Bab V: Analisa
V- 15
Kondisi site : 1 Dilihat dari lokasinya, site berada di kawasan pengembangan kota Surakarta sebelah barat. Jika
dilihat dari intensitas kegiatan di sekitar site, kawasan ini merupakan distrik perkantoran dan jasa serta pemukiman.
2 Letak site relatif dekat dengan berbagai simpul sarana transportasi di Surakarta, seperti Bandara Adi Sumarmo, Terminal Tirtonadi, Stasiun Purwosari dan Solo Balapan. Hal ini merupakan
potensi ekspos publik yang besar bagi SFC. 3 Site terpilih berada di ruas jalan Adi Sucipto yang merupakan jalur utama pusat kota - bandara.
Hal ini merupakan potensi untuk “memperkenalkan” Solo Football Center kepada publik karena kemudahan akses yang ada. Dengan letak yang strategis ini, bangunan Solo Football Center
diharapkan mampu menjadi bangunan representatif yang mendukung perkembangan kegiatan kultural Kota Surakarta.
4 Tersedianya jaringan utilitas seperti listrik, telepon dan saluran drainase.
V.4 ANALISA PENDEKATAN KONSEP SITE
V.4.1 Analisa Pendekatan Pola Pencapaian
1. Dasar Pertimbangan
- Memberikan kemudahan dan keamanan untuk pencapaian menuju dan dari site.
- Pengelompokkan kegiatan yang diwadahi.
- Pemerataan pencapaian.
2. Analisa Pendekatan
- Alternatif pencapaian utama menuju site ME : melalui Jalan Adi Sucipto yang
merupakan jalan utama menuju dan dari Kota Surakarta dengan jalur dua arah yang dilalui berbagai jenis kendaraan bermotor, baik dalam kota, antar kota maupun antar
propinsi. -
Alternatif pencapaian SE : melalui jalan kampung yang melintas di sebelah barat site.
Bab V: Analisa
V- 16
3. Respon
Desain
5.4.2 Analisa Pendekatan Pola Sirkulasi
1. Dasar Pertimbangan
- Faktor keamanan, kenyamanan, efektif dan efisien dalam sirkulasi site sehingga tidak
terjadi crossing antar pengguna. -
Sirkulasi yang jelas antara kendaraan maupun pejalan kaki -
Eksplorasi maksimal bagi pengunjung terhadap bangunan 2.
Analisa Pendekatan
Pola sirkulasi antar zona fasilitas Alternatif pola-pola sirkulasi yang ada :
a. Urutan Sederhana Kegiatan bertahap secara linier satu jalur dalam satu kelompok kegiatan.
b. Arah Majemuk Kegiatan menuju ke satu pusat
kegiatan lalu menyebar ke berbagai kelompok kegiatan.
Gb 5.6 Pola Sirkulasi Urutan Sederhana
Buku Sumber Konsep
Gb 5.7 Pola Sirkulasi Arah Majemuk
Buku Sumber Konsep
Pencapaian utama Main Entrance karena merupakan
jalan utama di depan site.
Gb 5.5: Analisa pendekatan
pola pencapaian pada site. Analisa pribadi
SE karena merupakan jalan
alternatif
Bab V: Analisa
V- 17
c. Lintasan Umpan Balik Kegiatan berasal dari satu pusat kegiatan lalu menyebar ke berbagai kelompok
kegiatan tetapi masih memungkinkan untuk kembali ke pusat kegiatan.
d. Lintasan Tertutup Kegiatan berasal dari satu pusat kegiatan lalu menyebar ke berbagai kelompok
kegiatan, di dalam kelompok kegiatan tersebut sirkulasi yang terjadi yaitu berputar tertutup,dan memungkinkan untuk kembali ke pusat kegiatan.
Karena SFC memiliki zona kegiatan yang saling berhubungan dan saling menunjang tetapi bisa berdiri sendiri, maka pola sirkulasi yang dipilih adalah lintasan umpan balik.
Hubungan Ruang dengan Sirkulasi
Sirkulasi merupakan jalur penghubung antar ruang dan antar kelompok kegiatan yang ada di dalam bangunan. Dalam bangunan SFC yang terdiri dari berbagai kelompok
kegiatan, maka sirkulasi harus diperhatikan sehingga pengguna bangunan dapat melakukan kegiatannya dengan lancar dan tanpa hambatan. Sirkulasi sendiri dapat
mengakibatkan suatu alur gerak pengunjung dalam ruang. a.
Sirkulasi melewati ruang
Gb 5.8 Pola Sirkulasi Lintasan Umpan Balik
Buku Sumber Konsep
Gb 5.9 Pola Sirkulasi Lintasan Tertutup
Buku Sumber Konsep
Gb 5.10: Sirkulasi melewati ruang
Buku Sumber Konsep
Bab V: Analisa
V- 18
b. Sirkulasi menembus ruang
c. Sirkulasi berakhir dalam satu ruang
Karena SFC memiliki zona kegiatan yang saling mendukung dan melengkapi, maka pola sirkulasi yang dipilih adalah kombinasi dari ketiga pola sirkulasi di atas. Pola sirkulasi
yang ada diarahkan sebagai berikut : -
Menerus, jelas, dan terarah. -
Memberikan keleluasaan pengamatan obyek. -
Sirkulasi yang tidak membosankan. Di dalam suatu ruang dimana terjadi kontak visual antara pengamat dan obyek yang
dilihat, maka untuk mempercepat atau memperlambat sirkulasi dapat dicapai dengan cara: -
Perbedaan level atau ketinggian lantai. -
Aksentuasi sirkulasi dengan bantuan lighting dan penempatan ornamen pajang teknologi audiovisual yang ada.
5.4.3 Analisa Pendekatan Orientasi Bangunan