Analisis Media Sosial .1 Penggunaan Media Sosial oleh Caleg

26 ini disebabkan karena dari caleg DPD bukan merupakan caleg dari Partai sehingga perlu upaya lebih untuk mengenalkan diri ke masyarakat. Apabila dilihat berdasarkan asal partai dari caleg, Partai Nasdem merupakan partai yang calegnya paling banyak memanfaatkan media sosial disusul oleh PKS, Demokrat dan PDIP. Hal ini disebabkan karena Partai Nasdem merupakan partai baru sehingga lebih menggunakan banyak media komunikasi untuk memperkenalkan caleg dari partainya ke masyarakat. PBB , PKB, PKPI dan PPP merupakan partai yang calegnya sangat rendah dalam penggunaan media sosial untuk kampanye yaitu dengan persentase rata-rata kurang dari 15. Hasil pengamatan media sosial caleg terdapat pada tabel 12. Pada Twitter, dari jumlah percakapan yang ada terlihat bahwa caleg sudah merespon pertanyaan-pertanyaan dari masyarakat atau dengan kata lain sudah terjadi komunikasi dua arah dengan menggunakan Twitter. Data juga menunjukkan bahwa ada caleg yang sangat aktif berinteraksi dengan masyarakat di dunia Twitter dan ada juga yang sama sekali tidak pernah merespon tweet. Rata-rata tingkat aktivitas di Twitter bernilai 6, artinya minimal digunakan seminggu sekali oleh caleg untuk kampanye. Jumlah akun yang diikuti oleh caleg merepresentasikan bahwa caleg juga mengikuti perkembangan opini masyarakat lewat kicauan-kicauan di dunia Twitter. Jika dibandingkan caleg dengan jumlah follower terbesar dengan jumlah total suara sah untuk Dapil 1 Jakarta yang berjumlah 1,2 juta suara, perbandingannya adalah 12 . Angka ini masih terbilang kecil, namun menunjukkan bahwa masyarakat mulai memperhatikan aktivitas caleg via Twitter. Data menunjukkan bahwa caleg dengan jumlah follower terbesar ini terpilih menjadi anggota legislatif untuk DPD dengan jumlah perolehan suara terbesar yaitu 511.323. Jika dibandingkan jumlah follower dengan jumlah suara minimum caleg untuk terpilih menjadi DPD di DKI Jakarta 368.397 suara, perbandingannya adalah 40. Pada media sosial Facebook , dapat terlihat bahwa aktivitas page dari caleg berada di nilai 6 artinya terdapat aktivitas minimal sebanyak 1 minggu sekali. Fans like dan talking about mengindikasikan bahwa masyarakat mengikuti perkembangan aktivitas caleg tersebut. Caleg dengan jumlah fans like terbanyak yaitu sebanyak 21.264 atau sekitar 1,7 dari total suara sah Dapil 1 Jakarta. Facebook group tidak terlalu tinggi pemakaiannya dengan rata-rata jumlah anggotanya mencapai 516 atau hanya sekitar 0,042 dari total suara sah. Rata- rata caleg memiliki jumlah friend sebanyak 1.423 di setiap akun yang dimilikinya atau 0,1 dari total suara sah Dapil 1 Jakarta. Jika dibandingkan jumlah friend ini dengan jumlah suara minimal bagi caleg terpilih di DPRD 4911 suara, perbandingannya adalah cukup tinggi yaitu 29. Pada Youtube , hasil pengamatan menunjukkan bahwa tingkat penggunaan Youtube masih sangat rendah dilihat dari jumlah rata-rata subscribers, percakapan, maupun jumlah video. Hasil ini mengindikasikan secara umum bahwa caleg di DKI Jakarta belum mengoptimasi penggunaan YouTube sebagai media untuk kampanye. 