. Hasil tangkapan sampingan pada atraktor rumput laut berjumlah 29 ekor atau 76,32 dari total hasil tangkapan. Kepiting Charybdis natator merupakan spesies yang mendominasi hasil tangkapan atraktor rumput laut yaitu berjumlah 19 ekor atau 50 dari total hasil tangkapan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 Komposisi hasil tangkapan per jenis atraktor selama penelitian No. Jenis Atraktor Spesies Jumlah Persentase ekor 1 Rumput Laut + Daun Kelapa P. homarus 17 23,3 P. ornatus 4 5,5 P. versicolor 2 2,7 Sub jumlah 23 31,5 Metapenaeus sp. 26 35,6 C. natator 12 16,4 S. hispidus 6 8,2 Muraenidae spp. 6 8,2 Sub jumlah 50 68,5 Total 73 100 2 Rumput Laut P.homarus 9 23,7 Sub jumlah 9 23,7 Metapenaeus sp. 6 15,8 C. natator 19 50,0 S. hispidus 4 10,5 Sub jumlah 29 76,3 Total 38 100 Jumlah Total 111 Jumlah juvenil lobster P. homarus, P. ornatus, dan P. versicolor yang tertangkap dengan menggunakan atraktor rumput laut dan daun kelapa lebih banyak dibandingkan terhadap korang yang menggunakan rumput laut. Juvenil lobster yang tertangkap pada atraktor daun kelapa dan rumput laut sebanyak 23 ekor 71,88 dengan jenis lobster hijau pasir Panulirus homarus berjumlah 17 ekor, lobster mutiara Panulirus ornatus 4 ekor dan lobster hijau Panulirus versicolor 2 ekor. Sedangkan atraktor rumput laut sebanyak 9 ekor 28,12 dengan jenis tangkapan lobster hijau pasir Panulirus homarus berjumlah 9 ekor. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3 serta Gambar 22 dan 23. Tabel 3 Hasil tangkapan juvenil lobster terhadap perbedaan atraktor No. Jenis Atraktor Jumlah Persentase ekor 1 Rumput Laut + Daun Kelapa 23 71,9 2 Rumput Laut 9 28,1 Jumlah Total 32 100 Gambar 24 Grafik persentase hasil tangkapan juvenil lobster terhadap perbedaan atraktor Gambar 25 Diagram jumlah hasil tangkapan juvenil lobster terhadap perbedaan atraktor 72 28 RL+DK RL 5 10 15 20 25 RL+DK RL Hasil Tangkapan Berdasarkan komposisi hasil diatas diketahui bahwa rumput laut RL dan daun kelapa DK mendapatkan juvenil lobster lebih banyak daripada rumput laut RL. Hal ini dikarenakan adanya hubungan rantai makanan di atraktor daun kelapa dan rumput laut. Dalam hal ini, daun kelapa menghasilkan substrat yang merupakan makanan untuk udang kecil tersebut. Udang kecil memiliki kebiasaan memakan material substrat di daerah rumput laut. Hal ini dijelaskan oleh Al- Maslamani et al. 2007 dalam jurnalnya bahwa spesies udang kecil memakan material substrat di daerah rumput laut. Udang kecil yang berada di daun kelapa merupakan salah satu makanan bagi juvenil lobster. Pernyataan tersebut didasari oleh pernyataan Phillip Kittaka 2000 yang menyatakan bahwa juvenil lobster di malam hari akan mencari makan yang berupa mollusca dan krustasea kecil udang kecil di sekitar habitatnya yang berupa rumput laut. Pada sisi lain, tangkapan pada atraktor rumput laut sangat sedikit. Hal ini disebabkan karena ketersediaan udang kecil yang merupakan makanan juvenil lobster ini sangat sedikit sehingga juvenil losbter jarang mendatangi atraktor tersebut. Selain itu, kepiting yang merupakan pemangsa juvenil losbter sangat banyak ditemukan di atraktor rumput laut RL, sehingga juvenil lobster ini jarang mendatangi atraktor tersebut. Pernyataan ini dilandaskan dari jurnal Haarr et al. 2012 yang mengatakan bahwa kepiting memakan juvenil lobster yang berukuran lebih kecil darinya. Hal ini mempertegas bahwa juvenil lobster sangat sedikit mendatangi rumput laut karena kehadiran predatornya yaitu kepiting. Sehingga atraktor daun kelapa DK dan rumput laut RL lebih efektif daripada rumput laut RL. Hasil tangkapan utama pada korang ini adalah juvenil lobster. Juvenil lobster yang tertangkap akan dipelihara di keramba jaring apung untuk dilakukan pemeliharaan sampai dengan ukuran siap jual. Hasil tangkapan sampingan pada korang ini tidak akan diambil, melainkan akan dilepaskan kembali ke perairan dalam keadaan hidup tanpa luka. Hal ini membuktikan bahwa alat ini bagus karena tidak merusak lingkungan sebab yang diambil hanya juvenil lobster.

5.3 Pengaruh Beda Jenis Atraktor Terhadap Hasil Tangkapan