Kata kerja dari Segi Perilaku Sintaktis

kontras makna dengan kata sifat jumlahnya juga sedikit. Ada satu ciri yang umumnya dapat membedakan kata kerja keadaan dan kata sifat yaitu prefiks ter- yang berarti paling, prefiks ini hanya untuk kata sifat. Misalnya kata sulit dan dingin , dapat berubah menjadi tersulit dan terdingin paling sulit dan paling dingin, tapi tidak dapat mengubah suka menjadi tersuka. Makna inheren yang disebutkan di atas tidak terpengaruhi dan tidak terikat dengan wujud kata kerjanya, baik itu berwujud kata dasar maupun berafiks. Makna inheren juga tidak selalu terikat dengan ketransitifan suatu kata kerja, sebagai contoh kata kerja pergi intransitif memiliki makna inheren perbuatan. Adapun kata kerja transitif umumnya memiliki makna inheren perbuatan meskipun ada juga yang tidak demikian misalnya mendengar dan melihat. Kata mendengar dan melihat dinamakan kata kerja pengalaman. Mendengar dan mendengarkan memiliki perbedaan arti, kata pertama merujuk pada peristiwa begitu saja tanpa ada unsur kesengajaan sementara kata kedua terkandung pengertian kesengajaan. Afiksasi juga dapat memunculkan makna yang berbeda bagi kata kerja. Penambahan afiks me- dalam kata beli menjadi membeli mempunyai makna kata kerja perbuatan, tetapi ketika diberikan sufiks kan pada kata kerja ini sehingga menjadi membelikan memiliki arti perbuatan itu dilakukan untuk orang lain. Tambahan –i menjadi membeli bermakna tambahan perbuatan itu dilakukan lebih dari satu kali, kemudian awalan ter- pada kata terbawa juga memiliki arti tidak sengaja , dan seterusnya.

2.1.3 Kata kerja dari Segi Perilaku Sintaktis

Sintaksis adalah studi mengenai hubungan kata dengan kata dalam membentuk satuan yang lebih besar, yaitu frasa, klausa, dan kalimat. Sintaksis memiliki satuan yaitu kata, frasa, klausa, dan kalimat. Contoh kata kerja mendekat mengharuskan adanya subjek sebagai pelaku namun tidak membolehkan nomina setelahnya. Berbeda dengan kata kerja mendekati yang mengharuskan adanya subjek sebagai pelaku dan adanya nomina sesudahnya. Perilaku sintaksis berkaitan dengan makna dan sifat ketransitifan kata kerja. Ketransitifan Ketransitifan kata kerja dapat ditentukan oleh adanya nomina yang terletak di belakang kata kerja sebagai objek dalam kalimat aktif dan objek itu kemungkinannya menjadi subjek dalam kalimat pasif. a Kata kerja Transitif Kata kerja transitif adalah kata kerja yang memerlukan nomina sebagai objek dalam kalimat aktif, dan dapat berfungsi sebagai subjek dalam kalimat pasif. Contoh: 1 Ibu sedang membersihkan kamar itu. 2 Rakyat pasti mencintai pemimpin yang jujur. 3 Pemerintah akan memberlakukan peraturan itu segera. Contoh di atas dapat dibentuk menjadi kalimat pasif yaitu 1 Kamar itu sedang dibersihkan oleh ibu. 2 Pemimpin yang jujur pasti dicintai oleh rakyatnya. 3 Peraturan itu akan segera diberlakukan oleh pemerintah segera. Kata kerja transitif terbagi menjadi tiga sebagai berikut. a Kata kerja ekatransitif adalah kata kerja transitif yang diikuti oleh satu objek. Sebagai contoh: saya sedang mencari pekerjaan, ibu akan membeli baju baru , dan sebagainya. Pada contoh tersebut kata kerja mencari dan membeli hanya membutuhkan satu objek. b Kata kerja dwitransitif adalah kata kerja yang dalam kalimat aktif dapat diikuti oleh nomina, satu sebagai objek dan satunya lagi sebagai pelengkap. Contoh: saya sedang mencarikan adik saya pekerjaan, ibu akan membelikan kakak baju baru , dan sebagainya. c Kata kerja semitransitif adalah kata kerja yang objeknya boleh ada dan boleh juga tidak ada. Contoh kata kerja membaca dalam kalimat ayah sedang membaca koran, boleh juga ayah sedang membaca. b Kata Kerja Intransitif Kata kerja intransitif adalah kata kerja yang tidak mempunyai nomina di belakangnya yang dapat berfungsi sebagai subjek dalam kalimat pasif. Contoh: 1 Maaf, Pak, Ayah sedang mandi. 2 Kita harus bekerja keras untuk membangun Negara. 3 Petani itu sedang bertanam jagung. Kata kerja mandi dan bekerja tidak dapat diikuti nomina, sedangkan kata kerja bertanam memang diikuti nomina tetapi tidak berfungsi sebagai objek melainkan pelengkap. Dalam kata kerja intransitif terdapat tiga kemungkinan yaitu kata kerja intransitif berpelengkap wajib, kata kerja intransitif berpelengkap manasuka, dan kata kerja intransitif tidak berpelengkap. Perhatikan contoh berikut. 1 Rumah orang itu berjumlah dua puluh buah. 2 Yang dikemukakannya adalah suatu dugaan. 3 Dia sudah mulai bekerja. 4 Anak itu kedapatan merokok. 5 Dia berpendapat bahwa kondisi ekonomi kita akan membaik. 6 Nasi telah menjadi bubur. 7 Kekayaannya bernilai seratus miliar rupiah. 8 Bajunya berwarna kuning. 9 Gadis itu tersipu-sipu. 10 Bibit kelapa itu sudah tumbuh. Kata kerja berjumlah, adalah, mulai, berpendapat, dan kedapatan merupakan kata kerja intransitif berpelengkap wajib. Kata kerja menjadi, bernilai, dan berwarna merupakan kata kerja intransitif berpelengkap manasuka, karena bisa saja dibuat kalimat makin tua makin menjadi, ide-idenya sangat bernilai, dan film itu berwarna . Kata kerja tersipu-sipu dan tumbuh adalah kata kerja intransitif tidak berpelengkap. Contoh Bibit itu tumbuh subur; kata subur tersebut bukanlah pelengkap melainkan keterangan. c Kata Kerja Berpreposisi Kata kerja ini merupakan kata kerja intransitif yang selalu diikuti oleh preposisi tertentu, misalnya beberapa kalimat berikut. 1 Kami belum tahu akan hal itu. 2 Saya sering berbicara tentang hal ini. 3 Hasil ini bergantung pada pelaksanaannya. Selain itu juga beberapa kata lain, misalnya: cinta pada, suka akan, terbagi atas, terdiri atas, sesuai dengan, teringat akan, tergolong dalam , dan sebagainya. Ada beberapa kata kerja berpreposisi yang dapat berubah menjadi kata kerja transitif sehingga preposisinya harus dihilangkan. Contoh: berbicara tentang = membicarakan cinta akan pada = mencintai suka akan = menyukai tahu akan tentang = mengetahui bertemu dengan = menemui

2.1.4 Kata Kerja dari Segi Bentuknya