6
penghasilnya. Pada suhu normal, karet tidak berbentuk amorf. Pada suhu rendah ia akan mengkristal. Dengan meningkatnya suhu, karet akan mengembang, searah dengan
sumbu panjangnya. Penurunan suhu akan mengembalikan keadaan mengembang ini. Inilah alasan mengapa karet bersifat elastis Anonim,2011.
2.3.2 Sifat-Sifat Karet Alam
Warnanya agak kecoklat-coklatan, tembus cahaya atau setengah tembus cahaya, dengan berat jenis 0,91-093. Sifat mekaniknya tergantung pada derajat vulkanisasi,
sehingga dapat dihasilkan banyak jenis sampai jenis yang kaku seperti ebonite. Temperatur penggunaan yang paling tinggi sekitar 99
o
C, melunak pada 130
o
C dan terurai sekitar 200
o
C. Sifat isolasi listriknya berbeda karena pencampuran dengan aditif. Namun demikian, karakteristik listrik pada frekuensi tinggi, jelek. Sifat kimianya jelek terhadap
ketahanan minyak dan ketahanan pelarut. Zat tersebut dapat larut dalam hidrokarbon, ester asam asetat, dan sebagainya. Karet yang kenyal agar mudah didegradasi oleh sinar
UV dan ozon Marthan,1998.
2.3.3 Penggunaan Karet Alam
Karet alam banyak digunakan dalam industri-industri barang. Umumnya alat-alat yang dibuat dari karet alam sangat berguna bagi kehidupan sehari-hari maupun dalam
industri seperti mesin-mesin pengerak barang yang dapat dibuat dari karet alam antara lain ban mobil, tetapi juga ditemukan dalam sekelompok produk-produk komersial, sol
sepatu, segel karet, insulasi listrik, sabuk penggerak mesin besar dan mesin kecil, pipa karet, kabel, isolator, bahan-bahan pembungkus logam, aksesoris olah raga dan lain-lain.
Muis, 1992
2.3.4 Proses Pembuatan Ban
Penjelasan proses pembuatan ban mengacu dari PT. Goodyear Indonesia 2010, Bahan baku utama yang digunakan dalam pembuatan ban adalah karet. Terdapat dua jenis
karet yang digunakan, yaitu karet alam dan karet sintetik. Perbedaan karet sintetik dan karet alami ini adalah dari segi tekstur, dimana karet alami bersifat keras, sedangkan karet
sintetik bersifat lembek. Karet sintetik yang digunakan diimpor dari Jepang, Jerman, Belgia, Amerika, dan Korea. Selain itu digunakan bahan baku lain, yaitu benang dari jenis
nilon, polyester, dan kevlar. Selain karet, bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan ban di PT Goodyear
Indonesia, Tbk. adalah bahan kimia chemical yang digunakan antara lain : PIG 1202, PIG 87, PIG 72, PIG 295, PIG 450, DIROSIC, JOPLINE, HINDAX, GROGIC, STICIC.
Karbon hitam carbon black berfungsi sebagai bahan yang memperkuat struktur ban dan ikatan polimer. Karbon hitam yang digunakan adalah CB 228, CB 510, CB 405, dan CB
599. Pada proses pembuatan ban, diperlukan bahan baku cair. Bahan baku cair yang
digunakan adalah minyak yang berasal dari destilasi minyak bumi. Minyak ini berfungsi sebagai pelunak karet dan memberikan sifat lengket pada karet, minyak yang dipakai
adalah sardine, urbonine, dan lucine. Bahan lain yang digunakan adalah kawat tembaga
7
yang digunakan untuk membuat bead sebagai dasar ban agar ban tidak mudah lepas dari velg saat mendapat goncangan atau tekanan, serat baja digunakan untuk melapisi breaker.
