Batasan dan Ciri Kata Kerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada bagian ini dijelaskan beberapa definisi, teori, dan konsep yang akan digunakan dalam pembahasan bab-bab selanjutnya.

2.1 Kata Kerja

Kelas kata dalam bahasa Indonesia yang akan dikaji dalam tulisan ini adalah kata kerja verba. Kata kerja bahasa Latin: verbum, kata atau verba adalah kelas kata yang menyatakan suatu tindakan, keberadaan, pengalaman, atau pengertian dinamis lainnya Anonim 1990. Menurut Keraf 1984, kata kerja adalah segala macam kata yang dapat diperluas dengan kelompok kata “dengan + kata sifat ”. Jenis kata ini biasanya menjadi predikat dalam suatu frasa atau kalimat. Berdasarkan objeknya, kata kerja dapat dibagi menjadi dua: kata kerja transitif yang membutuhkan pelengkap atau objek seperti memukul bola, serta kata kerja intransitif yang tidak membutuhkan pelengkap seperti lari. Kata kerja lebih lanjut dapat dijelaskan melalui beberapa bagian berikut ini.

2.1.1 Batasan dan Ciri Kata Kerja

Ada beberapa ciri kata kerja yang dapat diketahui, di antaranya dengan mengamati perilaku semantis, perilaku sintaksis, dan bentuk morfologinya. Namun demikian, secara umum kata kerja dapat diidentifikasi dan dibedakan terutama melalui bentuk kata sifat, karena beberapa hal berikut Alwi et al. 2003. 1 Kata kerja memiliki fungsi utama sebagai predikat atau inti predikat. Contoh: pencuri itu lari, mereka sedang belajar di kamar, dan bom itu seharusnya tidak meledak. Kata lari merupakan predikat sedangkan sedang belajar dan tidak meledak merupakan inti predikat. 2 Ada makna inheren perbuatan aksi, proses, atau keadaan yang bukan sifat atau kualitas. 3 Kata kerja yang bermakna keadaan tidak dapat diberi prefiks ter yang artinya ‘paling’. Contoh kata kerja mati atau suka, keduanya tidak dapat menjadi termati atau tersuka. 4 Secara umum, kata kerja tidak dapat bersatu dengan kata-kata yang maknanya kesangatan, seperti agak belajar, sangat pergi, dan bekerja sekali . 2.1.2 Kata Kerja dari Segi Perilaku Semantisnya Semantik dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Yunani ‘sema’ kata benda yang berarti ‘tanda’ atau ‘lambang’. Kata kerjanya adalah ‘semaino’ yang berarti ‘menandai’ atau ‘melambangkan’. Yang dimaksud tanda atau lambang di sini adalah tanda-tanda linguistik Perancis: signé linguistique. Menurut Ferdinan de Saussure 1966, tanda lingustik terdiri atas: 1 komponen yang menggantikan, yang berwujud bunyi bahasa. 2 komponen yang diartikan atau makna dari komponen pertama. Kedua komponen ini adalah tanda atau lambang sedangkan yang ditandai atau dilambangkan adalah sesuatu yang berada di luar bahasa, atau yang lazim disebut sebagai acuan hal yang ditunjuk. Dalam konteks ini, setiap kata kerja mengandung makna inheren. Kata lari dan belajar memiliki makna inheren perbuatan. Kata-kata tersebut dapat menjadi jawaban untuk pertanyaan Apa yang dilakukan subjek? Misalnya Apa yang dilakukan siswa itu ?, jawabannya belajar. Selain kata lari dan belajar, juga termasuk dalam kata kerja perbuatan adalah mendekat, mencuri, membelikan, memukuli, mandi, memberhentikan, menakut-nakuti, naik haji, dan sebagainya. Selain makna inheren perbuatan, kata kerja juga mengandung makna inheren proses. Kata kerja ini biasanya untuk menjawab pertanyaan Apa yang terjadi pada subjek? Pertanyaan Apa yang terjadi pada bom itu?, dapat dijawab dengan meledak. Kata membesar juga merupakan inheren proses perubahan dari kecil ke keadaan yang tidak kecil lagi. Contoh lain dari makna ini adalah mati, jatuh, mengering, mengecil, kebanjiran, terbakar, terdampar, dan sebagainya. Kata kerja suka dalam kalimat Orang asing itu tidak akan suka masakan Indonesia , memiliki makna inheren keadaan. Kata kerja yang memiliki makna ini umumnya tidak dapat menjawab pertanyaan makna inheren perbuatan dan inheren proses. Kata kerja keadaan juga memiki banyak kesamaan dengan kata sifat, bahkan dalam kasus-kasus tertentu sulit dibedakan dan kata kerja keadaan yang kontras makna dengan kata sifat jumlahnya juga sedikit. Ada satu ciri yang umumnya dapat membedakan kata kerja keadaan dan kata sifat yaitu prefiks ter- yang berarti paling, prefiks ini hanya untuk kata sifat. Misalnya kata sulit dan dingin , dapat berubah menjadi tersulit dan terdingin paling sulit dan paling dingin, tapi tidak dapat mengubah suka menjadi tersuka. Makna inheren yang disebutkan di atas tidak terpengaruhi dan tidak terikat dengan wujud kata kerjanya, baik itu berwujud kata dasar maupun berafiks. Makna inheren juga tidak selalu terikat dengan ketransitifan suatu kata kerja, sebagai contoh kata kerja pergi intransitif memiliki makna inheren perbuatan. Adapun kata kerja transitif umumnya memiliki makna inheren perbuatan meskipun ada juga yang tidak demikian misalnya mendengar dan melihat. Kata mendengar dan melihat dinamakan kata kerja pengalaman. Mendengar dan mendengarkan memiliki perbedaan arti, kata pertama merujuk pada peristiwa begitu saja tanpa ada unsur kesengajaan sementara kata kedua terkandung pengertian kesengajaan. Afiksasi juga dapat memunculkan makna yang berbeda bagi kata kerja. Penambahan afiks me- dalam kata beli menjadi membeli mempunyai makna kata kerja perbuatan, tetapi ketika diberikan sufiks kan pada kata kerja ini sehingga menjadi membelikan memiliki arti perbuatan itu dilakukan untuk orang lain. Tambahan –i menjadi membeli bermakna tambahan perbuatan itu dilakukan lebih dari satu kali, kemudian awalan ter- pada kata terbawa juga memiliki arti tidak sengaja , dan seterusnya.

2.1.3 Kata kerja dari Segi Perilaku Sintaktis