ekonomi rendah, klaster kompleks sederhana mewakili kondisi rumah tangga ekonomi sederhana sedangkan klaster real estate atau perumahan mewah
mewakili kondisi rumah tangga ekonomi tinggi. Kondisi lingkungan dari dari setiap lokasi tinggal juga akan mempengaruhi perilaku konsumsi dan pengelolaan
sampah rumah tangga masyarakat Sawangan.
4.5 Analisis Regresi Logistik
Metode yang digunakan selanjutnya adalah metode analisis regresi logistik. Metode ini digunakan untuk menjawab tujuan ke dua yaitu pengaruh sosial
ekonomi terhadap perubahan komposisi sampah rumah tangga. Kondisi sosial ekonomi ini dititik beratkan pada pendapatan rumah tangga. Variabel pendapatan
menjelaskan pendapatan yang diterima oleh rumah tangga setiap bulannya. Sumber pendapatan ini bukan hanya dari kepala keluarga yang bertugas mencari
nafkah melainkan didapatkan dari penjumlahan seluruh anggota keluarga yang memiliki penghasilan tetap setiap bulan. Nilai pendapatan akan dibagi Rp
100.000,00 untuk menyederhanakan perhitungan pada saat data diolah. Model yang akan disajikan adalah sebanyak dua model. Model yang
pertama adalah model hari kerja dan yang kedua adalah model hari libur. Hal ini dilakukan karena adanya dugaan perbedaan produksi sampah rumah tangga pada
hari kerja dan hari libur. Persamaan model regresi logistik untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi komposisi sampah rumah tangga adalah sebagai
berikut : ln
�
�
−�
�
= = + SKRJ + U + PDPT + SK ; SL + SDRN + MWH + �........................................................................ 7
Keterangan:
Y =
Komposisi sampah rumah tangga 1 untuk organik dan 0 untuk anorganik kghari
α =
konstanta β
1.......
β
2
= koefisien regresi
SKRJ =
variabel dummy status pekerjaan 1 = pekerja aktif ; 0 = pekerja pasif
U =
variabel usia tahun PDPT
= variabel pendapatan Rp
SK ; SL =
Variable berat sampah per hari kerja atau libur kghari SDRN
= variabel dummy komposisi sampah perumahan sederhana
1 = perumahan sederhana ; 0 = perkampungan MWH
= variabel dummy komposisi sampah perumahan mewah
1 = perumahan mewah ; 0 = perkampungan ε
= galat
Metode analisis data yang digunakan untuk menjawab tujuan penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.
No. Tujuan
Jenis dan Sumber Data Metode Analisis
Data
1 Karakteristik Responden
Primer melalui wawancara kuesioner dan studi literatur. Data yang
dibutuhkan yaki jenis kelamin, usia kepala keluarga, status pekerjaan
kepala keluarga, pendidkan kepala keluarga, total penghuni setiap rumah,
pendapatan rumah tangga, keikutsertaan jasa kebersihan.
