Ruang Lingkup Penelitian Adapun ruang lingkup dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

2.4 Pengertian Lingkungan dan Degradasi Lingkungan

Menurut Poerwadarminta 1952 dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, lingkungan adalah kata yang berasal dari kata lingkung yaitu sekeliling, sekitar. Lingkungan adalah bulatan yang melingkungi atau melingkari, sekalian yang terlingkung di suatu daerah sekitarnya. Sedangkan pada Ensiklopedia Umum 1983, lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di luar suatu organisme, meliputi: 1 lingkungan mati abiotik, yaitu lingkungan di luar suatu organisme yang terdiri atas benda atau faktor alam yang tidak hidup, seperti bahan kimia, suhu, cahaya, gravitasi, atmosfer, dan lainnya, 2 lingkungan hidup biotik, yaitu lingkungan di luar suatu organisme yang terdiri atas organisme hidup, seperti tumbuhan, hewan, dan manusia. Berdasarkan UU No. 23 Tahun 1997, lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda dan kesatuan makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya yang melangsungkan kehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya. Degradasi lingkungan adalah penurunan kualitas lingkungan yang diakibatkan oleh kegiatan pembangunan yang dicirikan oleh tidak berfungsinya secara baik komponen-komponen lingkungan sebagaimana mestinya. Degradasi lingkungan pada dasarnya disebabkan oleh adanya intervensi atau campur tangan manusia yang berlebihan terhadap keberadaan lingkungan secara alamiah Setiawan, 2013. Secara umum degradasi lingkungan disebabkan oleh 2 faktor, yaitu faktor internal dimana degradasi lingkungan berasal dari dalam bumi atau alam itu sendiri, dan faktor eksternal dimana degradasi lingkungan berasal dari ulah manusia dalam rangka meningkatkan kualitas dan kenyamanan hidupnya Wardhana, 1995. Degradasi lingkungan merupakan eksternalitas negatif dari kegiatan ekonomi. Indikator degradasi lingkungan bisa bermacam-macam bisa pencemaran udara, pencemaran air sungai ataupun penumpukan sampah yang mengakibatkan pencemaran pada air tanah dan udara. Berbagai macam permasalahan lingkungan muncul karena beberapa faktor yakni pertumbuhan penduduk, pertumbuhan ekonomi serta kemajuan teknologi.

2.5 Analisis Regresi Logistik

Regresi logistik merupakan suatu metode analisis statistika yang sudah biasa digunakan untuk menganalisis data kategorik. Regresi ini dinamakan dengan regresi logistik karena pembentukan modelnya didasarkan pada bentuk kurva logistik. Persamaan regresi ini tidak menghasilkan nilai pada variabel respon, namun menghasilkan peluang kejadian pada variabel respon. Nilai peluang ini yang dipakai sebagai ukuran untuk mengklasifikasikan pengamatan Mutaqin, 2008. Persamaan logistik dapat menggambarkan pertumbuhan populasi dalam suatu lingkungan dengan mempertimbangkan daya dukung lingkungan yang terbatas. Perbedaan bentuk kurva regresi logistik dengan regresi linier biasa adalah sebagai berikut Gambar 3 Kurva logistik Persamaan logistik menghasilkan suatu kurva berbentuk S, yaitu bahwa pada awal adalah serupa dengan eksponensial, proses dapat dilihat terus meningkat sampai titik tertentu, kemudian akan konvergen pada titik tertentu. Jadi titik belok akan membagi lintasan menjadi dua pola: bagian pertama adalah cekung ke atas terhadap sumbu horizontal, dan bagian sesudahnya cekung ke bawah. Pada bagian pertama pertumbuhan dipercepat, pada bagian kedua ini masih positif, tapi melambat. Pada titik tertentu proses konvergen menuju satu titik tertentu lainnya Florio Colautti, 2005.