Hasil dan Pembahasan Perhitungan Logistik Hari Kerja
pengujian hipotesis dapat dilakukan.Selain itu nilai persentase dari seluruh model dapat dilihat pada Tabel 15.
Tabel 15 Nilai persentase keseluruhan model hari libur
Classification Tablea
Observed Predicted
Dummy SAMPAH L Percentage
Correct anorganik
organik Step 1
Dummy SAMPAH L anorganik
33 15
68,8 organik
12 53
81,5 Overall Percentage
76,1 a The cut value is 0.500
Nilai overall percentage pada classification table yang diperoleh sebesar 76,1. Nilai tersebut menunjukkan bahwa dari 113 data yang ada terdapat 86 data yang
tepat pengklasifikasiannya. Hal ini menunjukkan bahwa model yang dihasilkan sudah baik. Rincian hasil regresi logistik dapat dilihat pada Lampiran 6.
Uji berikutnya adalah uji Wald, yakni uji yang digunakan untuk melihat signifikansi tiap-tiap parameter. Berdasarkan hasil perhitungan regresi logistik
dapat dilihat bahwa terdapat empat variabel yang signifikan dengan taraf nyata sebesar 15. Variabel pendapatan, sampah libur, perumahan sederhana dan
perumahan mewah berpengaruh nyata terhadap timbulan sampah organik dan anorganik variabel dependent. Terdapat dua variabel penduga yang tidak
signifikan terhadap peubahan komposisi sampah rumah yakni variabel status kerja dan usia. Hasil pengolahan data dapat dilihat pada Tabel 11.
b. Hasil analisis model hari libur
Variabel pendapatan memiliki nilai signifikansi sebesar 0,048. Nilai tersebut berarti bahwa pendapatan berpengaruh nyata terhadap perubahan
komposisi sampah rumah tangga yang dihasilkan pada taraf nyata 15 0,0480,15. Koefisien hasil yang diperoleh -0,007 dan odds ratio yang
diperoleh sebesar 0,993. Hal ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan pendapatan rumah tangga sebesar Rp 100.000,00, maka peluang rumah tangga untuk
menghasilkan sampah organik di hari libur lebih kecil dibandingkan dengan sampah anorganik atau dengan kata lain ketika pendapatan rumah tangga
meningkat sebesar Rp 100.000,00 maka peluang membuang sampah anorganik
lebih tinggi 0,993 kali dibandingkan membuang sampah organik. Kenaikan atau penurunan sebesar Rp 100.000,00 akibat pembagian nominal rupiah pada proses
pengolahan data. Variabel jumlah sampah hari libur memiliki nilai signifikansi sebesar 0,002.
Nilai tersebut berarti bahwa jumlah sampah pada hari liburberpengaruh nyata terhadap perubahan komposisi sampah rumah tangga yang dihasilkan pada taraf
nyata 5 0,0020,05. Koefisien hasil yang diperoleh 1,555 dan odds ratio yang diperoleh sebesar 4,737. Hal ini berarti bahwa jika terjadi peningkatan jumlah
berat sampah pada hari libur, maka peluang rumah tangga untuk menghasilkan sampah organik lebih besar 4,737 kali dibandingkan sampah anorganik. Dalam
artian lain rumah tangga yang membuang lebih banyak sampah di hari libur memiliki peluang lebih besar untuk membuang sampah organik dibandingkan
sampah anorganik. Hasil ini tidak jauh berbeda dengan variabel jumlah sampah hari kerja pada model sebelumnya. Kedua variabel pada dua model yang berbeda
ini memiliki perbedaan pada peluang rumah tangga membuang sampah namun keduanya sama-sama mempengaruhi perubahan komposisi sampah rumah tangga
yang dihasilkan. Variabel perumahan sederhana merupakan variabel dummy yang
menyatakan 0 = komposisi sampah perkampungan dan 1 = komposisi sampah perumahan sederhana. Variabel perumahan sederhana memiliki nilai signifikansi
sebesar 0,000. Nilai tersebut berarti bahwa komposisi sampah perumahan sederhana berpengaruh nyata terhadap perubahan komposisi sampah rumah
tangga yang dihasilkan pada taraf nyata 5 0,0000,05. Koefisien hasil yang diperoleh -2,224 dan odds ratio yang diperoleh sebesar 0,108. Hal ini berarti
tempat tinggal perumahan sederhana memiliki peluang membuang sampah organik pada hari libur sebesar 0,108 kali lebih kecil dibandingkan sampah
anorganik. Tempat tinggal perumahan sederhana cenderung lebih banyak membuang sampah anorganik dibandingkan tempat tinggal perkampungan di hari
libur. Sebaliknya tempat tinggal perkampungan cenderung lebih banyak membuang sampah organik dibandingkan dengan tempat tinggal perumahan
sederhana di hari libur.