Bahan dasar pembuat ban diantaranya adalah benangkawat baja, nylon, araMid fiber, rayon, fiberglass, polyester biasanya bahan kombinasi, misalnya benang polyester
pada lapisan ban dan kawat baja pada bagian sabuk baja dan bead yang umumnya terdapat pada ban mobil penumpang radial, digunakan pula karet alam dan sintetis terdapat
puluhan jenis karetpolimer, lalu campuran kimia yang terdiri dari karbon black, silica, resin. Anti-degradants berupa antioksidan, ozonan, parafin wax, juga merupakan salah
satu bahan dasar pembuat ban. Lalu bahan dasar lain adalah adhesion promoters, yaitu cobalt salt, brass untuk kawat baja, resin dan benang serta curatives, yaitu cure
accelerators, activators, sulfur, dan processing aids minyak, tackifier, peptizer, softener. Di satu ban ukuran populer 19570R14 ban mobil penumpang untuk semua musim,
mempunyai berat sekitar 8 kg yang terdiri dari : 1. 2 kg terdiri dari 30 jenis bahan karet sintetis
2. 1. 5 kg terdiri dari 8 jenis bahan karet alam 3. 2 kg terdiri dari 8 jenis bahan karbon black
4. 0. 5 kg sabuk kawat baja 5. 0. 5 kg. benang polyester dan nylon
6. 0. 5 kg bead kawat baja 7. 1. 5 kg terdiri dari 40 jenis bahan kimia, minyak dan lain-lain.
Campuran umum antara bahan karet sintetis dan karet alam menurut jenis ban adalah : 1. Ban Mobil Penumpang 55 45
2. Ban Truk Kecil 50 50 3. Ban Mobil Balap 65 35
4. Ban Off-The-Road giantearthmover 20 80 Proses pembuatan ban digambarkan pada Lampiran 9. Secara sederhana, proses produksi
ban dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Pencampuran Bahan
Pembuatan sebuah ban radial dimulai dengan mempersiapkan berbagai jenis bahan mentah, seperti pigmen, zat-zat kimia, kurang lebih 30 jenis karet yang berbeda,
benang-benang, kawat bermanik-manik bead wire, dan sebagainya. Proses lalu dimulai dengan mencampurkan bahan-bahan dasar karet dengan oli
proses, karbon hitam, pigmen, anti oksidan, akselerator, dan berbagai zat tambahan lainnya. Masing-masing dari bahan ini menambahkan sifat tertentu dari campuran
compound ini. Semua bahan ini diaduk dalam mesin mixer yang dinamakan Banbury. Mesin ini
bekerja dengan suhu yang tinggi. Bahan campuran yang panas, hitam, dan lembek ini diproses berulang kali.
2. Pencetakan Ban
Setelah itu karet ini didinginkan ke dalam beberapa bentuk. Biasanya diproses menjadi lembaran-lembaran, lalu dibawa ke mesin extruder. Kilang ini memasukkan
karet di antara pasangan penggulung roller yang berulang-ulang sehingga menjadi komponen-komponen ban. Mereka lalu dibawa dengan ban berjalan lalu menjadi
dinding samping, telapak, ataupun bagian lain dari ban.
8
Ada jenis karet yang melapisi rajutan benang yang akan menjadi badan dari ban. Rajutan ini datang dalam rol-rol yang besar dan mereka juga sama pentingnya dengan
campuran karet yang dipakai. Berbagai jenis benang dipakai, termasuk polyester, rayon, atau nylon. Kebanyakan dari ban untuk kendaraan penumpang dewasa ini
menggunakan badan yang terbuat dari benang polyester.
3. Kawat Pengikat
Sebuah komponen lainnya, yang berbentuk gulungan, disebut bead. Komponen ini terdiri dari kawat baja high-tensile yang berfungsi sebagai tulang ban yang akan
menempel pada pinggiran velg mobil. Kawat baja tersebut diselaraskan dengan pita yang dilapis dengan karet untuk pelekat, kemudian digulung dan diikat untuk
selanjutnya disatukan dengan bagian ban lainnya. Ban-ban radial dibuat menggunakan satu atau dua mesin ban. Di bagian dalam
sekali dari ban ada dua lapis karet lembek sintetis yang disebut innerliner. Lapisan- lapisan ini akan mengurung udara dan membuat ban menjadi tubeless
4. Lapisan
Kemudian ada dua lapisan rajutan ply. Dua strip yang dinamakan apex membuat kaku area di atas bead. Lalu ditambahkan sepasang strip chafer, yang dinamakan
demikian karena keduanya mencegah kerusakan yang diakibatkan pinggiran velg ketika ban dipasang.
Mesin perakit ban membentuk ban-ban radial menjadi bentuk yang sudah sangat dekat dengan dimensi final untuk memastikan bahwa semua komponen yang
berjumlah banyak itu berada dalam posisi yang tepat sebelum ban masuk ke mesin pencetak.
5. Telapak Ban
Pembuat ban menambahkan sabuk baja yang menahan kebocoran dan menekan telapak ban ke permukaan jalan. Telapak ban adalah bagian terakhir yang dipasang.