27 Tabel 12 Hasil pengamatan media sosial caleg Variabel Nilai Rata-rata Median Maksimum Minimum Twitter Jumlah follower 7.819 62 146.127 8 Jumlah tweet 4.627 158 132.046 8 Jumlah twitter list 17 612 Tingkat aktivitas 6 4 7 4 Jumlah percakapan 93 2.792 Jumlah follow 1.054 123 11.800 9 Facebook Pages Jumlah pages 1 1 5 1 Jumlah fans like 4.083 889 21.264 11 Jumlah talking about 1.219 41 18.744 Tingkat aktivitas 6 6 7 4 Facebook Group Jumlah grup 2 1 3 1 Jumlah anggota 516 223 2.187 75 Akun personal facebook Jumlah account 1 1 7 1 Jumlah friends 1.423 477 9.872 11 YouTube Jumlah subscribers 9 3 37 Jumlah percakapan 1 Jumlah video 34 9 253 1 Jumlah view 11.042 1.569 64.641 94 Tanggal last upload video jeda dengan hari dengan pengamatan 25 14 90 2 4.3.2 Penggunaan Media Sosial oleh Bakal Capres Pada media sosial Twitter, seluruh bakal capres yang diamati memiliki akun Twitter. Hanya akun Twitter dari capres Megawati yang kurang aktif, selebihnya akun capres lain aktif melakukan aktivitas setiap harinya. Dahlan Iskan memiliki jumlah tweets tertinggi pada saat data diambil tanggal 9 April 2014 tabel 13. Pada pengambilan data 9 Juli 2014, terlihat peningkatan yang signifikan dari followers capres Prabowo dan Jokowi tabel 14. Kedua capres terlihat sangat serius menggunakan akun Twitter masing-masing untuk berkampanye. Kedua akun Twitter capres sama-sama berstatus verified, artinya telah diverifikasi oleh pihak Twitter. Dari segi follower, Jokowi memiliki jumlah follower yang paling tinggi. Pada akhir pemilihan presiden, Jokowi terpilih dengan perolehan suara sebanyak 70.997.883 sedangkan Prabowo memperoleh 62.576.444. Perbandingan 28 antara jumlah suara yang diperoleh oleh Jokowi dengan jumlah followernya adalah 2,5. Tabel 13 Pengamatan Twitter Bakal Capres 9 April Bakal Capres Twitter Followers Tweet Aktivitas Joko Widodo 1.390.261 1.067 6 Dahlan Iskan 1.082.623 35.586 7 Jusuf Kalla 863.940 3.739 7 Wiranto 718.905 1.492 7 Prabowo Subianto 667.722 7.828 7 Gita Wirjawan 589.906 4.932 7 Mahfud M D 539.836 5.164 7 Anies Baswedan 449.790 23.698 7 Aburizal Bakrie 420.002 8.036 7 Pramono Edhi Wibowo 227.234 1.728 7 Marzuki Ali 222.341 13.787 7 Dino Patti Djallal 205.462 5.019 7 Ahmad Heryawan 167.440 13.409 7 Irman Gusman 69.650 1.899 7 Ali Masykur Musa 44.736 11.282 7 Endriartono Sutarto 14.450 1.639 7 Surya Paloh 9.307 82 3 Hayono Isman 2.787 308 7 Megawati Soekarno Putri 1.429 21 1 Rhoma Irama 1.203 15 1 Sinyo Harry Sarundajang 364 1 1 Rata-rata 360.626 6.773 6 Maksimum 1.390.261 35.586 7 Minimum 364 1 1 Tingkat aktivitas bernilai 7 jika aktivitas akun media sosial bersifat harian, 6 jika mingguan, 5 jika bulanan, 4 jika 3 bulanan, 2 jika 6 bulanan, 1 jika tahunan, 0 jika tidak ada aktivitas. 