Variabel perumahan mewah merupakan variabel dummy yang menyatakan 0 = komposisi sampah perkampungan dan 1 = komposisi sampah perumahan
mewah. Variabel perumahan mewah memiliki nilai signifikansi sebesar 0,009. Nilai tersebut berarti bahwa komposisi sampah perumahan mewah berpengaruh
nyata terhadap perubahan komposisi sampah rumah tangga yang dihasilkan pada taraf nyata 5 0,0090,05. Koefisien hasil yang diperoleh bertanda -2,511 dan
odds ratio yang diperoleh sebesar 0,081. Hal ini berarti tempat tinggal perumahan mewah memiliki peluang membuang sampah organik pada hari libur sebesar
0,081 kali lebih kecil dibandingkan sampah anorganik. Tempat tinggal perumahan mewah cenderung lebih banyak membuang sampah anorganik dibandingkan
tempat tinggal perkampungan di hari libur. Sebaliknya bahwa tempat tinggal perkampungan cenderung lebih banyak membuang sampah organik dibandingkan
dengan tempat tinggal perumahan mewah di hari libur. Hasil pengolahan data di atas menunjukkan ada dua variabel yang tidak
berpengaruh nyata terhadap timbulan sampah organik dan anorganik rumah tangga yakni variabel status pekerjaan dan usia. Variabel status pekerjaan
memiliki nilai signifikansi sebesar 0,829. Artinya variabel ini tidak berpengaruh nyata terhadap perubahan komposisi sampah rumah tangga yang dihasilkan pada
taraf nyata 15 0,8290,15. Hal ini disebabkan karena pada hari libur para pekerja aktif akan tinggal di rumah seharian sehingga diasumsikan mereka akan
menambah jumlah sampah rumah tangga pada hari libur. Selain itu beberapa di antara responden lebih memilih berkegiatan di luar rumah ketika hari libur
sehingga timbulan sampah yang dihasilkan akan berkurang. Variabel usia memiliki nilai signifikansi sebesar 0,643. Nilai tersebut berarti
bahwa usia tidak berpengaruh nyata terhadap perubahan komposisi sampah rumah tangga yang dihasilkan pada taraf nyata 15 0,6430,15. Hal ini
disebabkan karena usia pada responden yang diwawancarai cenderung homogen, sehingga banyak terjadi kesamaan pada data. Hasil perhitungan secara lebih
lengkap dapat dilihat pada Lampiran 6. Dugaan awal bahwa produksi sampah pada hari libur lebih banyak
dibandingkan produksi sampah pada hari kerja ternyata terbantahkan apabila dilihat dari model logit Y1 dan Y2. Hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 6
dan 11. Koefisien dan odds ratio produksi sampah hari libur ternyata lebih kecil dibandingkan dengan produksi sampah hari kerja. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa mayoritas keluarga yang tinggal di perumahan mewah dan sederhana memanfaatkan waktu libur mereka untuk berkegiatan di luar rumah bersama
seluruh anggota keluarga sehingga produksi sampahnya lebih sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali.