Aplikasi Remote Sensing untuk Mangrove

Sedangkan menurut Prahasta 2008 teknik-teknik yang dimaksud adalah: 1 Image differencing. Menggunakan hasil pengurangan nilai digital menjadi nilai piksel milik citra terbaru 2 Image rationing. Sama dengan metode Image Ratio Method Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kombinasi dari metode Image substraction method, Image ratio method, dan Change detection after classification method yang terdapat pada modul Software Idrisi Andes 15 Clark LabsClark University.

2.5.5 Aplikasi Remote Sensing untuk Mangrove

Lingkungan pesisir terdiri dari sebuah habitat alami yang sangat luas seperti bukit pasir, pulau penghalang, daerah pasang surut, hutan mangrove, terumbu karang, dan vegetasi akuatik tergenang yang menyediakan makanan,tempat peristirahatan, tempat pemijahan untuk spesies darat dan laut. Teknologi dan ilmu remote sensing yang meliputi sensor satelit dan pesawat udara dalam akuisi data sudah memberikan cara yang praktis dalam melakukan monitoring dan memahami dinamika lingkungan pesisir. Hutan mangrove merupakan salah satu ekosistem yang berada di wilayah pesisir yang menjadi perhatian khusus karena manfaatnya. Saat ini, aplikasi remote sensing dalam monitoring mangrove sudah banyak dilakukan. Banyak sekali data satelit yang tersedia yang dapat digunakan untuk mengkaji ekosistem mangrove,terutama untuk pemetaan dan klasifikasi mangrove. Remote sensing aktif dapat memetakan struktur kanopi dari hutan mangrove yaitu melalui 3D modeling pada data Shuttle Radar Topography Mission SRTM Simard et al, 2010. Aplikasi remote sensing untuk manajemen hutan mangrove berasal dari 3 tiga kategori yang digunakan untuk 3 tiga tujuan tertentu yaitu, 1 inventariasi sumberdaya, 2 deteksi perubahan, 3 seleksi dan inventarisasi tempat budidaya Green et al, 2000 dalam Vaiphasa, 2006. Penginderaan jauh vegetasi mangrove didasarkan atas dua sifat penting yaitu, mangrove mempunyai zat hijau daun klorofil dan mangrove tumbuh di pesisir. Dua hal ini akan menjadi pertimbangan penting di dalam mendeteksi mangrove melalui satelit. Banyak sekali sensor satelit yang saat ini dapat digunakan untuk mendeteksi mangrove karena mempunyai kanal sinar merah dan kanal sinar inframerah Susilo, 2006. Meskipun remote sensing sudah digunakan pada banyak peta tipe penutupan lahan di bumi,tetapi ini masih belum digunakan secara luas untuk memetakan mangrove karena keterbatasan spektral dan resolusi spasial pada gambar konvensional. Dengan gambar konvensional, maka penggunaan lebih ditujukan untuk membedakan mangrove dan bukan mangrove, tanpa memandang jenis mangrove. Beberapa studi yang telah ada mengenai analisi perubahan wilayah pesisir menggunakan data penginderaan jauh sebagai berikut: 1 Dewi 2005 menggunakan data Landsat Tehmatic Mapper TM 5 dan Landsat Enhanced Thematic Mapper ETM+ 7 untuk mengevaluasi perubahan wilayah pesisir Kabupaten Rembang Barat. Penelitian ini dilakukan tanpa pengecekan akurasi hasil klasifikasi citra. 2 Satapathy, et.al 2007 yang mengaplikasikan penggunaan data penginderaan jauh Indian Remote Sensing IRS untuk kuantifikasi degradasi hutan mangrove dan manajemen wilayah pesisir di estuari Godavari, Pantai Timur India. Penelitian ini dilakukan tanpa pengecekan akurasi hasil klasifikasi citra. 3 James, et.al 2007 menggunakan data penginderaan jauh yaitu data citra Landsat TM 5 dan ETM+ 7 untuk menduga perubahan dan perluasan ekosistem Mangrove di Delta Nigeria dengan rata-rata hasil pendugaan akurasi dari citra hasil klasifikasi adalah 91, 37. 22

3. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan dari tanggal 20 Maret 2011 sampai 17 Juli 2011 dengan daerah di pesisir pantai Kabupaten Belitung Timur, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang berada pada posisi antara 107 o 45 BT sampai 108 o 18 BT dan 02 o 30 LS sampai 03 o 15 LS. Pengolahan data dilakukan di Laboratorium Komputer, Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Survei lapang dilakukan dari tanggal 14 April 2011sampai 26 April 2011 yang berlokasi di 3 tiga tempat, yaitu, Kecamatan Kelapa Kampit, Manggar, dan Gantung. Gambar 5 menunjukkan peta lokasi penelitian yang menjadi daerah kajian. Gambar 5. Peta lokasi penelitian