29 Tabel 14 Hasil pengamatan Twitter capres 9 Juli 2014 Capres Jumlah pengikut Jumlah tweet Jumlah twitter list Tingkat aktivitas akun twitter Jumlah follow Prabowo Subianto 1.050.000 8230 1257 7 2022 Jokowi 1.800.000 935 1629 7 Tabel 15 Hasil pengamatan Facebook Page bakal capres tanggal 9 April Bakal Capres Fanslike Talking about Prabowo Subianto 4,648,740 498,228 Gita Wirjawan 1,366,676 34,178 Jusuf Kalla 712,551 10,339 Joko Widodo 598,812 19,287 Wiranto 233,901 13,040 Ahmad Heryawan 194,729 22,131 Anis Matta 193,771 16,417 Dahlan Iskan 189,492 8,581 Pramono Edhi Wibowo 116,752 16,734 Aburizal Bakrie 90,512 19,885 Megawati Soekarno Putri 69,020 - Irman Gusman 51,577 13,815 Anies Baswedan 46,804 7,787 Mahfud M D 38,878 614 Surya Paloh 17,964 - Sinyo Harry Sarundajang 15,430 5 Rhoma Irama 3,047 689 Marzuki Ali 2,473 - Dino Patti Djallal 655 38 Hayono Isman 578 3 Endriartono Sutarto 450 20 Ali Masykur Musa 111 1 Rata-rata 390,587 30,991 maksimum 4,648,740 498,228 minimum 111 - Pada penggunaan media sosial Facebook Tabel 15, Prabowo merupakan capres teraktif. Hal ini terlihat dari jumlah fans like yang diperoleh oleh Prabowo pada tanggal 9 April 2014. Akun Prabowo memiliki status verified yang menunjukkan bahwa Prabowo Subianto memasukkan Facebook sebagai salah satu strategi kampanye politiknya. Pada pengambilan data 9 Juli 2014, terlihat jelas 30 kenaikan signifikan dari halaman Jokowi dan Prabowo tabel 16. Jokowi unggul di talking about, sedangkan Prabowo unggul di jumlah fans like. Menjelang pemilihan capres, Jokowi terlihat berusaha memaksimalkan halaman Facebook- nya dengan menambahkan tag verified yang pada akhirnya menaikan jumlah like dari masyarakat. Baik di Facebook maupun di Twitter, kedua capres sama-sama aktif menggunakan media sosial tersebut sebagai media kampanye. Jika dibandingkan dengan jumlah suara yang diperoleh oleh masing-masing capres, perbandingan untuk Prabowo adalah 12,9 dan Jokowi 2,5. Pada saat kampanye capres, kedua kubu terlihat lebih fokus menggunakan media sosial Facebook dan Twitter dibandingkan dengan media sosial lain YouTube dan Flickr Tabel 16 Hasil pengamatan Facebook Page capres 9 Juli 2014 Capres Fanslike Talking about Prabowo Subianto 8.071.308 250.000 Jokowi 1.777.636 400.000

4.3.3 Penggunaan Media Sosial oleh Parpol

Tabel 17. Pemanfaatan media sosial oleh parpol Partai Twitter Facebook Youtube Flickr Grup Page Personal Nasdem  ×    × PKB  ×  ×  × PKS  ×  ×   PDI-P  ×  ×  × GOLKAR  ×  ×   GERINDRA  ×  ×  × DEMOKRAT  ×  ×  × PAN  ×  ×  × PPP  ×  ×  × HANURA  ×  ×  × PBB  ×  × × × PKP × × ×   × Secara umum, hampir seluruh partai politik di Indonesia telah memanfaatkan media sosial. Hal ini terlihat dari akun media sosial yang dimiliki oleh partai terutama akun media sosial Facebook dan Twitter Tabel 17. PKP merupakan partai yang paling minim dalam memanfaatkan media sosial untuk kampanye. Partai politik sudah memanfaatkan Facebook dengan menggunakan fitur page untuk berinteraksi dengan masyarakat. 