Tujuan Prioritas Analisis pemilihan alternatif skenario pola kemitraan pada pemberdayaan masyarakat miskin di Kota Depok

mereka terhadap pemerintah kota sendiri. Boleh jadi, hal ini disebabkan oleh pandangan para pakar responden yang menempatkan pendidikanpengetahuan dalam dua besar faktor penting. Hal ini dikarenakan perguruan tinggi ataupun lembaga penelitian dapat mengadakan penelitian, pengembangan dan penyuluhan teknologi baru yang dibutuhkan oleh dunia usaha khususnya usaha yang dikembangkan dengan kemitraan usaha sehingga dengan adanya hasil temuan teknologi dari Perguruan Tinggilembaga sejenis para pelaku usaha kecil dapat menghasilkan output yang maksimal dan dapat mekan tingkat biaya yang mereka tanggung sehingga dapat meningkatkan pendapatan. Mitra Intipengusaha menempati urutan ke empat dengan bobot sebesar 0.15 atau sebesar 15 persen , mitra intipengusaha berperan terhadap para UKM dan masyarakat miskin di Kota Depok. Hal ini dilakukan dengan cara memberikan bimbingan dalam meningkatkan kualitas SDM pengusaha kecilUKM, baik melalui pendidikan pelatihan dan penanganan dalam bidang kewirausahaan, manajemen dan keterampilan teknis produksi serta menjamin pembelian hasil produksi pengusaha kecil sesuai dengan kesepakatan yang telah disepakati bersama. Pemkot Dinas dan Mitra plasma, Pemkot Dinas merupakan lembaga yang dinilai berperan penting dalam menciptakan lingkungan, iklim, kondisi dan nuansa yang kondusif untuk terciptnya kemitraan yang harmonis dengan penyusunan penyediaan fasilitas sarana prasarana, permodalan, manajem dan teknologi sehingga dimanfaatkan dan digunakan dalam membangun dan mewujudkan kemitraan sedangkan mitra plasma merupakan mitra kelompok yang akan diberdayakan perannya untuk mengatasi berbagai persoalan yang mereka hadapi sendiri atau lingkungan terdekatnya dalam mengentaskan kemiskinan. Mitra plasma ini terdiri dari tiga klster. Klaster pertama merupakan kaum sangat miskin dan papa yang terdiru dari orang-orang sangat miskin, cacat, atau jompo yang tidak memungkinkan bekerja secara normal karena ciri-ciri fisiknya. Klaster ke dua adalah mereka yang miskin namun memiliki kegiatan ekonomi seperti menjadi pekerja atau memiliki usaha skala mikro atau kecil. Sedangkan klaster ke tiga adalah mereka yang memiliki usaha skala kecil dan menengah dan menyerap tenaga kerja masyarakat miskin sekitar namun terancam keberlanjutan usahanya karena berbagai masalah .

c. Tujuan Prioritas

Perumusan prioritas tujuan dilakukan terhadap aktor-aktor yang berperan dalam kebijakan pengentasan kemiskinan melalui kemitraan Berdasarkan prioritas tujuan dalam pola kemitraan pemberdayaan masyarakat miskin di Kota Depok dapat dilihat pada Tabel 5 di bawah ini. Tabel 5. Prioritas tujuan dalam pola kemitraan Indikator Tujuan Bobot Prioritas Mengurangi Pengangguran 0.29 1 Meningkatkan Pendapatan 0.27 2 Pemerataan Pendapatan 0.18 3 Meningkatkan Pertumbuhan ekonomi lokal 0.15 4 Total 1 Berdasarkan Tabel diatas dapat diketahui bahwa tujuan utama dalam pola kemitraan ialah mengurangi pengangguran khususnya masyarakat yang ada di Kota Depok, dengan bobot kepentingan sebesar 29 persen. Tingkat pengangguran yang masih tinggi menjadi indikator bahwa masih tingginya angka kemiskinan, karena umumnya masyarakat yang tidak bekerja apalagi pada usia produktif tidak memiliki pendapatan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, sehingga akan mejadi beban keluarga yang ditinggalinnya, jika keluarga yang hidup bersamanya memiliki tingkat perekonomian yang cukup, hal ini tidak menjadi permasalahan, akan tetapi jika hal ini terjadi pada rumah tangga yang perekonomiannya lemah maka terjadi kondisi sebaliknya, dimana semakin banyak tanggungan yang dibebankan kepada rumah tangga ekonomi lemah, maka rumah tangga tersebut akan mengalami kekurangan dalam pemenuhan kebutuhan sehari-harinya, dan jika di masyarakat Depok banyak hal yang seperti ini, maka akan dipastikan angka kemiskinan akan tinggi di Kota ini. Hal ini menjadi sasaran utama dalam pola kemitraan, dimana masyarakat dapat menjalin kerjasama, baik kepada LKM maupun perguruan tinggi, ataupun instansi terkait lainnya untuk dapat mengubah status hidupnya, oleh karena itu masyarakat diharapkan dapat membuat suatu usaha ataupun kegiatan yang dapat mengangkat perekonomian mereka, sehingga jika semua masyarakat Depok melakukan hal seperti ini, maka secara otomatis angka pengangguran di Kota Depok akan berkurang. Meningkatkan pendapatan menempati urutan prioritas ke dua dengan bobot sebesar 0,27 atau sebesar 27 persen. Setelah angka pengangguran berkurang mengindikasikan bahwa masyarakat yang tadinya menganggur sekarang telah mendapatkan pekerjaan, oleh karena itu jika masyarakat miskin tersebut telah bekerja maka mereka mendapatkan upah atau penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka, sehingga nanntinya mereka akan terlepas dari belenggu kemiskinan, maka dari itu peningkatan menjadi tujuan prioritas kedua dalam pola kemitraan ini. Tujuan berikutnya dari pola kemitraan ini ialah pemerataan pendapatan seperti yang disajikan pada Gambar, dapat diketahui pemerataan pendapatan memiliki bobot sebesar 0,25 atau sebesar 25 persen, yang memiliki arti bahwa dengan adanya pola kemitraan akan menjadikan Depok, sebuah Kota dimana masyarakatnya tidak memiliki kesenjangan yang terlalu jauh dari sisi pendapatannya antara masyarakat ekonomi atas, dengan masyarakat miskin. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi lokal menempatkan prioritas terakhir dengan bobot sebesar 0,19 atau sebesar 19 persen. Hal ini mudah dipahami bahwa penyediaan lapangan kerja bagi kaum miskin akan sangat membantu mereka secara langsung tidak hanya untuk mempertahankan hidup namun bahkan untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Konsekuensi dari terciptanya lapangan kerja adalah pendapatan yang lebih merata dan meningkat. Sementara itu, pertumbuhan ekonomi meskipun penting, namun pengaruhnya tidak langsung kepada kaum miskin. Peningkatan pertumbuhan ini diharapkan terjadi karena bergeraknya sektor riil dengan semakin terciptanya lapangan kerja bagi kaum miskin dan berkembangnya UMKM, maka dari itu tujuan peningkatan ekonomi lokal berada pada prioritas terakhir.

d. Skenario Prioritas