Pemilihan Komoditas Potensial Diagram Alir Model SPK Perikanan

63 2 Meningkatkan penyediaan dan distribusi bahan pangan komoditas perikanan dan kelautan dalam rangka meningkatkan kualitas konsumsi dan gizi masyarakat. 3 Meningkatkan lapangan kerja dan kesempatan berusaha. 4 Mendorong dan meningkatkan pertumbuhan industri di dalam negeri melalui penyediaan bahan baku dan peningkatan penyerapan devisa. 5 Meningkatkan kelestarian sumberdaya perikanan dan kelautan. Tabel 10. Produksi dan nilai hasil perikanan menurut kabupatenkota di pantai utara Provinsi Jawa Barat Tahun 2004 Pantai Utara Jawa No Kab Kota Areal Produksi Bekasi Karawang Subang Indramayu Cirebon 1 2 3 4 5 6 7 1 Penangkapan di laut Tonase 1,612 10,163 17,968 66,789 44,930 Nilai Rp 14,355,700 41,946,400 144,967,950 527,455,035 44,930 2 Budidaya tambak Tonase 6,577 29,517 11,018 19,791 3,349 Nilai Rp 1,043,792,511 345,554,566 40,865,900 4,656,506,491 86,069,097 3 Budidaya kolam Tonase 276 1,763 2,547 4,290 1,176 Nilai Rp 1,777,327 10,927,700 4,383,000 29,797,400 86,069,097 4 Budidaya karamba Tonase Nilai Rp 5 Budidaya Sawah Tonase 21 329 3,003 4 Nilai Rp 101,236 3,707,368 13,215,000 78,000 6 Kolam Air Deras Tonase 177 Nilai Rp 1,072,774 7 Jaring Apung Tonase Nilai Rp 1,105 8 Perairan Umum Tonase 790 560 549 1,105 149 Nilai Rp 37,702 2,409,200 2,203,810 21,010,172 441,340 Jumlah Tonase 9,275 42,333 35,262 91,976 49,607 Jumlah Nilai Rp 1,060,027,564 402,136,594 204,505,173 5,213,760,031 172,261,273

4.2 Pemilihan Komoditas Potensial

Pemilihan komoditas potensial dalam penelitian ini didasarkan pada pertimbangan jenis-jenis ikan yang kontinyu didaratkan di daerah penelitian, 64 selanjutnya memilih jenis ikan yang belum diserap industri moderneksportir dan volume ikan yang didaratkan secara terus menerus kontinyu dari tahun 2002- 2006 dalam jumlah rata-rata minimal 30.000 kgjenis ikantahun. Dengan 300 hari kerjatahun maka diperoleh rata-rata 100 kghari kerja untuk mencukupi kebutuhan bahan baku sebuah usaha pengolahan hasil perikanan ditingkat usaha kecil. Jenis ikan yang belum diserap industri modern yang biasa dimanfaatkan oleh pengolah tradisional sebagai bahan baku pengolahan produk tradisional seperti ikan asin, ikan asap, dendeng ikan, pindang ikan. 1 Pemilihan komoditas potensial Kabupaten Cilacap. Berdasarkan hasil penilaian responden, jenis-jenis ikan yang belum diserap oleh industri pengolahan modern dari Kabupaten Cilacap adalah ikan campuran multi species, cucut, gulamahtigawaja, pari dan manyung. Berdasarkan 5 jenis ikankomoditas tersebut selanjutnya ditentukan komoditas potensial dengan rataan geometri. Nilai rataan geometri tertinggi akan menjadi pilihan komoditas potensial. Proses pemilihan komoditas potensial Kabupaten Cilacap dimulai data jenis ikan yang didaratkan secara kontinyu di Kabupaten Cilacap selama 5 tahun terakhir tahun 2002-2006 seperti pada Tabel 11. Tabel 11. Produksi perikanan tangkap yang kontinyu didaratkan di Kabupaten Cilacap 2002 – 2006 Volume Produksi kg No Jenis Ikan 2002 2003 2004 2005 2006 1 bawal hitam 21.100 1.400 32.100 33.200 1.200 2 bawal putih 44.600 29.900 42.400 26.000 61.600 3 Cakalang 2.500.700 3.756.200 2.068.100 982.100 4.532.800 4 Cucut 397.800 209.300 121.800 