31 Tabel 18. Jumlah tweet dari akun Twitter partai politik Partai Jumlah Tweet 05-Apr 06-Apr 07-Apr 08-Apr 09-Apr Nasdem 17.010 17.052 17.156 17.223 17.228 PKB 27.820 27.826 27.842 27.856 27.858 PKS 17.825 17.942 17.978 18.075 18.131 PDI-P 20.195 20.275 20.316 20.386 20.442 GOLKAR 12.300 12.310 12.336 12.365 12.367 GERINDRA 46.071 46.143 46.254 46.361 46.459 DEMOKRAT 3.876 3.886 3.891 3.901 3.915 PAN 5.940 5.942 5.958 5.963 5.963 PPP 4.277 4.299 4.328 4.357 4.356 HANURA 1.251 1.251 1.251 1.251 1.255 PBB 170 172 172 172 172 PKP - - - - - Gambar 2. Rata-rata tweet partai politik pada rentang 5-9 April 2014 Pada media sosial Twitter, terlihat bahwa partai Gerindra memiliki jumlah tweet yang paling tinggi dibandingkan dengan partai politik lainnya Tabel 17. Akun Twitter dari Gerindra juga telah diverifikasi oleh pihak Twitter sedangkan akun Twitter dari partai politik lain belum terverifikasi. Hal ini mengindikasikan bahwa Partai Gerindra juga melakukan kampanye secara serius di dunia Twitter. Pada rentang tanggal 5-9 April yang merupakan masa tenggang kampanye pemilu legislatif, terlihat bahwa hampir semua akun Twitter partai politik masih melakukan kicauan untuk berkampanye setiap harinya Tabel 18. Partai Gerindra 20 40 60 80 100 120 J um la h tw ee t Rata-rata tweet partai perhari pada tanggal 5-9 April 32 merupakan partai yang paling aktif melakukan aktivitas tweet dengan rata-rata 97 tweet perhari Gambar 2. PBB tampak tidak memaksimalkan penggunaan Twitter untuk aktivitas kampanye, hal ini terlihat dari rendahnya jumlah tweet. Tabel 19 Jumlah fans like dan talking about dari page Facebook parpol Partai Jumlah fans like Jumlah talking about Nasdem 12.061 - PKB 8.573 364 PKS 38.073 8.129 PDI-P 156.987 102.433 GOLKAR 32.981 - GERINDRA 2.327.971 198.604 DEMOKRAT 44.599 3.604 PAN 36.798 3.932 PPP 8.901 1.341 HANURA 557.804 4.660 PBB 2.383 102 PKP - - Tabel 20 Pengamatan YouTube parpol tanggal 9 April 2014 Parpol Jumlah subscribers Jumlah percakapan Jumlah video Jumlah view Tanggal last upload video PKS 5,472 8 1,029 1,816,562 8-Apr-14 GERINDRA 4,575 - 211 2,677,036 8-Apr-14 PDI-P 122 - 15 30,869 26-Mar-14 DEMOKRAT 101 - 60 21,405 8-Apr-14 HANURA 97 2 229 57,629 23-Des-13 Nasdem 56 1 5 24,395 7-Sep-11 PKB 42 - 12 11,331 14-Des-13 PKP 38 - 117 11,953 4-Apr-14 PPP 33 - 34 9,663 24-Apr-13 GOLKAR 29 1 48 17,653 21-Sep-11 PAN 10 2 1 241 6-Mar-13 PBB - - - - Pada media sosial Facebook, semua parpol beraktivitas setiap hari pada, page masing-masing. Jika dilihat dari jumlah fans likePartai Gerindra merupakan partai yang memiliki jumlah fans like terbanyak tabel 19. Hal ini kembali menunjukkan bahwa Partai Gerindra juga memasukkan Facebook sebagai 33 bagian dari strategi kampanye. Jumlah talking about dari partai Gerindra juga tertinggi. Hal ini mengindikasikan bahwa masyarakat banyak membicarakan seputar partai Gerindra di dunia Facebook. Pada YouTube, terlihat bahwa Gerindra memiliki jumlah view paling banyak yang kemudian disusul oleh PKS tabel 20 . Jika dari jumlah video yang di-upload, terlihat bahwa Gerindra dan PKS cukup signifikan dalam menggunakan layanan YouTube. Pada Flickr, tak banyak parpol yang menggunakan layanan ini, hanya terdapat 3 parpol yaitu PKS, PKB dan PDI-P. Tingkat aktivitas akun Flickrnya pun pasif.