Setelah sebuah pemutar otomatis menjepit semua komponen sehingga menempel kuat satu dengan yang lain, ban radial yang kini disebut green tire kini siap untuk diperiksa
dan disempurnakan.
6. Pematangan atau Pemasakan Ban
Alat penekan curing memberi bentuk final ban serta pola telapaknya. Alat yang digunakan untuk mencetak bentuk telapak ban disebut mold. Cetakan ini dilengkapi
dengan pola telapak, kode-kode di dinding samping sebagaimana diwajibkan oleh peraturan yang berlaku.
Ban-ban dipanaskan dalam temperatur lebih dari 300 derajat selama 12 hingga 25 menit tergantung ukurannya. Begitu mesin cetak terbuka, ban-ban akan keluar dari
cetakannya dan langsung jatuh ke ban berjalan yang lalu akan membawanya ke bagian finish dan inspeksi terakhir.
7. Pemeriksaan
Pemeriksaan dilakukan untuk memeriksa ban yang memiliki kecacatan, walaupun hanya cacat sedikit, ban itu ditolak reject. Sebagian dari cacat bisa dideteksi hanya
9
dengan mata dan tangan pemeriksa yang sudah terlatih, sebagian lagi baru bisa ditemukan menggunakan mesin-mesin khusus.
Inspeksi tidak hanya dilakukan pada permukaan saja, ada ban yang ditarik dari lini produksi dan diperiksa dengan X-ray untuk mendeteksi kelemahan-kelemahan yang
tersembunyi atau kerusakan-kerusakan internal. Di samping itu, para teknisi pengendalian mutu secara rutin membongkar ban yang diambil secara acak untuk
mempelajari setiap detil dari konstruksinya yang mempengaruhi performa, kenyamanan dan keselamatan pemakai.
2.3.5 Penelitian Terdahulu
Penelitian di bidang ini telah banyak dilakukan, seperti pembuatan tabulasi data untuk mengetahui frekuensi dari masing-masing item produk yang terjual bersama
item produk yang lain Bugher, 2000. Direct Marketing Association DMA tahun 1991 menentukan one-to-one relationship diantara product groupings. Untuk
mengidentifikasi kelompok pembeli yang membeli dua atau lebih kategori produk, DMA menggunakan variabel clustering dan factor analysis. Masing-masing
pelanggan dan sejarah pembeliannya dibandingkan dengan sejarah pembelian dari pelanggan yang lain sehingga dapat diketahui cluster pelanggan yang memiliki
product affinity yang sama Cashin,2003. Teknik association rules mining dapat digunakan pada perusahaan ritel terbesar di
Indonesia yang menjual lebih dari 1000 item ke lebih dari 400 pelanggan tetapnya dan menghasilkan hasil penetapan strategi penjualan yang terbukti signifikan dengan
membandingan hasil penelitiannya dengan data tren penjualan pada periode sebelumnya di perusahaan ritel tersebut dan terlihat bahwa kombinasi untuk masing-
masing produk mengalami peningkatan yang signifikan Adhitama, 2010. Metode lain adalah Best Next Offer dilakukan oleh Berry 2000 untuk menentukan cross-
selling product yang sesuai untuk salah satu bank terbesar di Amerika yang memiliki jutaan pelanggan.
10
III. METODE PENELITIAN
3.1 Kerangka Kerja Penelitian
Tahapan pengembangan sistem PSP Penetapan Strategi Penjualan 1.0 seperti pada Gambar 2 di bawah ini.
Gambar 2. Tahapan Pengembangan Sistem
3.1.1 Analisis Sistem
Analisis sistem diawali dengan deskripsi sistem dan analisis kebutuhan informasi. Selanjutnya pembuatan persyaratan fungsional sistem yang meliputi kebutuhan data,
perangkat lunak, perangkat keras, sumber daya manusia, serta pemeliharaan sistem. Tidak
Mulai
Analisis Sistem, keluaran: - Deskripsi Sistem
- Analisis Kebutuhan Informasi - Kebutuhan Fungsional Sistem
UML, keluaran: - Diagram Kasus
- Diagram Aktivitas - Diagram Keadaan
- Diagram Kelas
Implementasi Sistem, keluaran: - Borland Delphi 7 Borland, 2002
- Power Designer 15.3 Sybase, 2010 - MySQL Oracle, 2011
- Ms Excel Microsoft, 2007
Verifikasi dan Validasi
Selesai