Kandungan mineral tambelo Penelitian Tahap Pertama .1 Rendemen daging tambelo

akan mempengaruhi mental dan juga menyebabkan osteomalasia. Penyerapan Ca akan dipermudah dengan adanya vitamin D Muchtadi 2009. Tabel 7 Kandungan mineral yang terdapat pada tambelo No Parameter Hasil ppm Mineral Makro 1. Kalsium Ca 3532,46 2. Klorida Cl 5,41 3. Kalium K 626,40 4. Magnesium Mg 3,05 5. Mangan Mn 0,02 6. Natrium Na 435,42 Mineral Mikro 7. Besi Fe 1373,45 8. Seng Zn 12,30 9. Tembaga Cu 0,98 10. Fosfor P 2363,06 11. Selenium Se 0,18 Peranan zat besi Fe berhubungan dengan kemampuannya dalam reaksi oksidasi dan reduksi. Secara kimia, zat besi merupakan unsur yang sangat reaktif sehingga mampu berinteraksi dengan oksigen. Dalam keadaan tereduksi, besi kehilangan dua elektron sehingga memiliki dua sisa muatan positif Fe 2+ fero, dalam keadaan teroksidasi, besi kehilangan tiga elektron sehingga memiliki tiga sisa muatan positif Fe 3+ feri karena dapat berada dalam dua bentuk ion ini, besi berperan dalam respirasi sel, yaitu sebagai kofaktor bagi enzim-enzim yang terlibat dalam reaksi oksidasi reduksi FAOWHO 2001; Almatsier 2006. Aktivitas superoksida dismutase SOD dan katalase tergantung pada zat besi. Antioksidan enzimatis bekerja dengan cara mencegah terbentuknya senyawa radikal baru Marks et al. 2000; Winarsi 2007. Zat besi sebagian besar berada dalam hemoglobin. Zat besi juga berperan dalam imunitas dalam pembentukkan sel-sel limfosit. Kandungan seng Zn pada tambelo segar adalah 12,30 ppm. Seng merupakan mineral penting pada berbagai sistem enzim dan hormon. Sebagai salah satu mineral imunitas yang berfungsi untuk maturasi, diferensiasi, proliferasi, dan aktivasi sel T. Kemampuan tubuh seseorang untuk menyerap seng menurun sesuai dengan pertambahan usia sehingga penting untuk meningkatkan intake mineral seng ketika usia 40-an. Keadaan tubuh yang mengalami stres karena trauma, terkena polusi lingkungan, dan luka dapat menghabiskan suplai seng dalam tubuh Wirahadikusumah 1985. Hasil penelitian Winarsi 2004 yang memberikan minuman susu skim yang diperkaya dengan isoflavon kedelai sebesar 100 mg dan 8 mg ZnSO 4 yang diberikan setiap hari selama 2 bulan pada wanita premenopause diketahui dapat menurunkan sindrom premenopause, meningkatkan aktivitas enzim antioksidan, kadar IgG antiTT, dan hormon timulin 1. Seng Zn berperan dalam sistem pertahanan tubuh dengan cara berkonjugasi dengan thiol sehingga menghambat pembentukan ion superoksida. Mineral Zn sebagai komponen protein yang mempunyai gugus SH-metallothionine berperan sebagai pembersih radikal bebas. Mineral Zn juga merupakan komponen enzim yang berperan dalam perbaikan asam nukleat Harris diacu dalam Ridwan 1997. Mineral Cu berperan melalui aktivitas enzim superoksida dismutase SOD. Enzim superoksida dismutase mempunyai substrat spesifik, yaitu ion superoksida. Peran tembaga sebagai kofaktor maupun sebagai pengatur enzim SOD cukup besar. Jika tubuh kekurangan tembaga maka akan terjadi peningkatan peroksida lipid Harris diacu dalam Ridwan 1997. Hasil analisis diketahui bahwa kandungan tembaga Cu yang terdapat pada tambelo nilainya kecil, yaitu 0,98 ppm. Selenium Se adalah mineral penting yang sangat dibutuhkan oleh tubuh sebagai antioksidan untuk meredam aktivitas radikal bebas dan merupakan bagian penting enzim glutation peroksidase, yang dapat menghancurkan peroksida yang terbentuk dari hasil oksidasi lemak di dalam tubuh Mucthadi D 2009. Selenium tidak diproduksi oleh tubuh, tetapi diperoleh dari konsumsi makanan sehari-hari. Angka kecukupan Se per hari yang dianjurkan oleh Widya Nasional Pangan dan Gizi 2004 adalah 5-20 µg untuk bayi dan anak di bawah 10 tahun dan 20-30 µg untuk pria dan wanita berumur di atas 10 tahun sebesar. Khusus ibu hamil dan menyusui mendapat tambahan, masing-masing sebanyak 5 dan 10 µgoranghari Winarno 2008. Kadar Selenium di dalam tambelo adalah 0,18 ppm. 4.2 Penelitian Tahap Kedua 4.2.1 Rendemen ekstrak tambelo Ekstraksi merupakan salah satu cara pemisahan satu atau lebih komponen dari suatu bahan. Penelitian ini dilakukan proses ekstraksi dengan metode maserasi yang dilanjutkan dengan partisi cair-cair. Rendemen ekstrak tambelo yang terbesar adalah ekstrak kasar metanol 5,72, sedangkan ekstrak tambelo yang mengandung rendamen relatif kecil adalah ekstrak n-heksana 2,19 dan etil asetat 2,86. Berdasarkan hasil rendemen ekstrak tambelo tersebut, terbukti bahwa tambelo mengandung berbagai senyawa dengan tingkat kepolaran yang berbeda-beda. Besarnya rendemen ekstrak metanol diduga berkaitan dengan sifat pelarut metanol yang memiliki kemampuan pemisahan komponen dari bahan yang lebih baik. Hal ini sesuai dengan pernyataan Heath dan Reineccius 1986 bahwa metanol mampu mengekstrak senyawa organik, sebagian lemak serta tanin yang menyebabkan hasil ekstraksi metanol cukup kuat. Selain itu, pelarut metanol memiliki nilai kostanta dielektrik tinggi jika dibandingkan dengan pelarut yang lain sehingga pelarut metanol dapat membuka dinding sel yang mengakibatkan hampir semua senyawa dapat tertarik keluar dari dalam sel.

