Latar Belakang Analisis Struktur Perekonomian dan Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Selatan

seluruh sektor lapangan usaha yang ada di suatu wilayah biasanya dikelompokkan dalam 9 sektor. Kesembilan sektor tersebut dapat diklasifikasikan kembali dalam tiga sektor utama, yaitu sektor Primer, Sekunder dan Tersier. PDRB Provinsi Sumatera Selatan, 2009. Pada periode 2006 – 2010 sektor utama penyumbang terbesar terhadap PDRB adalah sektor Primer disusul sektor Sekunder dan sektor Tersier. Sumber: BPS Sumatera Selatan Gambar 1 Nilai Tambah Provinsi Sumatera Selatan 2007 – 2010 Ada empat sektor dominan sebagai penyumbang terbesar terhadap PDRB Sumatera Selatan pada tahun 2010 Tabel 1. Keempat sektor tersebut yaitu sektor industri pengolahan, diikuti sektor pertambangan dan penggalian, sektor pertanian serta sektor perdagangan, hotel dan restoran. Masing-masing menyumbang secara berurutan sebesar 23,67 persen, 21,62 persen, 16,85 persen dan 12,70 persen. Tabel 1. Kontribusi Sektor Ekonomi Terhadap PDRB Sumatera Selatan Sumber: PDRB Sumatera Selatan Menurut Lapangan Usaha PDRB Kontribusi 2007 2008 2009 2010 1. Pertanian 2. Pertambangan penggalian Sektor Primer 18,27 29,94 43,21 17,18 25,44 42,62 17,35 21,04 38,39 16,85 21,62 38,47 3. Industri Pengolahan 4. Listrik, Gas Air Bersih 5. Bangunan Sektor Sekunder 23,03 0,54 6,13 29,70 23,26 0,48 6,01 29,75 23,64 0,51 6,52 30,67 23,67 0,49 6,49 30,65 6. Perdagangan, Hotel Restoran 7. Pengangkutan Komunikasi 8. Keuangan, Persewaan Jasa Pers 9. Jasa-Jasa Sektor Tersier 11,16 4,15 3,41 7,77 27,09 11,92 4,11 3,36 8.23 27,62 12,78 4,50 3,64 10,03 30,95 12,70 4,45 3,52 10,20 30,87 Total 100,00 100,00 100,00 100,00 Menurut Biro Pusat Statistik BPS Sumatera Selatan, pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto PDRB atas dasar harga konstan 2000, berfluktuasi tetapi cenderung meningkat Gambar 2. Pertumbuhan PDRB Sumatera Selatan sebesar 7,31 persen pada tahun 2006, meningkat menjadi 8,04 persen tahun 2007. Selanjutnya turun ke 6,31 persen tahun 2008 dan turun kembali tahun 2009 ke 5,06 persen. Kemudian meningkat kembali menjadi 6,94 persen pada tahun 2010. Sumber: BPS Sumatera Selatan Gambar 2. Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Selatan 2006 - 2010 Demikian juga laju pertumbuhan PDRB per kapita Sumatera Selatan berfluktuasi sepanjang 5 tahun terakhir. Laju pertumbuhan PDRB perkapita Sumatera Selatan selama kurun waktu 2006 – 2010 adalah masing-masing 3,31 persen, 3,94 persen kemudian turun dalam dua tahun terakhir menjadi 3,20 dan 2,27 persen, untuk kemudian meningkat kembali menjadi 3,72 persen. Laju pertumbuhan PDRB per kapita atas dasar harga konstan 2000 Sumatera Selatan dan dua kota besar lainnya di Sumatera disajikan dalam tabel 2. Tabel 2. Laju Pertumbuhan PDRB Per Kapita atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 di Sumatera Selatan Tahun 2006 – 2010 persen P r o v i n s i 2006 2007 2008 2009 2010 Rata-rata Sumatera Selatan Sumatera Utara Sumatera Barat Jambi Bengkulu Lampung 3,31 5,06 4,76 3,27 4,23 3,71 3,94 5,77 4,97 4,19 4,74 4,67 3,20 5,27 5,51 4,53 4,08 4,09 2,27 3,97 2,95 3,78 4,73 3,92 3,72 5,34 4,70 4,91 3,61 4,61 3,28 5,08 4,58 4,14 4,28 4,2 Sumber: PDRB Provinsi-Provinsi di Indonesia 2006-2010 Berdasarkan pendahuluan di atas maka dianggap perlu untuk menganalisis mengenai struktur pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan tentang potensi sektor unggulan, yang nantinya menjadi prioritas dalam pembangunan di Sumatera Selatan. Selain itu sangat diperlukan juga peranan investasi baik investasi domestik maupun investasi asing dan juga pertumbuhan tenaga kerja serta pengeluaran pemerintah dalam rangka memajukan pembangunan ekonomi yang dalam hal ini dilihat dari pertumbuhan PDRB Sumatera Selatan. 