Analisis Pelaksanaan Pelayanan ExodontiaDi Poligigi Puskesmas Medan

Berdasarkan pernyataan semua informan diatas dapat dilihat, bahwa informan bahwa pernah berobat dan berkunjung sebelumnya di Puskesmas Medan Sunggal untuk mencabut gigi. Informan 5 pernah menambal giginya yaitu berupa tambalan fissure silent namun dikemudian hari tambalan tersebut lepas dan informan tersebut tidak berkunjung lagi dan mengabaikan sehingga karies giginya semakin besar dan tidak dapat dirawat lagi oleh sebab itu tenaga kesehatan poligigi menganjurkan untuk dicabut. Informan 6 juga pernah berobat sebelumnya yaitu 3 hari sebelum giginya dicabut dengan pemberian resep obat terlebih dahulu guna menyembuhan rasa sakit gigi dan infeksi. Informan 7 berpengalaman perna berobat sebelumnya yaitu ingin membersihkan karang gigi namun tidak dapat dilakukan karena sarana fasilitas tidak memadai, oleh sebab itu informan berobat ke praktek dokter lain. Informan 8 juga pernah berkunjung sebelumnya yaitu mencabut gigi dan pemasangan gigi palsu. 4.4.2 Pernyataan Informan Tentang Keluhan Dan Pelayanan Yang diberikan Oleh Tenaga Kesehatan Poligigi Puskesmas Medan Sunggal Tabel 4.18 Matriks Pernyataan Informan Tentang Keluhan Dan Pelayanan Yang diberikan Oleh Tenaga Kesehatan Poligigi Puskesmas Medan Sunggal Informan Pernyataan Informan 5 lubang gigi yang sudah besar, bau mulut akibat lubang gigi ini. Ini lah yang tadi dicabut oleh dokternya, karena sudah lama saya biarkan sampai lubang giginya sudah besar lubang, kata dokter sudah tak bisa diapa- apin lagi selain cabut. Informan 6 Kemaren sakit gigi, berdenyut, kata dokter masih bisa ditambal tapi harus dirawat dulu, matikan akarnya, gitu lah namanya kalau gak salah kata dokter tapi saya bilang cabut saja, lebih tenang rasanya sumber sakitnya sudah diangkat. Informan 7 Saya datang mau cabut gigi. Dulu perna sakit, mau mampus nahan sakitnya, kata dokter masih bisa ditambal dengan cara dirawat, tapi saya minta dicabut saja. Informan 8 Saya mau cabut gigi, bau mulut akibat lubang gigi ini. Tadi sudah dicabut, lega rasanya.. Berdasarkan tabel 4.16 sebelumnya peneliti mengambil rekam medis sebelum masuk ke poligigi, semua informan pasien mengalami karies gigi dan pasien meminta untuk mencabut. Peneliti ikut melihat keadaan di poligigi saat pasien dipanggil ke ruang poligigi. Dimana informan 5 dengan regio gigi 45 karies gangren, informan 6 sudah berobat 3 hari sebelumnya dan diberi obat dengan regio 46 karies pulpa tertutp informan 7 dengan regio gigi 36 kareis propunda terbuka dan terakhir informan 8 Berdasarkan pernyataan informan pasien di atas dapat dilihat, semua informan berobat karena keluhan karies gigi yang dibiarkan. Keluhan meraka akibat sakit gigi yang sering berulang- ulang dan bau mulut. Infoman 6 dan 7 dianjurkan oleh dokter untuk melakukan perawatan saluran akar namun mereka menolak dengan alasan praktis. Meraka mendapatkan edukasi untuk mempertahankan giginya oleh dokter sebelumnya namun informan bersikeras meminta agar mereka dicabut saja. Informan pasien tidak mengetahui untuk cek minimal 6 bulan sekali untuk mengobservasi kesehatan gigi sehingga terhindar dari sakit gigi. Informan menyatakan bila sakit gigi dan berkeinginan mencabut gigi baru berkunjung ke poligigi Puskesmas Medan Sunggal. Informan ada yang sudah pernah berkunjung sebelumnya untuk membersihkan karang gigi namun ditolak dengan alasan tidak ada fasilitas yang memadai sehingga pasien kecewa dan mengabaikan karang giginya. 