16
Mulai
Analisis Recency dari transaksi paling baru
binning 5- transaksi paling lama binning 1
Analisis Frekuensi dari transaksi terbanyak binnig
5 – jumlah transaksi paling
sedikit binning 1 Analisis Monetary dari
transaksi dengan melakukan perkalian antar frekuensi
pembelian per produk dengan variabel harga
produk Analisis data transaksi
data tanggal transaksi, jumlah transaksi, dan nilai
nominal transaksi per customer
Selesai Data
Transaksi
Analisis RFM Recency, Frekuensi, Monetary
Pembuatan 5 Binning untuk analisis Recency, Frekuensi,
dan Monetary
Gambar 6. Flowchart Analisis RFM
3.2.4 Desain Eksperimen
Dalam proses analisis frequent item set, banyaknya item set yang dihasilkan dari proses penyeleksian dengan menggunakan ambang batas thresholds sebaiknya
17
menghasilkan item set separuh dari jumlah penggolongan produk, hal ini agar item set yang dihasilkan dapat benar-benar signifikan Adhitama,2010. Dengan metoda trial and
errors, Batas parameter tresholds ditentukan yaitu min_support= 24.75 dan min_confidence= 25 tresholds ini diturunkan dari minimal 430 kali kemunculan pada
setiap himpunan yang disaring. Pemilihan parameter tersebut dilakukan untuk mendapatkan item set dan rules sesuai yang signifikan yang nantinya akan digunakan
sebagai rules dalam menentukan strategi penjualan. Hal ini dilakukan karena data dengan jumlah yang relatif besar, jika tidak adanya pemilihan parameter yang tepat akan
menyebabkan pengolahan data memakan waktu yang lama dan membutuhkan alokasi memori komputer yang lebih banyak. Dan pemilihan parameter atau ambang batas
tresholds yang terlalu kecil juga dapat menyebabkan hasil penetapan strategi penjualan yang kurang signifikan nantinya.
3.2.5 Indikator Penelitian
Kemungkinan untuk menghasilkan cross-selling product yang terbaik dari total transaksi per pelanggan pada periode tertentu adalah item dengan confidence score yang
tinggi. Jadi misalkan produk pertama adalah kombinasi A dan B dengan confidence score x berarti bahwa ketika produk A dibeli, kemungkinan produk B juga dibeli
sebesar x dari seluruh periode transaksi. Indikator kedua yang harus ditentukan adalah support score yang menentukan seberapa banyak produk A dan produk B muncul
bersama-sama di dalam seluruh transaksi. Misalkan kombinasi produk C dan D memiliki support score y mengindikasikan bahwa produk C dan produk D muncul secara
bersama-sama sebesar y dari seluruh total transaksi, sedangkan untuk kombinasi produk E dan F misalnya yang memiliki improvement score
≥ 1, mengindikasikan bahwa produk E dan F merupakan positive correlated, yang berarti bahwa jika pelanggan
membeli produk E, pelanggan juga setuju untuk membeli produk F, sebaliknya jika improvement score 1, produk E dan F merupakan negative correlated. Produk dengan
negative correlated tidak dapat dijadikan sebagai saran dalam penetapan cross-selling product walaupun memiliki support score dan confidence score yang tinggi.
18
IV. ANALISIS SISTEM
4.1 Konfigurasi Input, Proses, Output
Tahapan pemodelan sistem dalam perancangan sistem berguna untuk memberikan gambaran yang jelas dalam rancang bangun dan penerapan sistem secara fisik. Pemodelan PSP 1.0
dilakukan dengan pendekatan berarah fungsi yang terdiri dari pembuatan diagram alir data data flow diagram. Menurut Rahardini 2010, diagram alir data merupakan gambaran sistem dalam
bentuk jaringan atau grafis, dari sudut pandang data yang diproses, yang mampu menggambarkan kegiatan-kegiatan yang berlangsung secara paralel. Diagram alir data dibuat secara bertahap
untuk memudahkan penggambaran aliran data. Pada pembuatan model PSP 1.0, diagram alir data dibuat dari tingkat 0 hingga tingkat 1.
Diagram alir data tingkat 0 menggambarkan keseluruhan sistem dengan satu proses berikut dengan sumber dan tujuan data secara jelas. Pada Gambar 7 dapat dilihat diagram alir data tingkat
0.
Gambar 7. DFD Data Flow Diagram Tingkat 0 DFD tingkat 0 ini menggambarkan sumber data yang berasal dari data transaksi penjualan
perusahaan. Selanjutnya data tersebut akan diolah dalam sistem penetapan strategi penjualan PSP 1.0 dengan beberapa proses yang akan menghasilkan penetapan strategi penjualan cross
selling untuk para supervisor pemasaran. Proses yang terjadi dalam PSP 1.0 ini digambarkan dalam DFD tingkat 1 pada Gambar 8.
Data transaksi penjualan
Strategi penjualan
cross selling pilihan
Transaksi Penjualan
1 Menetapkan Strategi
CRM Untuk Penjualan
Strategi CRM Untuk Penjualan
Terpilih
1 Database Hasil
Menetapkan Strategi CRM Untuk Penjualan