Analisis deskriptif kuantitatif berupa
tabulasi dan kualitatif berupa narasi
2 Mengetahui pengaruh
sosial ekonomi terhadap komposisi sampah yang
dihasilkan serta peluang yang ditimbulkan oleh
rumah tangga Primer melalui observasi lapang. Data
yang dibutuhkan yakni usia, pendpatan, berat sampah organik dan anorganik
pada hari kerja, berat sampah organik dan anorganik pada hari libur, status
pekerjaan kepala keluarga. Regresi Logistik
3 Perilaku masyarakat
terhadap pengelolaan sampah rumah tangga
Primer melalui wawancara kuesioner. Data yang dibutuhkan yakni produksi
sampah rumah tangga per hari, jenis sampah yang dihasilkan, konsumsi
harian, kebiasaan berbelanja bulanan dan harian, pengeluaran harian untuk
konsumsi, cara mengelola sampah, pengelola sampah rumah tangga, muara
pembuangan akhir sampah rumah tangga, tingkat pendidikan dan iuran
kebersihan. Analisis deskriptif
kuantitatif berupa tabulasi dan kualitatif
berupa narasi
4 Rekomendasi kebijakan
yang tepat dalam upaya pengurangan produksi
sampah rumah tangga Primer dan sekunder melalui
wawancara kuesioner dan literatur Analisis deskriptif
analisis kualitatif mengacu pada hasil
dari tujuan 1, 2, dan 3
Tabel 3 Matriks metode analisis data
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Gambaran Umum Kondisi Wilayah dan Lingkungan Lokasi Penelitian
Kota Depok resmi menjadi wilayah administratif baru di Propinsi Jawa Barat pada tahun 1999 atas dasar Undang-Undang Republik Indonesia No. 15
tahun 1999. Kota Depok terletak pada koordinat 6° 19’0’’ - 6° 28’00’’ Lintang
Selatan dan 106° 43’00’’ - 106° 55’30’’ Bujur Timur. Depok diapit oleh tiga kota yakni Kota Tangerang Selatan di bagian utara, Kota Bekasi dan DKI Jakarta di
bagian Timur serta Kota dan Kabupaten Bogor di bagian selatan dan Barat. Letak Kota Depok yang strategis ini menyebabkan banyaknya akses jaringan
transportasi yang menghubungkan Depok dengan kota-kota lainnya. Selain letaknya yang strategis Kota Depok ini merupakan kota yang didominasi oleh
pemukiman penduduk. Pengembangan kawasan perumahan terus dilakukan sehingga mengakibatkan arus migrasi penduduk semakin pesat BPS Kota Depok,
2014. Wilayah administratif Kota Depok dibagi menjadi 11 kecamatan yaitu
Sawangan, Bojongsari, Pancoran Mas, Cipayung, Sukmajaya, Cilodong, Cimanggis, Tapos, Beji, Limo dan Cinere. Kecamatan Sawangan menjadi lokasi
penelitian pada penelitian ini. Kecamatan Sawangan memiliki 7 kelurahan yaitu Pasir Putih, Bedahan, Pengasinan, Cinangka, Sawangan, Sawangan Baru, dan
Kedaung. Lokasi penelitian adalah Kelurahan Sawangan Baru dan Kedaung BPS Kota Depok, 2014.
Kecamatan Sawangan memiliki luas wilayah mencapai 4.671,20 km
2
dan luas area sekitar 2.928,93 Ha. Seluas 695 Ha atau sekitar 23,73 lahan digunakan
untuk kawasan perumahan dan seluas 1.468,5 Ha atau sekitar 50,14 lahan digunakan untuk pekarangan, sawah dan ladang. Sisanya digunakan untuk
kebutuhan lain seperti jalan, kuburan, industri dan lain sebagainya BPS Kota Depok, 2014.
