Analisis Data Metode Pengolahan Data

hal ini penentuan ukuran transek 5 x 5 meter didasarkan dengan mempertimbangkan tingkat kesulitan untuk membuat transek di lokasi kajian dan efesiensi waktu dalam pengamatan vegetasi mangrove. Selain itu pengamatan juga dilakukan terhadap tipe substrat mangrove lumpur, lumpur berpasir, dan pasir berlumpur dan dampak kegiatan manusia terhadap mangrove 0=tidak ada dampak, 1=dampak ringan, 2=dampak sedang, 3=dampak berat, dan 4=dampak sangat berat.Semua data ditulis bentuk tabulasi di Tabel Form Mangrove yang kemudian dianalisis menggunakan perhitungan pada Microsoft Excel sesuai pedoman teknis pengamatan kondisi vegetasi mangrove. Ilustrasi transek garis untuk pengamatan mangrove di lapangan dapat dilihat pada Gambar 15. Gambar 15. Ilustrasi metode transek pengecekan mangrove di lapangan

3.5.3 Analisis Data

Deteksi perubahan adalah sebuah aplikasi penting pada remote sensing dan mempunyai pengertian yang berbeda pada setiap pengguna data penginderaan jauh. Data penginderaan jauh ini perlu memiliki reliabilitas tertentu supaya bisa digunakan dalam berbagai bidang ilmu.Oleh karena itu, perlu dilakukan pendugaan akurasi hasil klasifikasi untuk mengetahui besarnya reliabilitas dari data dan informasi yang dihasilkan. Akurasi dari klasifikasi citra dapat dilakukan dengandibandingkan dengan hasil ground check di lapangan menggunakan matrik konvolusiakurasi error matrix analysis. Prinsip kerja dari error matrix analysis dapat dilihat pada Gambar 16. Gambar 16. Contoh matematis sebuah Matriks KesalahanError Matrix Congalton Green, 2009 Jumlah sampel hasil klasifikasi dalam kategori i dari hasil klasifikasi data penginderaan jauh dan kategori j untuk data lapang dijabarkan pada formula berikut: ««««««««««««....................................................«12 ««««««««««««....................................................«13 Overall Accuracy antara data hasil klasifikasi dan data referensi bias dihitung melalui formula sebagai berikut: ««««««««««««....................................................«14 3URGXFHU¶VAccuracy bisa dihitung menggunakan formula sebagai berikut: ««««««««««««....................................................«15 8VHU¶VFFXUDF\ bisa dihitung menggunakan formula sebagai berikut: ««««««««««««....................................................«16 Akurasi posisi dalam penelitian ini dilakukan pengambilan titik pengecekan di lapangan sebanyak 300 titik untuk 3 citra cropping. Masing- masing citra memiliki 100 titik pengecekan. Analisis matriks akurasi dilakukan dengan membuat tabulasi silang antara data referensi lapang dengan data hasil klasifikasi. Sumber dari kesalahan yang terjadi pada hasil pendugaan akurasi dapat disebabkan oleh kesalahan pada saat koreksi geometrik terhadap citra tahun 2010 yang dapat dilihat pada nilai Root Mean Square RMS. Semakin besar nilai RMS maka dapat error posisi antara citra yang akan dikoreksi dan citra referensi akan semakin besar. Selain itu, kesalahan juga dapat bersumber pada keakuratan pada GPS yang digunakan karena bergantung pada sinyal satelit yang diterima pada saat melakukan survei lapang. Sumber kesalahan berikutnya adalah kesalahan dalam melakukan interpretasi kategori penutupan lahan pada saat melakukan klasifikasi menggunakan Software IDRISI Ande 15. Analisis perubahan dilakukan dengan cara analisis LULC yang dilakukan dengan Modul Land Change Modeler LCM pada software IDRISI Andes 15. Metode ini melibatkan teknik substraksi, intersek, dan teknik geoprosesing lainnya antara data satu citra ke citra lainnya untuk melihat perubahan yang terjadi dalam kurun waktu yang ditentukan.Selain itu Analisis Trend juga dapat dilakukan untuk melihat pola perubahan pada lahan mangrove selama kurun waktu tertentu. Tetapi metode ini memerlukan penelitian dan pemahaman lebih lanjut sehingga tidak dilakukan dalam analisis data. Data perubahan luas penutupan dan kerapatan mangrove kemudian di ±exsport dalam bentuk teks untuk ditabulasikan perubahan luasan setiap kategori lahan, dan kategori kerapatan sehingga lebih mudah dianalisis secara kuantitatif. Tahap selanjutnya adalah analisis potensi dan pemanfaatan mangrove di Belitung Timur dalam rangka mengembangkan sumberdaya pesisir di Belitung Timur sesuai dengan hasil pengecekan lapangan dan analisis tingkat kerentanan hutan mangrove secara ekologi dari dampak yang ditimbulkan oleh lingkungan sekitarnya.

3.5 Tahapan Penelitian