140.400 182.500 5 gulamahtigawaja 74.600 46.300 313.900 344.700 394.200 6 ikan campuran 1.287.900 838.000 1.986.800 818.400 1.535.600 7 Layur 35.200 180.300 117.300 55.600 34.700 8 Lemuru 209.600 14.200 54.300 8.600 18.900 9 Manyung 39.900 75.500 150.400 655.100 103.100 10 Pari 48.700 26.900 49.900 45.700 72.600 11 Rebon 759.606 628.107 882.927 675.178 1.344.884 12 Tengiri 82.000 62.700 75.700 52.100 52.100 13 Tongkol 164.800 78.100 284.000 241.800 80.700 14 tuna besar 1.666.000 675.900 616.500 1.207.000 1.253.400 15 udang dogol 247.600 116.100 403.300 110.100 90.800 16 udang jerbung 417.000 190.200 247.200 191.800 280.400 65 Data jenis ikan yang kontinyu didaratkan di kabupaten Cilacap selanjutnya dilakukan ranking berdasarkan nilai ekonomi dari perkalian antara volume ikan dengan harga ikan seperti terlihat pada Tabel 12. Tabel 12. Ranking jenis ikan berdasarkan nilai ekonomi di Kabupaten Cilacap No Jenis Ikan Volume rata-rata kg Harga Rpkg Nilai Ekonomi Rp 1 udang jerbung 265.320 55.230 14.653.623.600 2 tuna besar 1.083.760 8.897 9.642.212.720 3 cakalang 2.767.980 2.763 7.647.928.740 4 udang dogol 193.580 23.864 4.619.593.120 5 ikan campuran 1.293.340 2.233 2.888.028.220 6 rebon 858.140 3.264 2.800.970.266 7 tongkol 169.880 7.324 1.244.201.120 8 gulamahtigawaja 234.740 4.850 1.138.489.000 9 bawal putih 40.900 25.068 1.025.281.200 10 cucut 210.360 4.839 1.017.932.040 11 manyung 204.800 4.218 863.846.400 12 tengiri 64.920 12.415 805.981.800 13 layur 84.620 4.597 388.998.140 14 bawal hitam 17.800 12.503 222.553.400 15 pari 48.760 3.299 160.859.240 16 lemuru 61.120 1.857 113.499.840 Dari jenis ikan yang telah mengalami ranking berdasarkan nilai ekonomi tersebut, selanjutnya dilakukan pemilihan jenis ikan yang belum diserap oleh industri besarindustri skala ekspor. Jenis ikan yang belum diserap oleh industri besar ini adalah jenis ikan yang selama ini dimanfaatkan oleh para pengolah tradisional untuk diolah menjadi ikan asin, kering, asap, kerupuk dan lain-lain seperti terlihat pada Tabel 13. 66 Tabel 13. Serapan industri dari produksi perikanan Cilacap No. Skala Prioritas Komoditas Menurut Nilai Ekonomi Komoditas yang diserap Industri Modern Komoditas yang Tidak diserap Industri Modern 1 udang jerbung udang jerbung 2 Rebon rebon 3 Cakalang cakalang 4 tuna besar tuna besar 5 bawal putih bawal putih 6 udang dogol udang dogol 7 Lemuru lemuru 8 Tengiri tengiri 9 bawal hitam bawal hitam 10 ikan campuran ikan campuran 11 Cucut cucut 12 Layur layur 13 Tongkol tongkol 14 gulamahtiga waja gulamahtiga waja 15 Pari pari 16 Manyung manyung Langkah selanjutnya adalah pemilihan komoditas potensial. Pemilihan dimulai dengan melihat Jeniskomoditas yang belum diserap industri besar selanjutnya oleh responden dilakukan penilaian dengan mengunakan kriteria mutu, ketersediaan bahan baku, harga dan pesaing ditingkat pembeli terhadap jenis ikan yang belum diserap industri modernindustri besar. Nilaiskor yang dihasilkan selanjutnya dihitung berdasarkan rataan geometri dan jenis ikan yang memiliki nilai dengan rataan geometri tertinggi nenjadi komoditas potensial, seperti terlihat pada Tabel 14. 