4.2.2 Kandungan fitokimia ekstrak tambelo

Analisis fitokimia adalah salah satu cara untuk mengetahui kandungan metabolit sekunder pada suatu tanaman atau hewan. Kandungan fitokimia ekstrak tambelo dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8 Kandungan fitokimia ekstrak tambelo Uji Fitokimia Jenis Pelarut n-Heksana Etil Asetat Metanol Alkaloid + + + Flavonoid + + + Phenol Hidroquinon - - - Steroid + + + Triterpenoid + + + Saponin + + + Tanin - - - Berdasarkan hasil uji fitokimia ekstrak kasar tambelo, bahwa ekstrak metanol memiliki senyawa alkaloid yang sangat tinggi. Hal ini diduga senyawa alkaloid merupakan senyawa polar, karena senyawa yang terbawa pada proses ekstraksi adalah senyawa yang mempunyai polaritas sesuai dengan pelarutnya yaitu pelarut metanol. Khopkar 2003 berpendapat bahwa bahan dan senyawa kimia akan mudah larut pada pelarut yang relatif sama kepolarannya. Pelarut yang bersifat polar mampu mengekstrak senyawa alkaloid kuartener, komponen fenolik, karotenoid, tanin, gula, asam amino, dan glikosida Harborne 1987. Alkaloid adalah senyawa alami amina, baik pada tanaman, hewan, ataupun jamur dan merupakan produk yang dihasilkan dari proses metabolisme sekunder, saat ini diketahui sebanyak 5.500 jenis alkaloid Harborne 1987. Pada umumnya, alkaloid bebas basa hanya larut dalam pelarut organic, meskipun beberapa pseudoalkaloida dan protoalkaloida yang larut dalam air. Garam alkaloida kuarterner sangat larut dalam air Sastrohamidjojo 1996. Ekstrak etil asetat tambelo Tabel 8 diketahui mengandung senyawa flavonoid yang tinggi. Hal ini karena pelarut etil asetat bersifat semi polar sehingga memiliki kemampuan melarutkan senyawa polar dan non polar. Flavonoid merupakan senyawa polar yang mempunyai sejumlah gugus hidroksil yang tak tersulih atau suatu gula sehingga akan larut dalam pelarut polar seperti etanol, metanol, butanol, aseton, dimetilsulfoksida, dimetilformamida, dan air Harborne 1987. Flavonoid merupakan golongan senyawa polifenol yang terdiri atas 15 karbon sebagai kerangka dasarnya. Kelima belas atom karbon tersebut membentuk dua cincin aromatik C6 yang terikat pada rantai propana C3 sehingga membentuk susunan C6-C3-C6. Berdasarkan susunan ini dapat dihasilkan 3 jenis stru ktur, yaitu flavonoid 1’B-2C, isoflavonoid 1’B-3C, dan 1 neoflavonoid 1’B-4C. Menurut Pratt dan Hudson 1990, polifenolik yang dapat berupa golongan flavonoid, turunan asam sinamat, yang memiliki aktivitas antioksidan meliputi flavon, flavonol, isoflavon, katekin, dan kalkon. Cos et al. 1998 melaporkan bahwa beberapa senyawa flavonoid bersifat antioksidan dan dapat menghambat kerja enzim xantin oksidase maupun reaksi superoksida. Kemudian dilaporkan juga senyawa flavonoid dari stereospermum