4.3.4 Uji Korelasi

Secara umum, hasil korelasi Tabel 21 mengindikasikan bahwa Facebook dan Twitter memiliki peran yang penting dalam meningkatkan jumlah suara caleg di DKI Jakarta. Facebook dan Twitter dapat digunakan sebagai media komunikasi dengan para pemilih. Semua variabel di Twitter menunjukkan korelasi yang cukup kuat dan signifikan pada jumlah perolehan suara caleg di DKI Jakarta. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin banyak follower, tweet, twitter list, percakapan dan follow pada akun twitter caleg, maka akan semakin banyak pula suara yang akan diperoleh oleh caleg tersebut. Hasil ini merekomendasikan agar caleg aktif dalam menggunakan akun Twitter untuk kampanye di DKI Jakarta. Tabel 21 Hasil Uji Korelasi variabel media sosial tabel 6 dengan jumlah perolehan suara caleg di DKI Jakarta Media Sosial Nilai Korelasi Twitter Jumlah follower 0,419 Jumlah tweet 0,481 Jumlah twitter list 0,484 Jumlah percakapan 0,523 Jumlah follow 0,309 Facebook Jumlah grup Facebook 0,014 Jumlah fans like dari page 0,052 Jumlah talking about dari page 0,016 Jumlah account 0,314 Jumlah friend 0,334 YouTube Jumlah subscribers 0,386 Jumlah percakapan -0,014 Jumlah video 0,041 Jumlah view 0,29 Flickr Jumlah foto -0,01 signifikan untuk nilai α 0,1 34 Tabel 22 Jumlah rata-rata caleg pengguna media sosial dan perolehan suara perpartai Partai Jumlah Rata-rata caleg yang menggunakan media sosial Perolehan Suara Partai Nasdem 27 43.097 PKS 24 138.029 DEMOKRAT 24 115.382 PDI-P 22 301.010 GERINDRA 17 158.604 PAN 17 86.234 HANURA 17 68.217 GOLKAR 15 116.472 PPP 12 171.269 PKP 11 8.958 PKB 10 75.423 PBB 8 15.733 sumber: Dokumen rekapitulasi DPR dan DPD pada website resmi KPU 2014 dan rekapitulasi DPRD pada website resmi KPUD Jakarta 2014 Pada media sosial Facebook, terlihat bahwa jumlah account personal dan jumlah friend berkorelasi cukup kuat dengan jumlah suara caleg. Berdasarkan hasil ini, caleg direkomendasikan untuk mengoptimasi penggunaan akun Facebook personal untuk kampanye. Pada media sosial Youtube, caleg diharapkan dapat meningkatkan jumlah subcribers dan jumlah view dari channel-nya masing- masing. Jika dikorelasikan antara jumlah rata-rata caleg pengguna media sosial dengan jumlah perolehan suara perpartai untuk daerah Dapil 1 DKI Jakarta tabel 22, akan diperoleh nilai korelasi yang cukup tinggi, yaitu 0,35. Berdasarkan nilai korelasi ini, partai politik perlu memberikan pelatihan khusus kepada para kadernya untuk menggunakan media sosial karena dapat membantu untuk meningkatkan suara partai di daerah tersebut. Semakin banyak kader yang menggunakan media sosial, akan membuat masyarakat semakin mengenal kader partai dan partai pengusungnya yang secara tidak langsung akan membuat nama partai menjadi sering terdengar di masyarakat.

