Nelayan Komposisi dan Hasil Tangkapan

panjang total LOA 2 m, lebar 65 cm dan tingginya 45 cm. Perahu ini memiliki kapasitas muat 4 - 5 orang dan dayung sebagai tenaga penggerak. a b Gambar 22 Perahu sebagai sarana angkut dan media transportasi: a sampan; b perahu motor tempel

4.4 Nelayan

Nelayan adalah orang yang mengoperasikan keseluruhan peralatan untuk penangkapan ikan, baik berupa armada perahu maupun peralatan tangkap. Jumlah nelayan yang mengoperasikan alat tangkap korang ini terdiri dari 2 - 3 orang. Pembagian ini ada yang sebagai juru mudi, 2 orang bertugas sebagai pengoperasian alat tangkap dan sebagai penentu tempat diturunkannya alat tangkap tersebut. 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Komposisi dan Hasil Tangkapan

Total hasil tangkapan korang yang didapat selama penelitian ini terdiri dari 7 spesies, dengan hasil tangkapan sebanyak 111 ekor. Hasil tangkapan dominan pada penelitian ini adalah udang tandok Metapenaeus sp. dengan jumlah 32 ekor atau 29 dari total hasil tangkapan, diikuti oleh kepiting Charybdis natator 31 ekor atau 28 dari total hasil tangkapan, hasil berikutnya yaitu lobster hijau pasir Panulirus homarus 26 ekor atau 23 , udang kenji Stenopus hispidus 10 ekor atau 9 , belut muray Muraenidae sp. 6 ekor atau 5 , lobster mutiara 4 ekor atau 4 dan lobster hijau Panulirus versicolor 2 ekor atau 2 . Secara keseluruhan persentase hasil tangkapan rumpon dapat dilihat pada Gambar 23. Gambar 23 Grafik persentase total hasil tangkapan selama penelitian Juvenil lobster menyukai daerah yang tertutup dan terlindung. Pada bentuk juvenil ini, mereka sangat rentan terhadap kematian akibat dimangsa oleh hewan lain yang berukuran lebih besar darinya. Juvenil lobster memakan benthos kecil, krustasea kecil dan mollusca berukuran kecil. Pada fase juvenil ini, mereka menjadi hewan yang hidup di alga rumput laut Phillips Kittaka 2000. Untuk itu, dalam penelitian kali ini penulis membuat rumpon dimana atraktor rumput laut yang dimasukkan ke dalam korang. Atraktor dibuat agar juvenil lobster terlindung dari serangan predatornya. lobster hijau pasir 23 lobster mutiara 4 lobster hijau 2 udang tandok 29 kepiting 28 udang kenji 9 belut muray 5 n = 111 Penggunaan atraktor daun kelapa ini sangat tepat digunakan karena kandungan substrat di tempat itu banyak, ini didukung oleh penelitian Girsang 2004 yang menyatakan bahwa bahan atraktor yang baik untuk mengumpulkan substrat adalah atraktor daun kelapa. Substrat yang menempel di atraktor daun kelapa ini merupakan makanan bagi krustasea kecil seperti udang tandok Metapenaeus sp.. Udang ini merupakan makanan bagi juvenil lobster. Pernyataan tersebut didukung oleh Phillip Kittaka 2000 yang menyatakan bahwa juvenil lobster di malam hari akan mencari makan yang berupa mollusca dan krustasea udang di sekitar habitatnya yang berupa rumput laut. Penulis memberi perlakuan tambahan yaitu menganyam daun kelapa dengan bentuk kepangan sehingga terdapat celah kecil tempat bersembunyi juvenil lobster dari predatornya. Setelah di uji coba, dapat diketahui bahwa udang-udang kecil dan juvenil lobster bersembunyi di atraktor daun kelapa. Maka pada penelitian ini, penulis membedakan rumpon menjadi 2 tipe yaitu menggunakan daun kelapa dengan rumput laut dan hanya menggunakan rumput laut. Rumput laut ini digunakan sebagai pembanding karena pada fase juvenil, mereka hidup dan mencari makan di sekitar rumput laut Phillips Kittaka 2000.

5.2 Komposisi dan Hasil Tangkapan Berdasarkan Perbedaan Atraktor