67 Tabel 14. Pemilihan komoditas potensial dari jenis ikan yang belum diserap Unit Pengolahan Ikan UPI modern Skor Komoditas Potensial 1 - 5 No. Komoditas Yang Belum Diserap UPI P1 P2 P3 P4 Rataan Geometri Kriteria Nilai 1 ikan campuran 5 5 5 4 4.728 2 cucut 4 4 3 4 3.722 3 gulamahtiga waja 3 4 4 5 3.936 4 pari 4 4 3 3 3.464 5 manyung 3 3 4 4 3.464 • Mutu prima, ketersediaan bahan baku terjamin, harga stabil, pesaing pembeli rendah = 5 • Mutu Prima, ketersediaan bahan baku terjamin, harga stabil, pesaing pembeli sedang =4 • Mutu Prima, ketersediaan bahan baku terjamin, harga tidak stabil, pesaing pembeli tinggi =3 • Mutu Prima, ketersediaan bahan baku kurang terjamin, harga tidak stabil, pesaing pembeli tinggi =2 • Mutu Prima, ketersediaan bahan baku tidak terjamin, harga tidak stabil, pesaing pembeli tinggi =1 Komoditas potensial Kabupaten Cilacap yang memiliki rataan geometri tertinggi adalah: ikan campuran multi species. 2 Pemilihan komoditas Potensial Pelabuhanratu Jenis-jenis ikan yang belum diserap industri pengolahan modern dari wilayah Pelabuhanratu adalah ikan pari, kembung, cucut, layang, selar, manyung, kuweputihan, peperek dan ikan tembang. Dari 9 jenis ikan tersebut selanjutnya ditentukan komoditas potensial dengan rataan geometri. Proses pemilihan komoditas potensial di Pelabuhanratu-kabupaten Sukabumi dimulai data jenis ikan yang didaratkan secara kontinyu di Pelabuhanratu Sukabumi selama 5 tahun terakhir tahun 2002-2006 seperti pada Tabel 15. 68 Tabel 15. Produksi Perikanan yang kontinyu didaratkan di Pelabuhanratu 2002 – 2006 Volume Produksi kg No Jenis Ikan 2002 2003 2004 2005 2006 1 Cakalang 938.700 1.151.600 865.900 829.100 578.590 2 Cucut 148.200 654.400 636.300 609.300 560.020 3 cumi-cumi 5.300 3.700 3.700 3.500 54.080 4 kerang lainnya 1.387.400 671.980 573.510 551.000 142.110 5 kakap merah 42.000 83.300 190.000 181.900 79.810 6 Kembung 39.100 199.500 840.300 804.600 321.630 7 kuweputihan 101.800 90.500 56.500 54.100 237.630 8 Layang 31.000 50.500 423.800 405.800 181.050 9 Layur 76.100 1.004.500 151.900 145.400 518.020 10 Manyung 19.000 45.100 166.600 159.500 27.870 11 Pari 186.500 506.800 1.425.900 1.365.400 108.460 12 Peperek 280.600 169.600 149.000 142.700 222.510 13 Selar 29.200 76.500 212.800 203.700 53.700 14 Tembang 1.241.700 160.900 26.000 24.900 756.210 15 Tengiri 54.500 77.800 129.000 123.500 85.820 16 Teri 86.500 22.000 160.700 153.900 159.270 17 Tongkol 1.336.800 729.100 624.900 598.400 571.200 18 tuna besar 200.100 688.300 917.900 1.912.800 347.540 19 udang lainnya 103.900 7.200 3.400 3.300 293.530 Data jenis ikan yang kontinyu didaratkan di Pelabuhanratu Kabupaten Sukabumi selanjutnya dilakukan ranking berdasarkan nilai ekonomi dari hasil perkalian antara volume ikan dengan harga ikan seperti terlihat pada Tabel 16. 69 Tabel 16. Ranking jenis ikan berdasarkan nilai ekonomi di Pelabuhanratu No Jenis Ikan Volume rata-rata kg Harga Rpkg Nilai Ekonomi Rp 1 tuna besar 813.328 8.000 6.506.624.000 2 cakalang 872.778 6.000 5.236.668.000 3 layur 379.184 12.620 4.785.302.080 4 kerang lainnya 665.200 6.250 4.157.500.000 5 pari 698.612 5.160 3.604.837.920 6 tongkol 772.080 3.850 2.972.508.000 7 cucut 521.644 5.623 2.933.204.212 8 kembung 441.026 6.167 2.719.807.342 9 tembang 441.942 4.804 2.123.089.368 10 kakap merah 115.402 14.631 1.688.446.662 