Glitz Factor Analisis Functionality And Delivery Website Partai Politik

24 diunggah pada layanan YouTube kemudian di-embed ke website partai. Hal ini menunjukkan bahwa website parpol sudah mulai memanfaatkan layanan video hosting untuk memperkaya konten website. Fitur live streaming belum digunakan dengan baik, hanya partai Nasdem yang mengimplementasikan fitur ini di website mereka. Hal ini disebabkan oleh kecendrungan Partai yang lebih memilih memanfaatkan media televisi untuk siaran langsung. Pada bagian accessibility, hanya PKS yang menyediakan layanan foreign languange. Terlihat bahwa partai politik di Indonesia belum berani untuk go international dengan menyediakan layanan bahasa asing pada website mereka. Pada bagian navigability, semua website sudah mencantumkan homepage icon pada setiap halaman, namun untuk lebih mempermudah pengguna, website parpol perlu menambahkan navigation tips dan site map agar pengguna lebih nyaman dalam menjelajah website. Dari segi freshness, terlihat bahwa sebagian besar website parpol melakukan update secara harian nilai 7. Hal ini mengindikasikan bahwa partai politik sudah memasukkan website sebagai bagian dari strategi kampanye mereka. Detail analisis functionality and delivery website parpol dapat dilihat pada Tabel 9. 4.3 Analisis Media Sosial 4.3.1 Penggunaan Media Sosial oleh Caleg Pencarian akun media sosial caleg dilakukan dengan menggunakan fasilitas search pada masing-masing media sosial. Pencarian akun media sosial dilakukan untuk caleg pada wilayah DKI Jakarta 249 caleg dan caleg pembanding di daerah lain 1164 caleg. Satu caleg kemungkinan bisa memiliki lebih dari satu media sosial. Penggunaan media sosial oleh caleg baik secara keseluruhan maupun caleg yang terpilih dapat dilihat pada tabel 10. Hasil observasi menunjukkan bahwa baik dari caleg di DKI Jakarta ataupun caleg daerah lain, akun Facebook personal dan Twitter merupakan media yang paling banyak digunakan oleh para caleg. Hal ini sejalan dengan tingkat kepopuleran Facebook dan Twitter di Indonesia. Facebook dan Twitter merupakan media sosial terpopuler di Indonesia APJII, 2014. Hal ini didukung oleh kebijakan dari beberapa provider seluler yang memberikan akses gratis terhadap Facebook dan Twitter kepada para konsumen. Fitur Group dari Facebook ternyata tidak populer untuk digunakan. Penggunaan YouTube masih rendah, hal ini disebabkan oleh kurangnya sumberdaya yang dimiliki caleg untuk membuat sebuah video. Pengamatan juga menunjukkan bahwa sangat sedikit sekali caleg yang memiliki akun Flickr. Hal ini menginformasikan bahwa penggunaan Flickr yang masih belum populer di Indonesia. Jika dirata-ratakan tanpa memasukkan Flickr dikarenakan sedikit caleg yang menggunakan tingkat penggunaan media sosial oleh caleg masih terbilang rendah, yaitu pada angka 20, sedangkan tingkat penggunaan media sosial bagi caleg daerah lain adalah sebesar 16. Terlihat bahwa caleg di DKI Jakarta lebih banyak memanfaatkan media sosial dibandingkan dengan daerah lainnya. Angka 25 ini masih terbilang rendah namun merupakan awal yang baik bagi adopsi penggunaan media sosial bagi para caleg. Tabel 10 Penggunaan Media Sosial oleh Caleg Variabel Caleg DKI Jakarta n=249 Caleg daerah lain n=1164 Memiliki Facebook Personal 42 37 Memiliki Twitter 37 26 Memiliki Facebook Page 23 13 Memiliki YouTube Channel 11 4 Memiliki Facebook Group 4 3 Memiliki Flickr 1 Rata-rata 20 16 daerah pengamatan selain DKI Jakarta Tabel 11 Penggunaan media sosial caleg berdasarkan asal partai di DKI Jakarta Partai Jumlah caleg Persentase Penggunaan Media sosial Persentase Rata-rata Twitter Facebook Youtube Flickr Group Page Personal Nasdem 18 61 11 33 50 6 27 PKB 18 22 39 10 PKS 16 38 31 50 25 24 PDIP 18 33 17 22 44 17 1 22 GOLKAR 18 22 6 17 33 11 15 GERINDRA 18 22 28 44 6 17 DEMOKRAT 18 44 11 22 50 17 24 PAN 18 33 17 39 11 17 PPP 18 17 17 39 12 HANURA 18 44 22 28 6 1 17 PBB 18 11 6 33 8 PKPI 18 17 6 28 17 11 DPD 35 74 3 54 57 29 3 37 Rata-rata 20 Penggunaan media sosial berdasarkan partai terdapat pada tabel 11. Data menunjukkan bahwa caleg DPD sudah banyak memanfaatkan media sosial. Hal