Faktor Penentu Aktor Analisis pemilihan alternatif skenario pola kemitraan pada pemberdayaan masyarakat miskin di Kota Depok

Selanjutnya adalah menentukan tujuan yaitu hasil akhir apa yang ingin dicapai oleh setiap aktor dalam pemberdayaan masyarakat miskin. Terakhir ialah merumuskan alternative strategi pemberdayaan. Alternatif-alternatif ini merupakan hasil pengkajian dari interaksi berbagai factor, sub factor, actor dan tujuan yang terkait dalam sistem untuk mencapai tujuan utama yaitu pemberdayaan masyarakat miskin.

a. Tujuan Utama

Tahapan pertama dari hierarki pemberdayaan masyarakat miskin di Kota depok adalah menetapkan tujuan utama. Tujuan utama dalam rangka pola kemitraan untuk pemberdayaan masyarakat miskin di Kota depok adalah : 1 memetakan masalah kemiskinan di Kota Depok, 2 menganalisis faktor-faktor yang dominan menyebabkan kemiskinan, 3 mengkaji berbagai karakter alternatif model penanggulangan kemiskinan yang pernah sukses diterapkan, 4 mengkaji budaya dan kearifan lokal yang dimiliki masyakat dalam menghadaopi masalah kemiskinan, 5 merumuskan model penanggulangan kemiskinan yang tepat sesuai dengan kearifan lokal. Perencanaan pemberdayaan masyarakat miskin ditentukan dengan memperhatikan faktor-faktor penentu, sub faktor penentu, pelaku atau aktor dan tujuan dalam pemberdayaan masyarakat miskin.

b. Faktor Penentu

Tahapan kedua dari sistem ini adalah faktor penentu dalam rangka pemberdayaan masyarakat miskin di Kota Depok. Dalam sistem ini elemen-elemen faktor meliputi, faktor keterampilan, pendidikan, motivasi usaha, modal, jaringan atau akses. Faktor-faktor yang dirasa sangat perlu dalam rangka pemberdayaan masyarakat miskin di Kota Depok yaitu: 1. Keterampilan, yaitu jenis keahlian yang dimiliki masyarakat dalam menjalankan usaha kecil mikronya. 2. PendidikanPengetahuan yaitu berhubungan dengan tingkat pendidikan masyarakat dalam menjalankan usaha kecil mikronya. 3. Motivasi Usaha, merupakan faktor yang mendorong masyarakat untuk menjalankan usaha kecil mikronya. 4. Modal, terkait dengan seberapa besar dana yang dibutuhkan untuk membangun pola kemitraan. 5. Jaringan Akses usaha, menyangkut seberapa sulit akses untuk mencapai lokasi usaha serta jaringan distribusi yang dimiliki lokasi tersebut.

c. Aktor

Tahap ketiga ialah pelaku atau aktor yang yang dianggap berperan penting dalam rangka pemberdayaan masyarakat miskin di Kota Depok ataupun para stackholders yang berperan sebagai pengambil keputusan dalam rangka pemberdayaan masyarakat miskin di Kota Depok yaitu: 1. Pemerintah Kota dinas yang merupakan pihak terkait dalam pembuatan kebijakan Pola Kemitraan Untuk Pemberdayaan Masyarakat Miskin di Kota Depok yang meliputi Bappeda, dinas Kersos, Dinas Indag, dan Dinas Pertanian. 2. Mitra Inti, adalah kalangan pengusaha yang jika dilihat dari bentuk kerjasama yang dilakukannya terdiri atas konsinyasi, jual putus bapa ankat dan ventura. 3. Mitra Plasma, dalam hal ini adalah UKM Usaha Kecil dan Mikro yang terbagi menjadi 3 cluster yaitu, cluster 1 Program perlindungan dan bantuan sosial, cluster 2 pemberdayaan masyarakat, cluster 3 pemberdayaan usaha kecil dan mikro. 4. Lembaga Keuangan Mikro, yaitu lembaga yang menangani masalah keuangan yang dihadapi oleh UKM yang meliputi koperasi, BMT, Bank, Dana Bergulir, Tengkulak dan CSR Corporate Sosial Responsibility. 5. PendampingPenyuluh yaitu pihak yang akan membimbing dan menangani pendampingan untuk pemberdayaan UKM, terdiri atas pendamping kredit, pendamping usaha, penyuluh produksi dan penyuluh pertanian. 6. Perguruan TinggiLembaga Penelitian, adalah sebagai institusi yang meneliti bagaimana pola kemitraan yang paling sesuai untuk diterapkan, yang meliputi Perguruan Tinggi, LSM dan Lembaga Penelitian.

d. Tujuan