11 udang lainnya 82.266 17.000 1.398.522.000 12 layang 218.430 5.320 1.162.047.600 13 tengiri 94.124 10.931 1.028.869.444 14 teri 116.474 7.126 829.993.724 15 kuweputihan 108.106 4.645 502.152.370 16 selar 115.180 3.689 424.899.020 17 peperek 192.882 1.906 367.633.092 18 manyung 83.614 3.934 328.937.476 19 cumi-cumi 14.056 8.165 114.767.240 Dari jenis ikan yang telah mengalami ranking berdasarkan nilai ekonomi tersebut, selanjutnya dilakukan pemilihan jenis ikan yang belum diserap oleh industri besarindustri skala ekspor. Jenis ikan yang belum diserap oleh industri besar ini adalah jenis ikan yang selama ini dimanfaatkan oleh para pengolah tradisional untuk diolah menjadi ikan asin, kering, asap, kerupuk dan lain-lain seperti terlihat pada Tabel 17. 70 Tabel 17. Produksi perikanan tangkap Pelabuhanratu dan serapan industri No. Ranking Komoditas Menurut Nilai Ekonomi Komoditas yang diserap Industri Modern Komoditas yang Tidak diserap Industri Modern 1 Pari pari 2 tuna besar tuna besar 3 Kembung kembung 4 Cakalang cakalang 5 kerang lainnya kerang lainnya 6 Cucut cucut 7 Tongkol tongkol 8 Layang layang layang 9 kakap merah kakap merah 10 Tengiri tengiri 11 Teri teri 12 Selar selar 13 Layur layur 14 Manyung manyung 15 kuweputihan kuweputihan 16 Peperek peperek 17 Tembang tembang 18 udang lainnya udang lainnya 19 cumi-cumi cumi-cumi Langkah selanjutnya adalah pemilihan komoditas potensial. Pemilihan dimulai dengan melihat Jeniskomoditas yang belum diserap industri besar selanjutnya oleh responden dilakukan penilaian dengan mengunakan kriteria mutu, ketersediaan bahan baku, harga dan pesaing ditingkat pembeli terhadap jenis ikan yang belum diserap industri modernindustri besar. Nilaiskor yang dihasilkan selanjutnya dihitung berdasarkan rataan geometri dan jenis ikan yang memiliki nilai dengan rataan geometri tertinggi nenjadi komoditas potensial, seperti terlihat pada Tabel 18. 71 Tabel 18 . Pemilihan komoditas potensial dari jenis ikan yang belum diserap Unit Pengolahan Ikan UPI modern Skor Komoditas Potensial 1 - 5 No. Komoditas Yang Belum Diserap UPI P1 P2 P3 P4 Rataan Geometri Kriteria Nilai 1 pari 4 4 4 4 4,000 2 kembung 3 3 3 3 3,000 3 cucut 4 4 3 4 3,722 4 layang 3 3 3 2 2,710 5 selar 3 2 3 3 2,710 6 manyung 3 4 2 3 2,913 7 kuwe putihan 2 3 3 2 2,449 8 peperek 4 4 3 4 3,722 9 tembang 3 3 3 2 2,710 • Mutu prima, ketersediaan bahan baku terjamin, harga stabil, pesaing pembeli rendah = 5 • Mutu Prima, ketersediaan bahan baku terjamin, harga stabil, pesaing pembeli sedang =4 • Mutu Prima, ketersediaan bahan baku terjamin, harga tidak stabil, pesaing pembeli tinggi =3 • Mutu Prima, ketersediaan bahan baku kurang terjamin, harga tidak stabil, pesaing pembeli tinggi =2 • Mutu Prima, ketersediaan bahan baku tidak terjamin, harga tidak stabil, pesaing pembeli tinggi =1 P1 : Dr. Bustami Mahyudin P2 : Ir. Cecek P3 : Ir. Abdul Kodir P4 : Agus Suryadi S.P Komoditas potensial yang memiliki rataan geometri tertinggi : Ikan pari 3 Pemilihan komoditas Potensial DKI Jakarta Berdasarkan hasil penilaian responden, jenis ikan yang belum diserap industri pengolahan modern untuk wilayah DKI Jakarta adalah ikan pari, selar, cucut, manyung, beloso, peperek, tembang, kuweputihan, belanak, golok-golok dan terisi. Berdasarkan 11 jenis ikankomoditas tersebut selanjutnya dilakukan pemilihan komoditas potensial dengan rataan geometri dan nilai rataan geometri tertinggi akan menjadi pilihan komoditas potensial. Proses pemilihan komoditas potensial di DKI Jakarta dimulai dengan melihat data jenis ikan yang didaratkan secara kontinyu di DKI Jakarta selama 5 tahun terakhir tahun 2002-2006 seperti pada Tabel 19. 