4.4.3 Pernyataan Informan Tentang Alasan Memilih Mencabut Gigi Daripada MempertahankanGigi Yang berlubang Tabel 4.19 Matriks Pernyataan Informan Tentang Tentang Alasan Memilih Mencabut Gigi Daripada Mempertahankan Gigi Yang Berlubang Informan Pernyataan Informan 5 Gigi saya memang sudah wajib cabut kata dokter karena sudah terlalu besar dan putihnya mahkota gigi sudah abis. Informan 6 Tidak sempat kalau perawatan akar gigi seperti yang dikatakan dokter, waktunya lama. Informan 7 Tidak tahan bila rasa sakitnya datang, berdenyut kalo dicabut rasanya lega. Kalupun pun dimatikan sarafnya pasti suatu saat kambuh lagi. Informan 8 Sudah besar kali lubang giginya dek, bau mulut jadinya dicabut sajalah, nanti tinggal bikin gigi palsu yang disisipkan di gigi palsu lama saya Berdasarkan pernyataan informan di atas dapat dilihat, bahwa informan menyatakan tidak tahan dengan sakit gigi, bau mulut yang ditimbulkan karies gigi. Mereka merasa permasalahan gigi mereka selesai dengan mencabut gigi tersebut. Informan 5 mengabaikan kondisi karies giginya sampai akhirnya harus dicabut. Alasan lain ialah tidak memiliki waktu yang cukup untuk perawatan saluran akar dikarenakan memerlukam kunjugan yang berulang- ulang. 4.4.5 Pernyataan Informan Tentang Pengetahuan Pasien Terhadap Menjaga Kesehatan Gigi Ke Poligigi Puskesmas Medan Sunggal Tabel 4.20 Matriks Pernyataan Informan Tentang Pengetahuan Pasien Menjaga Kesehatan Gigi Informan Pernyataan Informan 5 Sikat gigi 2x sehari Informan 6 Rajin sikat gigi2x sehari , dan sebenarnya harus cek up 6 bulan sekali Informan 7 Sikat gigi 2x sehari, dan rajin cuci gigi bersihkan karang gigi tapi disini tidak ada bersihkan karang gigi , di swasta mahal. Informan 8 Sikat gigi 2x sehari Berdasarkan pernyataan informan di atas dapat dilihat, semua informan berpendapat menjaga kesehatan gigi adalah dengan cara menyikat 2x sehari. Pendapat yang berbeda ditambahkan oleh informan 6 dan 7 dengan menyatakan perlu memeriksakan gigi minimal 6 bulan sekali dan membersihkan karang gigi minimalj 6 bulan sekali. Pengetahuan informan berbanding sebanding antara yang menegetahui untuk cek up 6 bulan sekali dan yang menyikat gigi saja. Pengetahun mereka masih minim mengenai menjaga kesehatan gigi. Menyikat gigi merupakan pengetahuan dasar mengenai menjaga kesehatan gigi. Kontrol gigi minimal 6 bulan sekali dianjurkan untuk mengobservasi kondisi gigi dari segi lubang gigi dan karang gigi sehingga dapat diberikan pelayan kesehatan gigi guna meningkatkan derejat kesehatan gigi. Jika rajin kontrol maka keadaan gigi yang berlubang dapat sesegera mugkin ditambal sehingga tidak sampai menjadi kaeries akut. Pembersihan karang gigi yang dilakukan minimal 6 bulan sekali diharapkan dapat menyuplai gusi menjadi sehat dan mampu menopang gigigeligi. Karang gigi yang diabaikan akan mengakibatkan gingivitis dan halitosis.

