Analisis asam lemak AOAC 1984

membandingkan waktu retensinya dengan standar pada kondisi analisis yang sama. Waktu retensi dihitung pada kertas rekorder sebagai jarak dari garis pada saat muncul puncak pelarut sampai ke tengah puncak komponen yang dipertimbangkan. Gambar 7 Prosedur analisis asam amino menggunakan HPLC. Tambelo kering 0,75 g Penambahan 5-10 ml HCl 6N Pemanasan dalam oven pada suhu 100 o C selama 24 jam Hidrolisat Protein Penyaringan dengan milipore berukuran 45 mikron Filtrat hidrolisat Penambahan 30 μL larutan pengering campuran antara metanol, natrium asetat, dan trietilamim dengan perbandingan 2:2:1 Pengeringan dengan gas N 2 Hidrolisat protein kering Penambahan 30 μL larutan derivatisasi campuran antara metanol, pikoiotisianat, dan trietilamin dengan perbandingan 3:3:4 Pengenceran dengan buffer asetat sebanyak 200 μL lalu dibiarkan selama 20 menit Penyaringan dengan milipore berukuran 0,45 mikron Injeksi ke alat HPLC Kromatogram a. Preparasi contohd hidrolisis dan esterifikasi Contoh lemak ditimbang sebanyak 20-30 mg, kemudia ditambahkan 1 mL larutan NaOH 0,5 N ke dalam metanol dan dipanaskan dalam penangas air selama 20 menit. Sebanyak 2 mL BF 3 16 dan 5 mgmL standar internal ditambahkan pada sampel tersebut, lalu dipanaskan lagi selama 20 menit dan selanjutnya didinginkan. Sampel kemudian ditambahkan 2 mL NaCl jenuh dan 1 mL n-heksana, lalu dikocok dengan baik. Lapisan heksana dipindahkan dengan bantuan pipet tetes ke dalam tabung yang berisi 0,1 gram Na 2 SO 4 anhidrat, dibiarkan 15 menit. Fasa cair dipisahkan dan selanjutnya diinjeksikan ke kromatografi gas. b. Analisis komponen asam lemak dengan kromatografi gas Pelarut sebanyak 1 µL diinjeksikan ke dalam kolom. Bila aliran gas pembawa dan sistem pemanasan sempurna, puncak pelarut akan nampak dalam kurang dari 1 menit. Sebanyak 5 µL campuran standar FAME diinjeksikan setelah pena kembali ke nol baseline. Jika semua puncak sudah keluar, diinjeksikan 5 µL sampel yang telah dipreparasi A. Waktu retensi dan puncak masing-masing komponen tersebut kemudian diukur. Jika rekorder dilengkapi dengan integrator, waktu retensi dan luas puncak langsung diperoleh dari integrator dan membandingkan waktu retensinya dengan standar untuk mendapatkan informasi mengenai jenis dari komponen-komponen dalam contoh. Jumlah dari masing-masing komponen dalam sampel dihitung menggunakan metode internal standar, dengan cara sebagai berikut : Keterangan : C x = kosentrasi komponen x C s = kosentrasi standar internal A x = luas puncak komponen x A s = luas puncak standar internal R = respon detektor terhadap komponen x relatif terhadap standar Kondisi alat kromatografi gas pada saat dilakukan analisis : 1. Kolom : cyanopropil methylsil kolom kapiler 2. Dimensi kolom : p=60m,ø dalam = 0.25 mm, 025 µm film tickness 3. Laju alir n 2 : 20 mlmenit 4. Laju alir h 2 : 30 mlmenit 5. Laju alir udara : 200 – 250 mlmenit 6. Suhu injektor : 200 o c 7. Suhu detektor : 230 o c 8. Suhu kolom : program temperatur - Kolom temperatur : awal 190 o C diam 15 menit akhir 230 o C diam 20 menit 9. Ratio : 1 : 8 10. Injeksi volum : 1 µl 11. Linier velocity : 20 cm.sec

3.3.1.5 Analisis mineral

Mineral yang dianalisis pada sampel tambelo meliputi mineral kalsium Ca, kalium K, magnesium Mg, besi, Fe, natrium Na, mangan Mn, klorida Cl, seng Zn, fospat, dan tembaga Cu, dianalisis dengan metode spektrofotometer serapan atom SSA. a. Analisis mineral kalsium Ca, kalium K, dan seng Zn Yosida et al. 1972. Prinsip penentuan kadar kalsium, kalium dan seng adalah proses pelarutan sampel dengan asam klorida, kemudian absorbansinya diukur dengan menggunakan SSA. Prosedur analisis mineral kalsium, kalium dan seng adalah sebagai berikut: Sampel yang telah kering ditimbang sebanyak 1-2 gram, kemudian dihancurkan dan dimasukkan ke dalam gelas piala yang telah dibilas dengan HCl 1 N. Sampel ditambahkan dengan 25 mL HCl 1 N dan disimpan selama 24 jam. Setelah penyimpanan, sampel dikocok dengan shaker dan disaring dengan kertas Whatman No.1. 1. Analisis mineral kalsium Ca Ekstrak sampel dipipet sebanyak 1 mL, ditambahkan 2 mL larutan lantanum oksida dan ditambahkan HCl 1 N sampai volume menjadi 10 mL, kemudian ditera dengan penambahan akuades sampai volume menjadi 50 mL. Larutan diukur absorbansi dengan SSA pada panjang gelombang 285,2 nm untuk magnesium dan 422,7 nm untuk kalsium. 2. Analisis mineral kalium K dan seng Zn Ekstrak sampel dipipet sebanyak 2 mL dan ditambahkan HCl 1 N sampai