72 Tabel 19. Produksi perikanan yang kontinyu didaratkan di DKI Jakarta 2002 – 2006 Volume Produksi kg No Jenis Ikan 2002 2003 2004 2005 2006 1 bawal hitam 1.633.000 2.488.400 1.300.800 1.920.400 2.212.200 2 belanak 1.417.500 592.900 384.500 359.200 442.000 3 beloso 328.200 1.014.600 1.285.900 2.626.800 1.568.500 4 cakalang 964.900 900.700 814.200 1.362.200 5.227.400 5 cucut 2.415.800 5.383.900 5.047.900 3.605.000 1.141.700 6 cumi-cumi 2.640.500 3.378.300 4.246.600 4.894.200 6.620.300 7 ekor kuning 1.198.800 1.435.500 856.700 1.252.700 2.106.400 8 golok-golok 355.900 180.700 177.400 236.000 305.900 9 kakap merah 2.115.700 7.800.600 4.312.100 4.026.900 2.514.100 10 kembung 11.359.300 2.728.300 3.012.000 3.348.600 5.969.600 11 kerapu 305.700 2.226.700 1.285.100 1.575.000 957.800 12 kuro 370.600 218.400 93.300 62.900 130.100 13 kuweputihan 698.300 598.100 427.500 416.100 1.162.600 14 layang 4.910.200 1.108.100 1.724.300 2.143.900 3.237.900 15 layur 55.300 174.500 231.800 356.200 841.700 16 lemuru 371.600 643.800 432.100 730.900 966.800 17 manyung 649.900 690.800 537.200 782.800 1.714.200 18 pari 3.226.000 2.840.100 2.251.100 4.724.900 1.779.900 19 peperek 492.700 206.300 878.000 1.893.800 1.350.700 20 selar 3.270.900 2.233.900 1.673.900 1.908.700 2.148.300 21 sotong 826.000 864.400 636.200 500.900 467.200 22 tembang 5.469.900 1.644.600 1.592.700 3.956.100 4.035.800 23 tengiri 3.908.300 5.699.300 5.818.300 6.692.000 4.147.100 24 teri 417.800 518.300 431.800 725.800 778.300 25 tongkol 11.338.300 9.911.900 14.902.100 12.307.700 8.695.400 26 udang lainnya 379.700 6.379.400 2.987.900 6.343.600 7.490.600 Data jenis ikan yang kontinyu didaratkan di DKI Jakarta selanjutnya dilakukan ranking berdasarkan nilai ekonomi yang dihasilkan dari perkalian antara volume ikan dengan harga ikan seperti terlihat pada Tabel 20. 73 Tabel 20. Ranking jenis ikan berdasarkan nilai ekonomi di DKI Jakarta No Jenis Ikan Volume rata-rata kg Harga Rpkg Nilai Ekonomi Rp 1 udang lainnya 4.716.240 13.045 61.523.350.800 2 tongkol 11.431.080 5.120 58.527.129.600 3 tengiri 5.253.000 10.115 53.134.095.000 4 cumi-cumi 4.355.980 9.397 40.933.144.060 5 kakap merah 4.153.880 7.683 31.914.260.040 6 kembung 5.283.560 4.056 21.430.119.360 7 bawal hitam 1.910.960 10.104 19.308.339.840 8 cucut 3.518.860 4.704 16.552.717.440 9 kerapu 1.270.060 8.547 10.855.202.820 10 ekor kuning 1.370.020 6.028 8.258.480.560 11 layang 2.624.880 2.502 6.567.449.760 12 kuweputihan 660.520 8.710 5.753.129.200 13 Selar 2.247.140 2.542 5.712.229.880 14 cakalang 1.853.880 3.019 5.596.863.720 15 tembang 3.339.820 1.495 4.993.030.900 16 pari 2.964.400 1.647 4.882.366.800 17 manyung 874.980 4.338 3.795.663.240 18 teri 574.400 5.800 3.331.520.000 19 beloso 1.364.800 2.329 3.178.619.200 20 sotong 658.940 4.755 3.133.259.700 21 belanak 