Gambaran Umum Kondisi Wilayah dan Lingkungan Lokasi Penelitian

Tabel 7 Uji model summary hari kerja Model Summary Step -2 Log likelihood Cox Snell R Square Nagelkerke R Square 1 95,660a 0,342 0,476 a Estimation terminated at iteration number 6 because parameter estimates changed by less than 0,001. Dari hasil analisis pada Tabel 7 juga didapat nilai Cox and Snell R Square sebesar 0,342 dan Nagelkerke R Square sebesar 0.476. Nilai Nagelkerke R Square yang lebih besar dari Cox and Snell R Square menunjukkan kemampuan keenam variabel bebas dalam menjelaskan perubahan komposisi sampah organik dan anorganik rumah tangga Kecamatan Sawangan sebesar 47,6. Tabel 8 Uji omnimbus terhadap koefisien model hari kerja Omnibus Tests of Model Coefficients Chi-square df Sig. Step 1 Step 47,250 6 0,000 Block 47,250 6 0,000 Model 47,250 6 0,000 Nilai signifikansi pada Omnimbus test sebesar 0,000 dapat dilihat pada Tabel 8. Nilai tersebut lebih kecil dari taraf nyata yang digunakan yaitu 15 0,000 0,15, artinya variabel bebas yang digunakan berpengaruh terhadap komposisi sampah rumah tangga Kecamatan Sawangan. Tabel 9 Uji hosmer and lemeshow hari kerja Hosmer and Lemeshow Test Step Chi-square df Sig. 1 8,949 8 0,347 Berdasarkan Tabel 9 nilai signifikansi pada Hosmer and Lemeshow Test yang diperoleh adalah sebesar 0,510. Nilai tersebut lebih besar dari taraf nyata yang digunakan yaitu 15 0,5100,15, artinya model yang dibuat telah memenuhi goodness of fit model atau dengan kata lain model dapat diterima dan pengujian hipotesis dapat dilakukan. Selain itu nilai persentase dari seluruh model dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10 Nilai persentase keseluruhan model hari kerja Classification Table a Observed Predicted Dummy SAMPAH H Percentage Correct anorganik organik Step 1 Dummy SAMPAH H anorganik 24 13 64,9 organik 6 70 92,1 Overall Percentage 83,2 Nilai overall percentage pada classification table yang diperoleh sebesar 83,2. Nilai tersebut menunjukkan bahwa dari 113 data yang ada terdapat 94 data yang tepat pengklasifikasiannya. Hal ini menunjukkan bahwa model yang dihasilkan sudah baik. Rincian hasil regresi logistik dapat dilihat pada Lampiran 5. Uji berikutnya adalah uji Wald, yakni uji yang digunakan untuk melihat signifikansi tiap-tiap parameter. Berdasarkan hasil perhitungan regresi logistik dapat dilihat bahwa terdapat 4 variabel yang signifikan dengan taraf nyata sebesar 15. Variabel status kerja, pendapatan, sampah kerja, dan perumahan sederhana berpengaruh nyata terhadap perubahan komposisi sampah rumah tangga variabel dependent. Terdapat dua variabel penduga yang tidak signifikan terhadap timbulan sampah organik dan anorganik. Hasil dapat dilihat pada Tabel 6. b. Hasil analisis model hari kerja Variabel pendapatan memiliki nilai signifikansi sebesar 0,001. Nilai tersebut berarti bahwa pendapatan berpengaruh nyata terhadap perubahan komposisi sampah rumah tangga yang dihasilkan pada taraf nyata 5 0,0010,05. Koefisien hasil yang diperoleh -0,015 dan odds ratio yang diperoleh sebesar 0,985. Hal ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan pendapatan rumah tangga sebesar Rp 100.000,00 , maka peluang rumah tangga untuk menghasilkan sampah organik lebih kecil dibandingkan dengan sampah anorganik atau dengan kata lain ketika pendapatan rumah tangga meningkat sebesar Rp 100.000,00 maka peluang membuang sampah anorganik lebih tinggi 0,985 kali dibandingkan membuang sampah organik. Kenaikan atau penurunan sebesar Rp 100.000,00 akibat pembagian nominal rupiah pada proses pengolahan data. Variabel jumlah sampah hari kerja memiliki nilai signifikansi sebesar 0,001. Nilai tersebut berarti bahwa jumlah sampah pada hari kerja berpengaruh nyata terhadap perubahan komposisi sampah rumah tangga yang dihasilkan pada taraf nyata 5 0,0010,05. Koefisien hasil yang diperoleh 2,544 dan odds ratio yang diperoleh sebesar 12,731. Hal ini berarti bahwa jika terjadi peningkatan jumlah berat sampah pada hari kerja, maka peluang rumah tangga untuk menghasilkan sampah organik lebih besar 12,731 kali dibandingkan sampah anorganik. Dalam artian lain rumah tangga yang membuang lebih banyak sampah di hari kerja memiliki peluang lebih besar untuk membuang sampah organik dibandingkan sampah anorganik. Variabel status pekerjaan merupakan variabel dummy yang menyatakan 0 = pekerja pasif pensiunan, pengangguran atau bekerja di rumah dan 1 = pekerja aktif. Variabel status pekerjaan ini memiliki nilai signifikansi sebesar 0,145. Nilai tersebut berarti bahwa status pekerjaan masyarakat Sawangan berpengaruh nyata terhadap perubahan komposisi sampah rumah tangga pada taraf nyata 15 0,1450,15. Koefisien hasil yang diperoleh -1,921 dan odds ratio yang diperoleh sebesar 0,146. Hal ini berarti apabila status pekerjaan kepala keluarga suatu rumah tangga adalah pekerja aktif maka peluang untuk membuang sampah organik sebesar 0,146 kali lebih kecil dibandingkan sampah anorganik. Rumah tangga dengan kepala keluarga berstatus sebagai pekerja aktif menghasilkan lebih banyak sampah anorganik dibandingkan pekerja pasif di hari kerja. Sebaliknya rumah tangga dengan kepala keluarga berstatus sebagai pekerja pasif cenderung lebih banyak membuang sampah organik dibandingkan pekerja aktif di hari kerja. Semakin sering seseorang berdiam diri di rumah maka sampah organik yang dihasilkan akan semakin banyak. Hal ini dikarenakan masyarakat lebih banyak memilih untuk masak sendiri dalam pemenuhan kebutuhannya sehari-hari dibandingkan membeli, sehingga produksi sampah organiknya akan lebih banyak. Variabel perumahan sederhana merupakan variabel dummy yang menyatakan 0 = komposisi sampah perkampungan dan 1 = komposisi sampah perumahan sederhana. Variabel perumahan sederhana memiliki nilai signifikansi sebesar 0,078. Nilai tersebut berarti bahwa komposisi sampah perumahan sederhana berpengaruh nyata terhadap perubahan komposisi sampah rumah