Karakteristik Sosial Ekonomi Masyarakat Sawangan

Variabel jumlah sampah hari kerja memiliki nilai signifikansi sebesar 0,001. Nilai tersebut berarti bahwa jumlah sampah pada hari kerja berpengaruh nyata terhadap perubahan komposisi sampah rumah tangga yang dihasilkan pada taraf nyata 5 0,0010,05. Koefisien hasil yang diperoleh 2,544 dan odds ratio yang diperoleh sebesar 12,731. Hal ini berarti bahwa jika terjadi peningkatan jumlah berat sampah pada hari kerja, maka peluang rumah tangga untuk menghasilkan sampah organik lebih besar 12,731 kali dibandingkan sampah anorganik. Dalam artian lain rumah tangga yang membuang lebih banyak sampah di hari kerja memiliki peluang lebih besar untuk membuang sampah organik dibandingkan sampah anorganik. Variabel status pekerjaan merupakan variabel dummy yang menyatakan 0 = pekerja pasif pensiunan, pengangguran atau bekerja di rumah dan 1 = pekerja aktif. Variabel status pekerjaan ini memiliki nilai signifikansi sebesar 0,145. Nilai tersebut berarti bahwa status pekerjaan masyarakat Sawangan berpengaruh nyata terhadap perubahan komposisi sampah rumah tangga pada taraf nyata 15 0,1450,15. Koefisien hasil yang diperoleh -1,921 dan odds ratio yang diperoleh sebesar 0,146. Hal ini berarti apabila status pekerjaan kepala keluarga suatu rumah tangga adalah pekerja aktif maka peluang untuk membuang sampah organik sebesar 0,146 kali lebih kecil dibandingkan sampah anorganik. Rumah tangga dengan kepala keluarga berstatus sebagai pekerja aktif menghasilkan lebih banyak sampah anorganik dibandingkan pekerja pasif di hari kerja. Sebaliknya rumah tangga dengan kepala keluarga berstatus sebagai pekerja pasif cenderung lebih banyak membuang sampah organik dibandingkan pekerja aktif di hari kerja. Semakin sering seseorang berdiam diri di rumah maka sampah organik yang dihasilkan akan semakin banyak. Hal ini dikarenakan masyarakat lebih banyak memilih untuk masak sendiri dalam pemenuhan kebutuhannya sehari-hari dibandingkan membeli, sehingga produksi sampah organiknya akan lebih banyak. Variabel perumahan sederhana merupakan variabel dummy yang menyatakan 0 = komposisi sampah perkampungan dan 1 = komposisi sampah perumahan sederhana. Variabel perumahan sederhana memiliki nilai signifikansi sebesar 0,078. Nilai tersebut berarti bahwa komposisi sampah perumahan sederhana berpengaruh nyata terhadap perubahan komposisi sampah rumah tangga yang dihasilkan pada taraf nyata 10 0,0780,10. Koefisien hasil yang diperoleh -1,176 dan odds ratio yang diperoleh sebesar 0,309. Hal ini berarti tempat tinggal perumahan sederhana memiliki peluang membuang sampah organik di hari kerja sebesar 0,309 kali lebih kecil dibandingkan sampah anorganik. Tempat tinggal perumahan sederhana cenderung lebih banyak membuang sampah anorganik dibandingkan dengan tempat tinggal perkampungan di hari kerja. Sebaliknya tempat tinggal perkampungan cenderung lebih banyak membuang sampah organik dibandingkan dengan tempat tinggal perumahan sederhana di hari kerja. Hasil pengolahan data di atas menunjukkan ada dua variabel yang tidak berpengaruh nyata terhadap timbulan sampah organik dan anorganik rumah tangga yakni variabel usia danperumahan mewah. Variabel usia memiliki nilai signifikansi sebesar 0,151. Nilai tersebut berarti bahwa usia tidak berpengaruh nyata terhadap perubahan komposisi sampah rumah tangga yang dihasilkan pada taraf nyata 15 0,1510,15. Hal ini disebabkan karena usia pada responden yang diwawancarai cenderung homogen, sehingga banyak terjadi kesamaan pada data yang diolah. Variabel perumahan mewah memiliki nilai signifikansi sebesar 0,856. Artinya variabel ini tidak berpengaruh nyata terhadap perubahan komposisi sampah rumah tangga yang dihasilkan pada taraf nyata 15 0,8560,15. Hal ini karena tidak adanya perbedaan yang mencolok antara perumahan mewah dan perkampungan atau data yang diambil cenderung homogen. Hasil perhitungan secara lebih lengkap dapat dilihat pada Lampiran 5.

5.3.2 Hasil Perhitungan Logistik Hari Libur

Setelah dilakukan pengolahan data pada hari kerja maka selanjutnya dilakukan pengolahan data hari libur menggunakan metode yang sama dengan bantuan software SPSS 14. Hasil pengolahan data untuk mengetahui hubungan antara variabel dependent dan variabel independent pada hari libur dari model ini dapat disajikan dalam Tabel 11. Tabel 11 Hasil perhitungan model hari libur binary logistic dengan menggunakan SPSS 14 B S.E. Wald df Sig. ExpB Constant 1,710 2,007 0,726 1 0,394 5,527 Usia -0,013 0,029 0,214 1 0,643 0,987 Pendapatan -0,007 0,004 3,904 1 0,048 0,993 Sampah_libur 1,555 0,513 9,202 1 0,002 4,737 Status_kerja1 -0,255 1,184 0,046 1 0,829 0,775 Perkampungan 13,279 2 0,001 Sederhana1 -2,224 0,632 12,368 1 0,000 0,108 Rumah_mewah2 -2,511 0,966 6,756 1 0,009 0,081 Sumber : Pengolahan data primer Keterangan : Signifikan pada taraf nyata 5 Signifikan pada taraf nyata 10 Signifikan pada taraf nyata 15 Berdasarkan hasil pengolahan data di atas maka didapatkan model persamaan regresi logistik sebagai berikut �� = , − , − , ��� + , − , − , � − , ................9 a. Uji signifikansi model hari libur Model regresi logistik tersebut setelah diuji dengan uji G dan uji Wald telah memenuhi syarat materi uji, sehingga dapat dikatakan ketepatan model sudah sangat baik. Uji G merupakan uji yang digunakan untuk melihat keseluruhan model. Menurut Hosmer 2002 uji G merupakan uji rasio kemungkinan maksimum likelihood ratio test untuk peranan variabel bebas. Berdasarkan hasil analisis regresi logistik tersebut diperoleh Log-likelihood sebesar 106,809. Log-likelihood menggambarkan uji statistik untuk hipotesis nol bahwa semua koefisien sama dengan nol, dengan hipotesis alternatif semua koefisien tidak sama dengan nol. Hasil pengujian signifikansi regresi secara simultan didasarkan pada statistik uji G. Hasil dapat dilihat pada Tabel 12.