639.220 2.487 1.589.740.140 22 layur 331.900 3.092 1.026.234.800 23 peperek 964.300 1.015 978.764.500 24 golok-golok 251.180 3.695 928.110.100 25 lemuru 629.040 1.298 816.493.920 26 kuro 175.060 3.547 620.937.820 Dari jenis ikan yang telah mengalami ranking berdasarkan nilai ekonomi tersebut, selanjutnya dilakukan pemilihan jenis ikan yang belum diserap oleh industri 74 besarindustri skala ekspor. Jenis ikan yang belum diserap oleh industri besar ini adalah jenis ikan yang selama ini dimanfaatkan oleh para pengolah tradisional untuk diolah menjadi ikan asin, kering, asap, kerupuk dan lain-lain seperti terlihat pada Tabel 21. Tabel 21. Produksi perikanan DKI Jakarta dan serapan industri No. Ranking Komoditas Menurut Nilai Ekonomi Komoditas yang diserap Industri Modern Komoditas yang Tidak diserap Industri Modern 1 Tongkol tongkol 2 cumi-cumi cumi-cumi 3 kakap merah kakap merah 4 Tengiri tengiri 5 Kembung kembung 6 Lemuru lemuru 7 bawal hitam bawal hitam 8 Pari Pari 9 Cakalang cakalang 10 Sotong sotong 11 udang lainnya udang lainnya 12 Selar Selar 13 Layang layang 14 Cucut cucut 15 Manyung manyung 16 Beloso beloso 17 Peperek peperek 18 Tembang tembang 19 kuweputihan kuweputihan 20 Teri teri 21 Kerapu kerapu 22 Belanak belanak 23 golok-golok golok-golok 24 ekor kuning ekor kuning 25 Terisi Terisi 26 Layur layur Langkah selanjutnya adalah pemilihan komoditas potensial. Pemilihan dimulai dengan melihat Jeniskomoditas yang belum diserap industri besar selanjutnya 75 oleh responden dilakukan penilaian dengan mengunakan kriteria mutu, ketersediaan bahan baku, harga dan pesaing ditingkat pembeli terhadap jenis ikan yang belum diserap industri modernindustri besar. Nilaiskor yang dihasilkan selanjutnya dihitung berdasarkan rataan geometri dan jenis ikan yang memiliki nilai dengan rataan geometri tertinggi nenjadi komoditas potensial, seperti terlihat pada Tabel 22. Tabel 22. Pemilihan komoditas potensial dari jenis ikan yang belum diserap Unit Pengolahan Ikan UPI Skor Komoditas Potensial 1 - 5 No. Komoditas Yang Belum Diserap UPI P1 P2 P3 P4 Rataan Geometri Kriteria Nilai 1 pari 4 3 4 4 3,722 2 selar 3 3 4 4 3,464 3 cucut 5 3 4 5 4,726 4 manyung 3 3 3 4 3,223 5 beloso 4 3 3 4 3,464 6 peperek 3 3 3 4 3,223 7 tembang 5 3 4 5 4,161 8 kuwe putihan 4 3 3 3 3,223 9 belanak 3 3 5 4 3,662 10 golok-golok 3 3 3 3 3,000 11 terisi 2 2 3 3 2,449 • Mutu prima, ketersediaan bahan baku terjamin, harga stabil, pesaing pembeli rendah = 5 • Mutu Prima, ketersediaan bahan baku terjamin, harga stabil, pesaing pembeli sedang =4 • Mutu Prima, ketersediaan bahan baku terjamin, harga tidak stabil, pesaing pembeli tinggi =3 • Mutu Prima, ketersediaan bahan baku kurang terjamin, harga tidak stabil, pesaing pembeli tinggi =2 • Mutu Prima, ketersediaan bahan baku tidak terjamin, harga tidak stabil, pesaing pembeli tinggi =1 P1 : H.Dayat Suntoro S.Pi P2 : Lucky A.Nugroho S.Pi P3 : Yudi Winarsono Basuki S.Pi P4 : Mudasir S.Pi Komoditas potensial yang memiliki rataan geometri tertinggi: Ikan cucut. 