Kata Kerja Majemuk Hubungan Ketransitifan dengan Afiksasi

2.1.7 Kata Kerja Majemuk

Kata kerja majemuk adalah kata kerja yang terbentuk melalui proses penggabungan satu kata dengan kata yang lain Alwi et al. 2003. Berbeda dengan idiom, kata kerja majemuk tidak mengubah makna setelah digabungkan meskipun melalui penelusuran dari setiap kata yang digabungkan. Uraian berikut, menyangkut kata kerja majemuk dari segi bentuknya. 2.1.7.1 Kata Kerja Majemuk Dasar Kata kerja majemuk ini tidak berafiks dan tidak berulang, serta dapat berdiri sendiri dalam frasa, klausa, dan kalimat. Contoh; temu wicara, jumpa pers, tatap muka, salah hitung, hancur lebur, jual beli , dan sebagainya. 2.1.7.2 Kata Kerja Majemuk Berafiks Merupakan kata kerja majemuk yang mengandung afiks tertentu. Contoh: menyebarluaskan , berdiam diri, mengikutsertakan, mengambil alih, dan sebagainya. Kata kerja ini terbagi menjadi tiga, yaitu kata kerja majemuk terikat pangkalnya berupa bentuk majemuk yang tidak dapat berdiri sendiri, misalnya beriba hati, berkembang biak , kata kerja majemuk bebas pangkalnya berupa bentuk jamak yang dapat berdiri sendiri, misalnya melipatgandakan, menaikturunkan , dan kata kerja majemuk yang komponennya sudah berafiks, misalnya haus kekuasaan, hilang ingatan. 2.1.7.3 Kata Kerja Majemuk Berulang Kata kerja ini berlaku jika kemajemukannya bertingkat dan intinya adalah yang dapat direduplikasi. Contoh: naik-naik pangkat, pulang-pulang kampung, goyang-goyang kaki , dan sebagainya.

2.1.8 Hubungan Ketransitifan dengan Afiksasi

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa ada keterkaitan antara ketransitifan dengan afiksasi yang dapat dijelaskan sebagai berikut; 1. Kata kerja yang dapat berdiri sendiri tanpa afiksasi dapat bersifat transitif dapat pula intransitif. Contoh: makan, minum, mandi, tidur. 2. Kata kerja yang berprefiks ber- bersifat intransitif. Contoh: berjalan, berjemur, berdasarkan, bermandikan. 3. Kata kerja yang berprefiks meng- tanpa sufiks dapat bersifat transitif maupun intransitif. Contoh: membeli, membaca, mendarat, merakyat. 4. Semua kata kerja yang bersufiks –i, kecuali kata kerja tertentu seperti menyerupai dan memadai, bersifat transitif. Contoh: merestui, memukuli, menugasi, mendekati. 5. Kata kerja yang berprefiks meng- dan bersufiks –kan, kecuali merupakan, selalu bersifat transitif. Contoh: mengerjakan, membelikan, menidurkan, menyerahkan . Ada kata kerja tertentu yang objeknya tidak dinyatakan secara eksplisit. Misalnya, menggembirakan, menyedihkan, merugikan, menguntungkan . 6. Jika prefiks meng- membentuk kata kerja intransitif, maka pasangannya dengan sufiks –kan atau –i merupakan kata kerja ekatransitif. Contoh: menguning, mengeras intransitif, sedangkan menguningkan dan mengerasi adalah kata kerja ekatransitif. Ada pengecualian pada menyerah intransitif, menyerahi dwitransitif. 7. Jika prefiks meng- membentuk kata kerja ekatransitif, maka pasangannya dengan sufiks –kan sering tergolong kata kerja dwitransitif. Contoh: membeli, mengambil, mencari ekatransitif, sedangkan membelikan, mengambilkan, mencarikan dwitransitif. 8. Jika prefiks meng- membentuk kata kerja ekatransitif, maka penambahan sufiks -i, tetap menjadi ekatransitif.

2.2 Graf dan Graf Berarah

2.2.1 Pengertian Graf

Graf adalah pasangan terurut V, E dengan V adalah himpunan berhingga dan takkosong dari elemen-elemen graf yang disebut simpul node, vertex dan E adalah himpunan pasangan takterurut dari simpul-simpul berbeda di V. Setiap { } , dengan , V q p E q p ∈ ∈ disebut sisi edge dan dikatakan menghubungkan simpul-simpul p dan q. Foulds 1992