3.2 Bahan dan Alat
Bahan baku yang digunakan dalam penelitian ini adalah tambelo yang berasal dari perairan Andai, Kabupaten Manokwari, Propinsi Papua Barat.
Tambelo diperoleh dari batang pohon mangrove Rhizopora yang sudah lapuk. Tambelo dibersihkan dengan melepaskan cangkang dan pallet kemudian
dikeringkan dengan menggunakan freezer dry. Tambelo kering selanjutnya digiling dengan menggunakan mortar dan disimpan pada suhu rendah 5-10
o
C sampai siap untuk dianalisis.
Bahan kimia yang digunakan untuk ekstraksi adalah n-heksana, etil asetat, metanol, dan kertas saring Whatman 40. Bahan kimia yang digunakan untuk uji
antioksidan adalah DPPH 1,1-diphenyl-2-picrlhylhydrazyl, BHT dan vitamin super ester C sebagai standar. Bahan untuk uji fitokimia adalah H
2
SO
4
, akuades, kloroform p.a pengenceran, anhidra asetat, asam sulfat pekat, HCl 2N, pereaksi
Dregendorff, pereaksi Wagner, pereaksi Meyer, serbuk magnesium, alkohol, HCl 37, etanol 70, FeCl
3
5, pereaksi Molish, pereaksi benedict, pereaksi biuret, dan larutan ninhidrin 0,1.
Peralatan utama yang digunakan adalah kromatografi lapis tipis KLT, kromatografi
kolom KK,
spektrofotometer UV-Vis
JENWAY 6305,
kromatografi cair LC-MS AGILENT TECHNOLOGIES, vacum rotary evaporator Buchi Rotavapor R-205, dan Spektrofotometer serapan atom SSA
Shimazu-7000.
3.3 Prosedur Penelitian
Penelitian ini terbagi atas dua tahap, yaitu 1 analisis komponen kimia tambelo, dan 2 Ekstraksi bahan aktif tambelo. Penelitian tahap pertama meliputi
analisis rendemen, uji proksimat, asam lemak, asam amino, dan mineral. Tahap kedua meliputi ekstraksi bahan aktif dengan metode maserasi, partisi cair-cair, uji
fitokimia, uji antioksidan dengan metode DPPH, dan identifikasi senyawa antioksidan dari bahan aktif yang dihasilkan.
3.3.1 Penelitian tahap pertama
Penelitian tahap pertama ini bertujuan untuk mendapatkan presentase bagian tubuh yang dapat dimanfaatkan dan memperoleh nilai kandungan gizi atau
komposisi kimia dari tambelo. Analisis kandungan gizi terdiri dari analisis
proksimat yang meliputi kadar air, kadar abu, kadar protein, kadar lemak, dan karbohidrat, analisis asam amino, serta asam lemak.
3.3.1.1 Rendemen Hustiany 2005
Tambelo dikeluarkan dari freezer, dicairkan kemudian ditimbang beratnya selanjutnya dikeringkan dengan menggunakan freezer dry. Daging tembelo yang
sudah kering ditimbang kembali untuk mengetahui penurunan berat setelah dikeringkan. Rendemen merupakan presentase perbandingan antara bagian yang
digunakan dengan berat utuh tambelo segar, dengan rumus :
3.3.1.2 Uji proksimat AOAC 2005
Analisis proksimat yang dilakukan meliputi uji kadar air dan abu dengan metode oven, uji kadar lemak menggunakan metode sokhlet, dan uji kadar protein
menggunakan metode kjedahl. a Analisis kadar air AOAC 2005
Tahap pertama yang dilakukan untuk menganalisis kadar air adalah mengeringkan cawan porselen dalam oven pada suhu 102-105
o
C selama 30 menit. Cawan tersebut diletakkan dalam desikator kurang lebih 30 menit
hingga dingin kemudian ditimbang hingga beratnya konstan A. Tambelo ditimbang sebanyak 1-2 g B, kemudian dimasukan kedalam cawan. Cawan
tersebut dimasukkan ke dalam oven dengan suhu 102-105
o
C selama 6 jam. Cawan tersebut kemudian didinginkan dalam desikator dan ditimbang bobotnya
C. Kadar air ditentukan dengan rumus:
Keterangan: A = berat cawan kosong gram
B = berat sampel sebelum dioven gram C = berat cawan berisi sampel setelah dioven gram
b Analisis kadar abu AOAC 2005 Analisis kadar abu dilakukan menggunakan metode oven. Prinsipnya
adalah pembakaran atau pengabuan bahan-bahan organik yang diuraikan menjadi