1.2. Rumusan Masalah Provinsi Sumatera Selatan termasuk provinsi di wilayah Sumatera dengan pertumbuhan ekonomi yang berfluktuasi dengan kecenderungan meningkat. Namun demikian bila dibandingkan dengan provinsi lain di Sumatera terlihat pertumbuhan ekonomi dengan indikator pendapatan domestik regional bruto perkapita relatif rendah. Sepanjang tahun 2006 – 2010 rata-rata PDRB per kapita Sumatera Selatan sebesar 3,28 persen, lebih rendah dibandingkan dengan Jambi dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 4,14 persen, Sumatera Utara sebesar 5,08 persen atau Lampung dengan rata-rata pertumbuhan 4.2 persen. Dengan demikian perlu kiranya bagi Provinsi Sumatera Selatan untuk berupaya meningkatkan terus laju pertumbuhan PDRB. Pembangunan hakekatnya ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pendapatan. Pendapatan masyarakat yang meningkat pada akhirnya akan meningkatkan produksi barang dan jasa. Meningkatnya pendapatan masyarakat berarti meningkatnya pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi suatu daerah memiliki saling ketergantungan dengan pertumbuhan ekonomi wilayah lainnya. Begitu pula dengan Perekonomian Sumatera Selatan yang juga dipengaruhi oleh perekonomian nasional. Bentuk pengaruh perekonomian nasional ini berupa kebijakan nasional yang mempengaruhi pada sektor-sektor perekonomian Sumatera Selatan. Tentu saja ada pengaruh lain yang berasal dari kemampuan potensial sektor-sektor perekonomian Sumatera Selatan itu sendiri. Faktor pertumbuhan sektor yang cepat dan faktor daya saing yang tinggi juga menjadikan suatu sektor perekonomian menjadi andalan dalam perekonomian Sumatera Selatan. Pertumbuhan ekonomi di suatu daerah akan berbeda dengan daerah lain, hal tersebut diakibatkan oleh perbedaan karakteristik antar daerah. Karakteristik daerah sebetulnya dapat dilihat dari kontribusi tiap-tiap sektor perekonomiaan terhadap pembentukan PDRB. Kontribusi tiap-tiap sektor pada suatu daerah dapat pula dibandingkan dengan daerah lain yang lebih tinggi, untuk menentukan apakah suatu sektor merupakan sektor yang mengekspor atau bukan. Pertumbuhan ekonomi yang diiringi dengan kenaikan kesejahteraan masyarakat dapat tercapai dengan membuat kebijakan skala prioritas dalam pembangunan daerah. Oleh sebab itu penting kiranya upaya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi agar lebih optimal, dengan mengkaji faktor dominan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sumatera Selatan. Salah satunya adalah dengan melakukan pengkajian terhadap pengaruh investasi asing PMA, investasi dalam negeri PMDN, dan angkatan kerja serta pengeluaran pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Selatan. Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan yang dianalisis adalah: 1. Berapakah perubahan Pendapatan Domestik Regional Bruto PDRB di Sumatera Selatan berdasarkan National Share pertumbuhan nasional, Industry Mix bauran industri dan Regional Shift keunggulan kompetitif yang dimiliki menurut sektor-sektor ekonomi? 2. Sektor apakah yang menjadi sektor unggulan Provinsi Sumatera Selatan? 3. Bagaimana pengaruh PMA, PMDN, pengeluaran pemerintah dan angkatan kerja terhadap PDRB Sumatera Selatan?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah : 1. Menganalisis besarnya perubahan Pendapatan Domestik Regional Bruto PDRB di Sumatera Selatan berdasarkan National Share pertumbuhan nasional, Industry Mix bauran industri dan Regional Shift keunggulan kompetitif yang dimiliki menurut sektor-sektor ekonomi. 2. Menentukan sektor unggulan Provinsi Sumatera Selatan. 3. Menganalisis besarnya pengaruh PMA, PMDN, pengeluaran pemerintah dan angkatan kerja terhadap PDRB Sumatera Selatan.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah : 1. Secara akademik hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai referensi dan bahan kajian terhadap perekonomian Provinsi Sumatera Selatan. 2. Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi Pemerintah provinsi Sumatera Selatan dalam pengambilan keputusan untuk merumuskan kebijakan pembangunan ekonomi. 1.5. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini meliputi dua aspek penting. Pertama, menganalisis struktur perekonomian Provinsi Sumatera Selatan dan kedua, menganalisis faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Selatan. Dalam menganalisis struktur perekonomian, digunakan pendekatan ekonomi regional yaitu Metode Location Quetiont LQ dan Analisis Shift Share. Dalam menganalisis faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Selatan, digunakan pendekatan model pertumbuhan neo klasik, dimana perbedaan dalam tingkat pertumbuhan hanya dijelaskan dengan penekanan pada fungsi produksi agregat dengan faktor dasar modal dan tenaga kerja. Dalam teori pertumbuhan ekonomi neo klasik, yang dikembangkan oleh Solow, faktor input tenaga kerja dan modal adalah determinan pertumbuhan ekonomi suatu negara Jamal 2006. Halaman ini sengaja dikosongkan