4.4.6 Pernyataan Informan Tentang Pengetahuan Indikasi Gigi Yang Layak Dicabut

Tabel 4.21 Matriks Pernyataan Informan Tentang Pengetahuan Indikasi Gigi Yang Harus Dicabut Informan Pernyataan Informan 5 Gigi yang sudah berlubang besar dan sudah sakit Informan 6 Berlubang besar dan tidak dapat ditambal lagi, karena jika ditambal pun akan sakit dikemudian hari. Informan 7 Gigi yang berlubang dan sakit Informan 8 Asal berlubang ya dicabut saja karena pasti kambuh lagi walau sudah diobati. Berdasarkan pernyataan informan di atas dapat dilihat, bahwa semua informan menyatakan setiap gigi berlubang dan menimbulkan sakit yang sudah berulang- ulang merupakan kondisi yang harus dicabut agar masalah kesehatan gigi selesai. Dapat disimpulkan dari pandapat informan bahwa gigi berlubang yang belum sakit belum perlu dicabut hal ini yang mendasari sikap pasien mengabaikan karies gigi. Karies gigi yang masih awal seperti suvervisialis sebaiknya ditambal, namun pasien lebih mengabaikan karies ini karena tidak menimbulkan sakit. Saat karies diabaikan lama- kelamaan akan semakin besar hingga menimbulkan sakit. Karies yang sudah besar yang diasumsikan informan sebagai kondisi gigi yang harus dicabut. Informan menyatakan lubang gigi yang menimbulkan sakit gigi, bau nafas, mengganggu aktifitas sebagai alasan dilakukan pencabutan gigi. Pendapat mereka bila gigi tersebut masih bisa dirawat saluran akar masyarakat cenderung kurang setuju karena faktor biaya dan ketidak praktisan. 4.4.7 Pernyataan Informan Tentang Pengetahuan Saran Atau pendapat Keluarga Sebelum Mencabut Gigi Tabel 4.22 Matriks Pernyataan Informan Tentang Pengetahuan Saran Atau Pendapat Keluarga Sebelum Mencabut Gigi Informan Pernyataan Informan 5 istri saya mendukung mencabut gigi karena dia sudah pernah cabut gigi di puskesmas ini dan melihat dia dulu sakit gigi sampai bengkak membuat saya takut sendiri, jadi cabut saja lah Informan 6 Tentu mendukung, saya kan ditemani istri bapak, berarti mendukung lah, tapi kemaren sempat disarankan tambal, tapi selau tidak sempat hingga seperti sekarang jadi sakit. Informan 7 Ibuk saya yang menganjurkan juga dan mendukung karena tidak tega melihat saya waktu kesakitan gigi. Informan 8 Ibuk kan diantar suami, berarti mendukung lagian toh sudah goyang. tinggal karang giginya saja kemana mau dibersihkan karena disini tidak bisa cuci karang gigi. Berdasarkan pernyataan informan di atas dapat dilihat, bahwa semua informan mendapat saran yang sama yaitu mendukung untuk mencabut gigi, walau ada informan 6 yang sempat menyarankan untuk menambal gigi sesegera mungkin tapi tidak dilakukan sehingga lubang gigi semakin besar dan sakit yang berulang. Berdasarkan pendapat informan, mereka mendapat saran dan dukungan dari pengalaman pihak keluarga sebelumnya.