Kecamatan Sawangan terdiri dari 7 kelurahan, 618 RT Rukun Tetangga dan 142 RW Rukun Warga. Tujuh kelurahan yang ada di Kecamatan Sawangan
yakni Pasir Putih, Bedahan, Pengasinan, Cinangka, Sawangan, Sawangan Baru dan Kedaung. Kecamatan ini berbatasan dengan Kota Tangerang Selatan di
sebelah utara, Kecamatan Parung dan Kabupaten Bogor di sebelah selatan, Kecamatan Limo, Pancoran Mas dan Cipayung di sebelah timur dan Kecamatan
Bojongsari untuk wilayah bagian barat Bappeda Depok, 2013. Tercatat jumlah penduduk Kecamatan Sawangan pada tahun 2013 mencapai
139.473 jiwa. Menurut BPS Kota Depok 20132014 Kecamatan Sawangan merupakan kecamatan yang kepadatan penduduknya paling rendah yakni sebesar
5.385 jiwakm
2
lebih sedikit dibandingkan Kecamatan Sukmajaya yakni sebesar 14.531 jiwakm
2
. Kondisi kependudukan yang tidak begitu padat membuat kecamatan ini
banyak dilirik sebagai kawasan hunian. Begitu banyak perumahan yang didirikan mulai dari perumahan sederhana sampai perumahan mewah. Hal inilah yang
menjadi alasan pemilihan kawasan penelitian oleh peneliti. Mata pencaharian masyarakat di Kecamatan Sawangan sangatlah beragam
yakni petani, wiraswasta, perajin industri kecil, buruh, pedagang, PNS, TNIPOLRI, pensiunan, dan lain-lain. Tercatat oleh Kecamatan Sawangan sampai
bulan Januari 2014 jenis pekerjaan sebagai buruh menempati peringkat pertama yakni sebanyak 12.142 jiwa. Sedangkan TNIPOLRI menempati peringkat
terkecil yakni sebanyak 200 jiwa DDA, 20132014. Kondisi lingkungan Kecamatan Sawangan masih tergolong bersih
dibandingkan dengan kecamatan lain di Depok. Ruang Terbuka Hijau RTH di kecamatan ini masih sangat banyak karena kepadatan penduduknya masih relatif
rendah. Namun karena kepadatan penduduknya yang masih relatif rendah ini membuat infrastruktur di kecamatan ini sedikit terabaikan oleh pemerintah kota.
Misalnya saja kurangnya penyediaan air bersih dari Perusahaan Daerah Air Minum PDAM serta akses untuk masuk ke pemukiman warga masih buruk
seperti kondisi jalan dan kendaraan umumnya. Kecamatan ini memiliki Unit Pembuangan Sampah UPS sementara yakni
UPS Bojongsari. UPS ini menampung sampah sementara dari dua kecamatan yakni Sawangan dan Bojongsari. Setiap harinya sebanyak 10-12 m
3
sampah diangkut dari UPS Bojongsari menuju TPA Cipayung dengan menggunakan 4
unit truk sampah dari DKP Kota Depok.
5.2 Karakteristik Sosial Ekonomi Masyarakat Sawangan
Karakteristik umum sosial ekonomi masyarakat Sawangan didapatkan dari penelitian terhadap 113 responden warga Sawangan yang dianggap mampu
mewakili masyarakat Sawangan. Penelitian ini meliputi tiga klaster perumahan yakni perkampungan, sederhana, dan mewah. Karakteristik ini meliputi jenis
kelamin, usia, status pekerjaan, pendidikan, jumlah penghuni dan pendapatan. Karakteristik ini tidak menjelaskan per klaster melainkan keseluruhan responden
mewakili penduduk Kecamatan Sawangan. Karakteristik umum masyarakat Sawangan dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4 Karakteristik responden rumah tangga masyarakat Kecamatan Sawangan
Karakteristik Jumlah orang
Persentase Jenis Kelamin :
Laki-laki 19
16,8 Perempuan
94 83,2
TOTAL 113
100 Usia tahun :
≤20 1
0,9 21-30
8 7,1
31-40 37
32,7 41-50
41 36,3
51-60 23
20,4 60
3 2,7
TOTAL 113
100 Status Pekerjaan :
Kerja 105
92,9 Tidak kerja
8 7,1
TOTAL 113
100 Pendidikan tahun :
1 - 6 9
8 7 - 9
6 5,3
10 - 12 43
38,1 13 - 16
41 36,3
17 - 19 14
12,4 TOTAL
113 100
Jumlah penghuni orang : 1 - 3
31 27,4
4 - 6 81
71,7 ≥7
1 0,9
TOTAL 113
100 Pendapatan Rp :
2.500.000 13
11,5 2.500.000 - 5.000.000
35 31
5.000.001 - 7.500.000 18
15,9 7.500.001 - 10.000.000
13 11,5
10.000.001 - 12.500.000 6
5,3 12.500.001 - 15.000.000
4 3,5
15.000.000 24
21,2 TOTAL
113 100