4 Pemilihan komoditas Potensial Kabupaten Cirebon Berdasarkan hasil penilaian responden, jenis ikan yang belum diserap industri pengolahan modern dari Kabupaten Cirebon adalah pari, gulamahtigawaja, tembang, peperek, japuh, cucut, ikan campuran multi species, selar, julung-julung, kembung, kuro dan ikan talang-talang. Dari 12 jenis ikankomoditas tersebut selanjutnya dilakukan pemilihan komoditas potensial 76 dengan nilai rataan geometri. Nilai rataan geometri tertinggi akan menjadi pilihan komoditas potensial. Proses pemilihan komoditas potensial di DKI Jakarta dimulai dengan melihat data jenis ikan yang didaratkan secara kontinyu di DKI Jakarta selama 5 tahun terakhir tahun 2002-2006 seperti pada Tabel 23. Tabel 23. Produksi perikanan tangkap yang kontinyu didaratkan di Kabupaten Cirebon 2002-2006 Volume Produksi kg No Jenis Ikan 2002 2003 2004 2005 2006 1 bawal hitam 705.800 1.375.600 433.600 367.600 672.000 2 bawal putih 127.400 351.400 799.100 793.500 94.500 3 Belanak 185.400 611.400 472.600 469.300 626.000 4 Cucut 1.006.400 1.052.100 1.204.200 1.123.000 1.101.380 5 gulamahtiga waja 2.706.100 3.729.100 3.580.600 3.536.900 1.510.480 6 ikan campuran 1.367.700 1.446.600 4.512.100 4.459.810 3.559.260 7 Japuh 793.900 1.924.800 1.622.700 1.598.000 548.850 8 julung-julung 73.800 470.100 457.400 454.200 20.600 9 kakap merah 206.500 224.400 218.600 184.900 327.190 10 Kembung 1.397.700 1.424.100 1.930.400 1.874.700 812.640 11 kerang-kerangan 7.634.300 711.100 4.630.700 2.937.000 2.156.040 12 Kuro 191.500 264.300 243.700 237.700 61.340 13 Manyung 222.500 647.900 520.800 466.600 328.930 14 Pari 1.864.900 6.490.300 5.482.400 5.358.500 5.406.550 15 Peperek 6.159.800 5.403.300 6.948.600 6.899.600 934.000 16 Selar 173.600 2.775.600 379.500 376.800 20.600 17 Sotong 677.000 665.300 324.700 907.000 557.450 18 talang-talang 161.600 20.700 9.500 9.400 1.046.500 19 Tembang 2.631.800 3.022.800 4.290.600 4.235.100 568.100 20 Tengiri 332.500 541.00 586.800 519.800 995.890 21 Teri 1.676.000 913.800 1.081.800 1.074.200 374.990 22 Tongkol 466.700 498.000 540.500 472.300 412.640 23 udang dogol 375.700 121.500 172.700 171.000 266.200 24 udang jerbungputih 616.300 469.200 612.000 583.000 217.370 25 udang lainnya 2.409.900 865.700 534.500 492.500 495.300 77 Data jenis ikan yang kontinyu didaratkan di DKI Jakarta selanjutnya dilakukan ranking berdasarkan nilai ekonomi yang dihasilkan dari perkalian antara volume ikan dengan harga ikan seperti terlihat pada Tabel 24. Tabel 24. Ranking jenis ikan berdasarkan nilai ekonomi di Kabupaten Cirebon No Jenis Ikan Volume rata-rata kg Harga Rpkg Nilai Ekonomi Rp 1 udang lainnya 959.580 38.770 37.202.916.600 2 udang jerbungputih 499.574 52.852 26.403.485.048 3 kerang-kerangan 3.613.828 6.500 23.489.882.000 4 pari 4.920.530 4.469 21.989.848.570 5 bawal putih 433.180 50.000 21.659.000.000 6 ikan campuran 3.069.094 4.335 13.304.522.490 7 gulamahtiga waja 3.012.636 4.220 12.713.323.920 8 tembang 2.949.680 3.161 9.323.938.480 9 teri 1.024.158 8.333 8.534.308.614 10 peperek 5.269.060 1.577 8.309.307.620 11 kembung 1.487.908 5.167 7.688.020.636 12 cucut 1.097.416 5.037 5.527.684.392 13 bawal hitam 710.920 7.338 5.216.730.960 14 sotong 626.290 7.120 4.459.184.800 15 tengiri 486.998 8.703 4.238.343.594 16 japuh 1.297.650 3.010 3.905.926.500 17 selar 745.220 4.720 3.517.438.400 18 udang dogol 221.420 14.745 3.264.837.900 19 tongkol 478.028 6.500 3.107.182.000 20 manyung 437.346 5.583 