4.4.8 Pernyataan Informan Tentang Pengetahuan Dampak Jangka Panjang Setelah Pencabutan Gigi

Tabel 4.23 Matriks Pernyataan Informan Tentang Pengetahuan Dampak Jangka Panjang Setelah Pencabutan Gigi Informan Pernyataan Informan 5 Tidak tahu , mungkin kalau gigi depan yaaa jelek lah . Informan 6 Kalau semua dicabut tentu gak bisa makan lah tapi ini kan gak semua dan paling kalau gigi depan yaa jelek kalau senyum dan ketawa. Informan 7 Jelek aja kelihatan orangnya kalau yang dicabut gigi depan. Informan 8 Tidak tahu, jelek mungkin ya kalau gigi depan, apalagi kalau perempuan yang ompong gigi depannya. Berdasarkan pernyataan informan di atas dapat dilihat, semua informan berpendapat bila gigi bagian depan saja yang dicabut akan menimbulkan dampak seperti nilai estetika, namun untuk nilai fungsi ang lain mereka menjawab “tidak tahu”. Informan 6 mengetahui bila semua gigi yang dicabut akan berpengaruh terhadap nilai fungsi gigi sabagai alat pencernaan. Setelah pencabutan gigi untuk jangka panjang akan menimbulkan gangguan yang pada gigi geligi yang belum tanggal. Seringkali pasien beranggapan bila telah mencabut gigi maka permasalahan gigi selesai padahal sangat dianjurkan gigi yang telah dicabut harus diganti dengan gigi tiruan protesa, hal ini tentu saja memerlukan biaya yang lebih mahal daripada pencengahan mencabut gigi dan biaya preventif seperti melakukan penumpatan gigi, pembersihan karang gigi, fissure silent. 4.4.9 Pernyataan Informan Tentang Rujukan Perawatan Saluran Akar Gigi Agar Gigi Dapat Dipertahankan Tabel 4.24 Matriks Pernyataan Informan Tentang Rujukan Perawatan Saluran Akar Gigi Agar Gigi Dapat Dipertahankan Informan Pernyataan Informan 5 Tidak usah lah dirujuk, ribet, mahal apalagi pasti ke praktek dokter, kambuh lagi sakitnya lama kelamaan, sia- sia kan. Selain itu memerlukan biaya dan waktu yang cukup menggau aktifitas sehari- hari. Informan 6 Saya mau mencoba kalau ada di puskesmas ini, itu pun tidak jamin juga kan tidak sakit lagi, lebih praktis dicabut. Informan 7 Capek bolak balik, dan menggangu pekerjaan saya, cabut saja kan beres. Informan 8 Tidak sempat. lagian nanti kumat lagi sakitnya, cabut sajalah lah Berdasarkan pernyataan informan di atas dapat dilihat, bahwa semua informan berpendapat menolak melakukan perawatan saluran akar. Alasannya kurang praktis, sakit lagi dikemudian hari, memerlukan waktu yang khusus karena harus berulang berkunjung sehingga mereka lebih membiarkan gigi berlubang lalu mencabutnya. Edukasi yang diberikan tenaga kesehatan poligigi sebelum pencabutan tidak merubah keputusan informan untuk tetap mencabut gigi. Pencabutan gigi bukan alternatif terbaik setiap permasalahan gigi terjadi. Banyak alternatif pemulihan kesehatan gigi yang tersedia untuk mempertahankan gigi. Oleh sebab itu pencabutan gigi seharusnya dilakukan hanya jika semua alternatif perawatan tidak memungkinkan untuk dilakukan karena kondisi diagnosa gigi yang telah kronis, disebabkan pencabutan gigi bersifat irreversible dan terkadang menimbulkan komplikasi paska pencabutan. 4.4.10 Pernyataan Informan Tentang Faktor Yang Mempengaruhi Pasien Tidak Memanfaatkan Pelayanan Poligigi Sebelumnya Tabel 4.25 Matriks Pernyataan Informan Tentang Faktor Yang Mempengaruhi Pasien Tidak Memanfaatkan Pelayanan Poligigi Selain Mencabut gigi Informan Pernyataan Informan 5 Saya belum sakit gigi, ngapain berobat kalau tidak sakit gigi lagian saya sibuk kerja dek. Informan 6 Saya tidak sakit gigi, ini lah akhir akhir ini sakit berdenyut baru minta dicabut sajalah lagian disini tidak ada tambalan yang sinar itu. Informan 7 Kalau tidak sakit gigi , tidak ada alas an ke puskesmas. Informan 8 Saya memanfaatkan kok seperti pembuatan gigi palsu dan mau cuci karang gigi tetapi pembersihan karang yang tidak ada disini. Berdasarkan pernyataan informan di atas dapat dilihat, bahwa semua informan berpendapat berkunjung ke poligigi bila sudah sakit gigi. Pengalaman informan 6 yang pernah berkunjung untuk membersihkan karang gigi tetapi tidak dapat dilayani oleh pihak puskesmas. Persepsi informan tentang pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi di poligigi adalah sama hal ini dipengaruhi karena sikap ketidak pedulian mereka terhadap kesehatan gigi. Pelayanan medik gigi dasar di puskesmas dilaksanakan terhadap masyarakat yang datang mencari pengobatan maupun yang dirujuk. Pelayanan meliputi: pengobatan, pemulihan, pencegahan khusus, di samping penyuluhan secara individu maupun kelompok terhadap pengunjung puskesmas. Sudah selayaknya pasien memanfaatkan pelayanan poligigi yang ada selain pencabutan gigi saja.

