5. Jaringan Akses usaha, menyangkut seberapa sulit akses untuk mencapai lokasi usaha serta jaringan distribusi yang dimiliki lokasi tersebut.
c. Aktor
Tahap ketiga ialah pelaku atau aktor yang yang dianggap berperan penting dalam rangka pemberdayaan masyarakat miskin di Kota Depok ataupun para
stackholders yang berperan sebagai pengambil keputusan dalam rangka pemberdayaan masyarakat miskin di Kota Depok yaitu:
1. Pemerintah Kota dinas yang merupakan pihak terkait dalam pembuatan kebijakan Pola Kemitraan Untuk Pemberdayaan Masyarakat Miskin di Kota Depok yang
meliputi Bappeda, dinas Kersos, Dinas Indag, dan Dinas Pertanian. 2. Mitra Inti, adalah kalangan pengusaha yang jika dilihat dari bentuk kerjasama
yang dilakukannya terdiri atas konsinyasi, jual putus bapa ankat dan ventura. 3. Mitra Plasma, dalam hal ini adalah UKM Usaha Kecil dan Mikro yang terbagi
menjadi 3 cluster yaitu, cluster 1 Program perlindungan dan bantuan sosial, cluster 2 pemberdayaan masyarakat, cluster 3 pemberdayaan usaha kecil dan
mikro. 4. Lembaga Keuangan Mikro, yaitu lembaga yang menangani masalah keuangan
yang dihadapi oleh UKM yang meliputi koperasi, BMT, Bank, Dana Bergulir, Tengkulak dan CSR Corporate Sosial Responsibility.
5. PendampingPenyuluh yaitu pihak yang akan membimbing dan menangani pendampingan untuk pemberdayaan UKM, terdiri atas pendamping kredit,
pendamping usaha, penyuluh produksi dan penyuluh pertanian. 6. Perguruan TinggiLembaga Penelitian, adalah sebagai institusi yang meneliti
bagaimana pola kemitraan yang paling sesuai untuk diterapkan, yang meliputi Perguruan Tinggi, LSM dan Lembaga Penelitian.
d. Tujuan
Tahapan keempat dari sistem adalah tujuan dalam pemberdayaan masyarakat miskin di Kota Depok, perencanaan pemberdayaan diharapkan mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Tujuan yang diharapkan antara lain: 1. Mengurangi Pengangguran ialah menurunnya angka pengangguran di kota Depok,
baik dalam usia produktif atau tidak menurunnya pengangguran merupakan salah satu cara dalam menilai tingkat kemiskinan khususnya di Kota Depok.
2. Meningkatkan Pendapatan, memiliki maksud meningkatkan pendapatan individu dalam suatu masyarakat khususnya masyarakat Kota Depok.
3. Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Lokal, Meningkatkan pertumbuhan ekonomi lokal yaitu meningkatkan kegiatan perdagangan ataupun wirausaha yang
menghasilkan profit sehingga akan meningkatkan pertumbahan ekonomi lokal. 4. Pemerataan Pendapatan, pemerataan pendapatan yaitu masyarakat Depok
khususnya memiliki pendapatan yang relatif ataupun sesuai dengan standar kelayakan hidup.
e. StrategiSkenario
Tahap kelima ialah hirarki yaitu alternatif strategi. Dalam penetapan strategi pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan sistem yang meliputi srategi:
1. Strategi pendampingan media usaha yang meliputi: membangun lembaga pendamping,
koordinasi instansi
yang memiliki
tenaga pendamping,
pelatihanteknik mediasi calon pendamping, serta membuat pilot-pilot projek. 2. Bantaun Modal yang meliputi: tidak ada bantuan gratis, Resheduling, Tingkatan
keberhasilan, kalau tidak usaha diberi tunjangan, tidak perlu pelatihan karena orang miskin kreatif, dibuat kelompok dengan tanggung jawab, karyawan Bank
tidak menerima uang dari nasabah. 3. Pelatihan, meliputi: Bisnis UKM, bisnis usaha mikro, teknologi dan teknik,
perakitan, pemasaran, keuangan, produksi dan negosiasi. 4. Penguatan infrastruktur bisnis meliputi: membangun jalan dan akses pasar,
membangun pusat agrobisnis, membangun tokowarungusaha mikro, membangun sarana komunikasi terpadu, membangun pasar untuk UKM, dan Mikro,
membangun kebijakan perimbangan bisnis besar, kecil dan mikro. 5. Penguatan modal sosial meliputi: membangun lumbung desa, membangun arisan,
membangun kelompok-kelompok usaha, kelompok wanita, kelompok pemuda dan membangun sistem pinjaman tanggung renteng.
a. Faktor Penentu Prioritas