2.441.702.718 21 belanak 472.940 3.980 1.882.301.200 22 talang-talang 249.540 5.833 1.455.566.820 23 julung-julung 295.220 4.500 1.328.490.000 24 kakap merah 232.318 5.500 1.277.749.000 25 kuro 199.708 4.500 898.686.000 Dari jenis ikan yang telah mengalami ranking berdasarkan nilai ekonomi tersebut, selanjutnya dilakukan pemilihan jenis ikan yang belum diserap oleh industri 78 besarindustri skala ekspor. Jenis ikan yang belum diserap oleh industri besar ini adalah jenis ikan yang selama ini dimanfaatkan oleh para pengolah tradisional untuk diolah menjadi ikan asin, kering, asap, kerupuk dan lain-lain seperti terlihat pada Tabel 25. Tabel 25. Produksi perikanan Kabupaten Cirebon dan serapan industri No. Skala Prioritas Jenis Ikan Menurut Nilai Ekonomi Ikan yang diserap UPI Modern Ikan yang Tidak diserap UPI Modern Komoditas Potensial 1 bawal putih bawal putih 2 udang jerbungputih udang jerbungputih 3 pari pari 4 kerang-kerangan kerang-kerangan 5 gulamahtiga waja gulamahtiga waja 6 tembang tembang 7 peperek peperek 8 teri teri 9 udang lainnya udang lainnya 10 japuh japuh 11 cucut cucut 12 tengiri tengiri 13 ikan campuran ikan campuran 14 tongkol tongkol 15 bawal hitam bawal hitam 16 manyung manyung 17 belanak belanak 18 udang dogol udang dogol 19 selar selar 20 julung-julung julung-julung 21 kembung kembung 22 sotong sotong 23 kakap merah kakap merah 24 kuro kuro 25 talang-talang talang-talang 79 Langkah selanjutnya adalah pemilihan komoditas potensial. Pemilihan dimulai dengan melihat Jeniskomoditas yang belum diserap industri besar selanjutnya oleh responden dilakukan penilaian dengan mengunakan kriteria mutu, ketersediaan bahan baku, harga dan pesaing ditingkat pembeli terhadap jenis ikan yang belum diserap industri modernindustri besar. Nilaiskor yang dihasilkan selanjutnya dihitung berdasarkan rataan geometri dan jenis ikan yang memiliki nilai dengan rataan geometri tertinggi nenjadi komoditas potensial, seperti terlihat pada Tabel 26. Tabel 26. Pemilihan komoditas potensial dari jenis ikan yang belum diserap Unit Pengolahan Ikan UPI Skor Komoditas Potensial 1 - 5 No Komoditas Yang Belum Diserap UPI P1 P2 P3 P4 Rataan Geometri Kriteria Nilai 1 pari 4 4 4 4 4,00 2 campuran 3 4 4 4 3,722 3 gulamahtigawaja 4 3 4 3 3,464 4 tembang 3 4 4 4 3,722 5 peperek 4 4 4 4 4,00 6 kembung 3 3 3 4 3,223 7 cucut 3 3 4 3 3,223 8 japuh 3 4 3 3 3,223 9 selar 3 2 2 3 2,449 10 manyung 2 3 3 2 2,449 11 belanak 2 2 3 2 2,213 12 talang-talang 3 2 2 2 2,213 13 julung-julung 3 3 2 2 2,449 14 kuro 3 2 2 2 2,213 • Mutu prima, ketersediaan bahan baku terjamin, harga stabil, pesaing pembeli rendah = 5 • Mutu Prima, ketersediaan bahan baku terjamin, harga stabil, pesaing pembeli sedang =4 • Mutu Prima, ketersediaan bahan baku terjamin, harga tidak stabil, pesaing pembeli tinggi =3 • Mutu Prima, ketersediaan bahan baku kurang terjamin, harga tidak stabil, pesaing pembeli tinggi =2 • Mutu Prima, ketersediaan bahan baku tidak terjamin, harga tidak stabil, pesaing pembeli tinggi =1 P1 : Adang Sumarna MM P2 : Ir. Dedi Supriyadi P3 : Yohanes Dwi Haryanto P4 : Toni Hambali S.Pi Komoditas potensial yang memiliki rataan geometri tertinggi adalah : 1. Ikan peperek 2. Ikan pari 80

4.3 Pemilihan Produk Unggulan