4.4.11 Pernyataan Informan Tentang Tanggapan Setelah Gigi Dicabut Tabel 4.26

Matriks Pernyataan Informan Tentang Tanggapan Setelah Gigi Dicabut Informan Pernyataan Informan 5 Merasa lega, nanti jangan sampai lagi lah lubang gigi besar, langsung tambal, habis gigi saya kalau busuk terus. Informan 6 Merasa lega, kemudian hari cepat cepat saya tambal kalau sudah nampak mulai berlubang. Informan 7 Merasa lega, lain kali cek cek gigi lah supaya gak sampai gini, sakit kali yang namanya sakit gigi tuh. Informan 8 Merasa lega, mau coba bersihkan karang gigi ke doker swasta lah. Berdasarkan pernyataan informan di atas dapat dilihat, bahwa semua informan merasa lega dan senang karena gigi sebagai sumber sakit gigi sudah dicabut. Menurut mereka kehilangan sebagai gigi belum masalah, namun dengan mencabut gigi tersebut semua informan mulai berubah persepsinya tentang kesehatan gigi yaitu mereka berpendapat untuk lebih peduli dihari kedepan dalam menjaga kesehatan giginya. Gigi yang menjadi sumber sakit sudah dicabut membuat perasaan pasien lega. Teselip sikap untuk dihari mendatang agar lebih peduli akan kesehatan gigi, hal ini sesuai dengan pernyataan informan 6 dan 7. Persepsi Informan 8 menjadi berubah psaca pecabutan gigi yaitu mau mencoba melakukan pembersihan karang gigi walaupun Puskesmas Medan Sunggal tidak melayani permbersiahan karang gigi.

4.4.12 Pernyataan Informan Tentang Memakai Gigi Tiruan Setelah Gigi Dicabut

Tabel 4.27 Matriks Pernyataan Informan Tentang Memakai Gigi Palsu Setelah Gigi Dicabut Informan Pernyataan Informan 5 Tidak, karena gigi yang dicabut gigi belakang dan tidak keliatan. Informan 6 Ya saya mau sebab kata dokter diganti oleh BPJS, setelah sembuh bekas cabut kemudian pasang gigi palsu Informan 7 Tidak, gigi belakang kok lagian tidak nyaman Informan 8 Saya akan pakai gigi palsu juga, nanti disisip setelah bekas cabutnya sembuh Berdasarkan pernyataan informan di atas dapat dilihat, bahwa informan 5 dan 7 berkeinginan memakai gigi palsu sebagai pengganti gigi mereka yang telah dicabut dan sebelumnya telah mendapat edukasi dari dokter. Sementara informan 4 dan 8 tidak berkeinginan memakai gigi palsu karena rasa tidak nyaman dan gigi belakang . Hal ini dikarenakan informan 4 dan 8 mengerti nilai gigi hanya dari nilai estetika saja. Setelah pencabutan gigi untuk jangka panjang akan menimbulkan gangguan yang pada gigi geligi yang belum tanggal. Seringkali pasien beranggapan bila telah mencabut gigi maka permasalahan gigi selesai padahal sangat dianjurkan gigi yang telah dicabut harus diganti dengan gigi tiruan protesa. Informan tidak mengetahui kehilangan gigi merupakan ukuran umum kesehatan mulut yang buruk karena berdampak pada pengunyuhan, berbicara dan fungsi sosial. Kejadian hilangnya gigi dapat disebabkan oleh beberapa hal, antara lain: trauma, karies, penyakit periodontal. Apabila gigi yang hilang tidak segera diganti dengan gigi tiruan, maka akan timbul berbagai akibat, antara lain: bergesernya gigi asli ke ruang bekas gigi yang hilang, erupsi berlebih, penurunan efisiensi kunyah.

