Peranan Ekosistem Mangrove TINJAUAN PUSTAKA

2 Lebih ke arah darat, hutan mangrove umumnya didominasi oleh Rhizophora spp. Di zona ini juga dijumpai Bruguiera spp. dan Xylocarpus spp. 3 Zona berikutnya didominasi oleh Bruguiera spp. 4 Zona transisi antara hutan mangrove dengan hutan dataran rendah biasa ditumbuhi oleh Nypa fruticans, dan beberapa spesies palem lainnya. Ekosistem mangrove di Indonesia umumnya terpencar-pencar dalam kelompok kecil, sebagian besar terletak di Irian Papua. Mangrove di Pulau Jawa, Sumatera, Sulawesi, Kalimantan dan Irian sudah berubah akibat kegiatan pembangunan, sedangkan di Maluku dan Nusa Tenggarra relative masih alami. Di Indonesia mangrove tumbuh pada berbagai substrat seperti lumpur, pasir, terumbu karang dan kadang-kadang pada batuan, namun paling baik tumbuh pada pantai berlumpur yang terlindung dari gelombang laut dan masukan dari sungai Setyawan, 2008. Mangrove juga berada di wilayah dengan radiasi matahari maksimum dan kombinasi dengan kandungan nutrien yang tinggi, sehingga menghasilkan tingkat produktivitas primer kotor yang tinggi. Respirasi tumbuhan bervariasi dan mungkin berhubungan dengan tingkat stress oleh salinitas. Komunitas mangrove di dunia memberikan kontribusi produktivitas antara 350 sampai 500 g C m -2 yr -1 produksi nettobersih ke perairan pesisir Lalli and Parsons, 1997.

2.2 Peranan Ekosistem Mangrove

Sebagai suatu ekosistem, mangrove mempunyai fungsi ekologis dan ekonomis. Fungsi ekologis ekosistem mangrove antara lain : pelindung garis pantai, mencegah intrusi air laut, habitat tempat tinggal, tempat mencari makan feeding ground, tempat asuhan dan pembesaran nursery ground, tempat pemijahan spawning ground bagi aneka biota perairan, serta sebagai pengatur iklim mikro Rochana, 2007. Ekosistem mangrove merupakan penghasil detritus, sumber nutrien dan bahan organik yang dibawa ke ekosistem padang lamun oleh arus laut. Mangrove dari aspek ekologis juga membentuk penghalang yang melawan angin dan erosi di beberapa daerah yang sering terjadi badai. Pada beberapa wilayah, mangrove memfasilitasi konversi antara daerah pasang surut dan daerah semi-terestrial dengan cara menangkap dan mengakumulasi sedimen. Sistem perakaran mangrove juga menyediakan wilayah pembesaran untuk beberapa spesies ikan, udang, juvenil lobster, dan kepiting Lalli and Parsons, 1997. Mangrove mencegah erosi pantai, dan bertindak sebagai penghalang angin typhoons, cyclones, hurricanes, dan tsunami, membantu meminimalisir kerusakan yang terjadi pada barang-barang dan kelangsungan kehidupan manusia Environmental Justice Foundation, 2009. Mangrove memiliki beberapa fungsi ekonomis yang bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya secara langsung. Mangrove berguna sebagai hutan produksi yang digunakan untuk memenuhi keperluan masyarakat pada umumnya dan khususnya untuk pembangunan industri dan ekspor UUPK, 1967 dalam Soeroyo, 1992. Bagian pohon dari tumbuhan mangrove secara tradisional dapat digunakan sebagai kayu bakar dan arang. Kayu mangrove juga digunakan untuk konstruksi perahu dan rumah. Daunnya juga dapat digunakan untuk makanan ternak yaitu sapi dan kambing. Selain itu beberapa daun spesies mangrove tertentu digunakan untuk pembungkus rokok Lalli and Parsons, 1997. Selain sebagai hutan produksi, lindung, dan konservasi sumber daya alam, hutan mangrove mempunyai kepentingan lain, antara lain untuk daerah pemukiman, industri, areal pertanian, dan areal pertambakan Soeroyo, 1992. Contoh peranan sosial ekonomis mangrove, baik langsung maupun tidak langsung yaitu, sebagai bahan baku chip, Tanin, obat-obatan, daerah pertambakan, dan pariwisata Anwar dan Gunawan, 2008. Hutan mangrove yang telah dikembangkan menjadi objek wisata alam antara lain di Sinjai Sulawesi Selatan, Muara Angke DKI, Suwung, Denpasar Bali, Blanakan dan Cikeong Jawa Barat, dan Cilacap Jawa Tengah. Karakteristik hutannnya yang berada di wilayah peralihan memiliki keunikan dalam beberapa hal mnejadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Peran ekologis dan ekonomis mangrove dapat divisualisasikan pada Gambar 2. Gambar 2. Peranan ekologis dan ekonomis mangrove Berjak et al,1977 dalam Melana et al, 2000

2.3 Gangguan Kelestarian Ekosistem Mangrove