Analisis asam amino AOAC 1994

amino menggunakan HPLC disajikan Gambar 7. Kondisi alat HPLC saat berlangsungnya analisis asam amino: Temperatur : 27 o C suhu ruang Jenis kolom : pico tag 3,9x 150 μm Kecepatan alir eluen : 1 mlmenit Tekanan : 3000 psi Fasa gerak : - Asetoniril 60 - Buffer fosfat 0,1 M Detektor : UV Panjang gelombang : 256 nm Derivatisasi : derivatisasi pre-kolom Tipe injeksi : on column injection tanpa septum Program : isokratik kecepatan aliran eluen konstan Kandungan masing-masing asam amino pada bahan dapat dihitung dengan rumus: Keterangan : C = kon sentrasi standar asam amino 2,5 μg FB = faktor pengenceran 133,1 mL BM = bobot molekul dari masing-masing asam amino gmol

3.3.1.4 Analisis asam lemak AOAC 1984

Kandungan asam lemak dapat ditentukan dengan metode gas kromatografi didasarkan pada partisi komponen-komponen dari suatu cairan di antara fasa gerak berupa gas dan fasa diam berupa zat padat atau cairan yang tidak mudah menguap yang melekat pada bahan pendukung inert. Komponen-komponen yang dipisahkan harus mudah menguap pada suhu pemisahan yang dilakukan, sehingga suhu operasi biasanya lebih tinggi dari suhu kamar dan biasanya dilakukan derivatisasi untuk contoh yang sulit menguap. Tahapan analisis asam lemak diawali dengan menghidrolisis lemakminyak dalam sampel menjadi asam lemak, kemudian ditransformasi menjadi bentuk esternya yang bersifat lebih mudah menguap. Transformasi dilakukan dengan cara metilasi sehingga diperoleh metil ester asam lemak FAME. Metil ester asam lemak FAME ini dianalisis dengan alat kromatografi gas. Identifikasi tiap komponen dilakukan dengan membandingkan waktu retensinya dengan standar pada kondisi analisis yang sama. Waktu retensi dihitung pada kertas rekorder sebagai jarak dari garis pada saat muncul puncak pelarut sampai ke tengah puncak komponen yang dipertimbangkan. Gambar 7 Prosedur analisis asam amino menggunakan HPLC. Tambelo kering 0,75 g Penambahan 5-10 ml HCl 6N Pemanasan dalam oven pada suhu 100 o C selama 24 jam Hidrolisat Protein Penyaringan dengan milipore berukuran 45 mikron Filtrat hidrolisat Penambahan 30 μL larutan pengering campuran antara metanol, natrium asetat, dan trietilamim dengan perbandingan 2:2:1 Pengeringan dengan gas N 2 Hidrolisat protein kering Penambahan 30 μL larutan derivatisasi campuran antara metanol, pikoiotisianat, dan trietilamin dengan perbandingan 3:3:4 Pengenceran dengan buffer asetat sebanyak 200 μL lalu dibiarkan selama 20 menit Penyaringan dengan milipore berukuran 0,45 mikron Injeksi ke alat HPLC Kromatogram