BAB V PEMBAHASAN

5.1 Analisis Pelaksanaan Pelayanan Exodontia Di Poligigi Puskesmas Medan

Sunggal oleh Petugas Poligigi 5.1.1 Jumlah dan Kemampuan Tenaga Kesehatan Dalam Memberikan Pelayanan Kesehatan di Poligigi Oleh Tenaga Kesehatan. Dari pernyataan informan tenaga kesehatan poligigi Puskesmas Medan Sunggal bahwa tenaga kesehatan di polgigi Puskesmas Medan Sunggal sudah cukup dan kemempuan kecakapan setiap tenaga kesehatan juga baik. Ditinjau dari kecukupan SDM di poligigi Puskesmas Medan Sunggal, menurut informan sudah cukup dan sampai saat ini tidak ada kendala dari segi jumlah tenaga kesehatan bahkan akan tambah 1 dokter gigi pada tahun 2015. Melalui pernyataan informan jumlah tenaga kesehatan bukan faktor yang mempengaruhi kami untuk mencabut gigi pasien agar praktis dan cepat karena kekurangan tenaga kesehatan tetapi karena kondisi gigi pasien yang berkunjung dalam keadaan gigi harus dicabut dan keinginan mereka. Pernyataan tersebut berkaitan, bilamana jumlah tenaga kesehatan yang yang kompeten di poligigi Puskesmas Sunggal kurang maka berkaitan dengan tidak optimalnya pelayanan yang diberikan kepada masyarakat sesuai kebutuhan tiap pasien yang berbeda. Bila terjadi kekurangan tenaga kesehatan di poligigi maka dapat dilihat seberapa besar faktor hambatan tersebut mempengaruhi pasien untuk mencabut gigi di poligigi Puskesmas Sunggal, namun hal sebaliknya diperoleh bahwa tenaga kesehatan yang kompeten sudah cukup. Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kabupatenkota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatau wilayah kerja Depkes, 2009. Puskesmas adalah kesatuan organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat dengan peran serta aktif masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat luas guna mencapai derajat kesehatan yang optimal, tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada perorangan Depkes, 2007. Dalam memberikan pelayanan di poligigi, tenaga kesehatan yaitu dokter gigi dan perawat gigi melakukan pekerjaan masing-masing dengan batasan kode etik yang ada, Hal ini menunjukkan mereka merupakan tim dalam menagani pasien- pasienya. Tenaga medis dokter merupakan unsur yang memberikan pengaruh paling besar dalam menentukan kualitas pelayanan yang diberikan pada pasien di puskesmas. Dokter juga dapat dianggap sebagai jantung sebuah puskesmas. Fungsi utamanya adalah memberikan pelayanan medik kepada pasien dengan mutu sebaik baiknya dengan menggunakan tata cara dan teknik berdasarkan ilmu kedokteran gigi dan etik yang berlaku serta dapat dipertanggung jawabkan. Sumber daya yang utama dalam suatu program adalah sumber daya manusianya staf. Kegagalan yang sering terjadi dalam implementasi kebijakan salah satunya