4.4 Analisis Website Blog Caleg dan Capres

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa jumlah caleg di DKI Jakarta yang menggunakan website ada sebanyak 23, jika dibandingkan dengan daerah lainnya, dapat terlihat bahwa caleg di DKI Jakarta lebih banyak menggunakan website dibanding dengan daerah lain tabel 23. Kemudahan akses internet dan 35 infrastruktur yang ada di DKI Jakarta membuat caleg di DKI Jakarta lebih mudah untuk membuat website dibanding dengan daerah lain. Setelah dilakukan observasi terhadap website caleg tersebut didapatkan data bahwa 86 caleg yang memiliki website sudah mencantumkan informasi umum tentang jati diri caleg di websitenya masing-masing. Hal ini menunjukkan bahwa website yang dibuat oleh para caleg memang diperuntukkan untuk kampanye mengenalkan diri ke masyarakat. 38 caleg juga mencantumkan informasi kontak pada website mereka. Sebanyak 36 caleg mencantumkan tagline pada website yang mereka buat. Tagline berfungsi sebagai slogan yang mudah diingat bagi masyarakat dan juga sebagai penciri satu caleg dengan caleg yang lain. Terdapat 26 caleg yang mencantumkan visi dan misi dan hanya 14 yang mencantumkan program kerja yang akan dilaksanakan. 33 caleg sudah menggunakan fitur audiovideo sedangkan fitur newsletter hanya digunakan oleh 7 caleg. Hanya 3 caleg yang memasukkan informasi terkait kampanye di website mereka. Hal ini menunjukkan bahwa hanya sedikit caleg yang melakukan penjadwalan kampanye dan menyebarkan informasinya kepada masyarakat. Tabel 23 Jumlah caleg yang memiliki website Dapil Jumlah Caleg Memiliki Website Jakarta 249 23 Jatim 1 118 18 Sulsel 96 18 Sumut 119 17 Banten 2 71 17 Sumsel 92 17 Jateng 1 96 17 Riau 1 72 17 Jabar 2 119 17 Malut 36 17 Kaltim 96 17 Tabel 24 Hasil pengamatan website caleg Variabel Website Jumlah DKI Jakarta Daerah Lain Fungsi Informasi Informasi umum caleg 86 83 Tagline 36 35 Visi dan misi 26 13 Program kerja 14 11 Informasi terkait kampanye event, jadwal, dan lain sebagainya 3 8 Newsletter 7 14 36 Variabel Website Jumlah DKI Jakarta Daerah Lain Informasi kontak telepon, fax, office, email 38 24 link ke URL lain 16 17 Fitur audiovideo 33 Fungsi Komunikasi fungsi email 14 17 QA 5 4 Fitur interaktif lainnya polling dan lain sebagainya 3 2 Official twitter account 38 5 Official Facebook group 2 28 Official Linkedin group 13 Official Youtube Channel 14 2 Official Facebook Page 36 1 Official Facebook Personal 9 2 Pada fungsi komunikasi, terlihat bahwa para caleg lebih mengarahkan pembaca websitenya untuk berinteraksi langsung dengan caleg via media sosial. Hal ini terlihat dari sebanyak 38 caleg mencantumkan akun twitter nya di website mereka serta 36 caleg mencantumkan alamat facebook page-nya. 14 caleg mencantumkan channel youtube mereka. Tidak ada satupun Linkedin Group yang dimiliki oleh caleg di DKI Jakarta, namun ada beberapa yang menggunakannya di daerah lain. Hal ini menunjukkan bahwa Linkedin masih belum popular penggunaannya di Indonesia. Detail hasil pengamatan website terdapat pada tabel 24. Pada capres, hasil observasi menunjukkan bahwa semua bakal capres memiliki website namun tidak semuanya memanfaatkan dengan maksimal. Hasil pengamatan juga menunjukkan bahwa Anies Baswedan, Gita Wirjawan dan Dahlan Iskan memiliki nilai tertinggi Gambar 3. Ketiga kandidat bakal capres ini terlihat sangat memaksimalkan penggunaan website untuk menarik simpati publik. Seperti diketahui bahwa ketiga bakal calon presiden ini merupakan peserta dari Konvensi Partai Demokrat, yaitu sebuah acara pemilihan terbuka yang dilakukan oleh Partai Demokrat untuk memilih bakal calon presiden yang akan diusung oleh partai tersebut. Untuk membuat opini publik, ketiga bakal calon tersebut memasang fitur pendaftaran menjadi pendukung secara online dan memberikan fitur untuk masyarakat melakukan donasi melalui website. Hal ini merupakan langkah yang sama yang dilakukan oleh Barrack Obama ketika melakukan kampanye pada pemilihan presiden di Amerika Serikat. Fitur pendaftaran pendukung dan pemberian donasi ini menandakan bahwa website tidak hanya digunakan sebagai media penyebaran informasi tetapi sudah berkembang menjadi resource generation.