lahan perkebunan kelapa sawit dan pelabuhan serta pembangunan jalan untuk akses ke pelabuhan. Pada wilayah Gantung, mangrove cenderung mengalami
penambahan karena dari hasil survey lapang diketahui bahwa di wilayah ini sudah dilakukan penanaman mangrove yang dapat dilihat dari pembibitan yang
dilakukan oleh masyarakat sekitar dan hasil wawancara. Penambahan luas vegetasi non-mangrove dapat terjadi karena pembukaan lahan perkebunan kelapa
sawit seperti yang terjadi di wilayah Kelapa Kampit sedangakan pengurangan luas vegetasi ini dapat disebabkan karena pembukaan lahan untuk penambangan dan
pemukiman. Kesalahan klasifikasi juga terjadi pada vegetasi non-mangrove yang bercampur dengan lahan terbuka. Hal ini dapat disebabkan karena penyebaran
vegetasi yang Kurang lebat pada lahan terbuka.
4.2.3 Perubahan luas kategori Kelebatan Mangrove Berdasarkan nilai NDVI
Kelebatan atau tingkat kesuburan vegetasi dapat dilihat dari nilai indeks vegetasi vegetasi tersebut. Dalam kajian ini dilakukan klasifikasi tingkat
kelebatan mangrove yang mangacu pada range nilai NDVI mangrove pada jurnal Kadi 1996 dalam Susilo 2006 yang dibagi menjadi 5 kategori kelebatan yaitu,
tidak lebat, kurang lebat, sedang, lebat, dan sangat lebat. Sebaran nilai NDVI mangrove setiap lokasi kajian dari hasil pengolahan citra dapat dilihat pada
Lampiran 10. Gambar 24 menunjukkan gambaran spasial penyebaran kelebatan vegetasi mangrove di wilayah Kelapa Kampit . Mangrove pada kategori sangat
lebat tampak lebih dominan daripada kategori lainnya. Kategori tidak lebat, kurang lebat, dan sedang tidak tampak sedangkan kategori lebat terlihat lebih
banyak pada tahun 1989 jika dibandingkan dengan tahun 2010.
Gambar 24. Hasil Klasifikasi NDVI mangrove Kec. Kelapa Kampit Berdasarkan nilai NDVI, semakin besar nilai NDVI maka tingkat
kelebatan mangrove akan semakin besar. Menurut Liu dan Mason 2009, Tingkaat kesuburan suatu vegetasi dapat dilihat pantulan atau reflektansi yang
tinggi pada band Near Infrared NIR dan penyerapan pada band Red merah. Luasan tiap kategori kelebatan mangrove di wilayah Kecamatan Kelapa Kampit
dapat dilihat pada Tabel 15. Kategori lebat berkurang sebesar 8,91 ha dan kategori sangat lebat juga berkurang sebesar 74,97 ha.
Tabel 15.Perubahan luas kategori NDVI di Kecamatan Kelapa Kampit Kategori
1989 2010
+- ha Luasha
Luasha Tidak lebat
Kurang lebat Sedang
Lebat 9.18
0.27 -8.91
Sangat lebat 535.23
460.26 -74.97
Pada Gambar 25 dapat dilihat bahwa terdapat perubahan kelebatan atau tingkat kesuburan vegetasi yang terjadi di wilayah Kecamatan Manggar.
Mangrove pada kategori tidak lebat digambarkan dengan warna merah. Mangrove pada kategori kurang lebat digambarkan dengan warna kuning. Mangrove pada
Kec. Kelapa Kampit 1989 tanpa skala Kec. Kelapa Kampit 2010 tanpa skala
Tidak lebat Kurang lebat
Sedang Lebat
Sangat lebat
kategori sedang digambarkan dengan warna hijau muda dan Mangrove pada kategori lebat digambarkan dengan warna biru. Kategori terakhir yaitu mangrove
sangat lebat yang digambarkan dengan warna hijau tua.
Gambar 25. Hasil Klasifikasi NDVI mangrove Kec. Manggar Perubahan luas berdasarkan tingkat kelebatan atau kesuburan vegetasi
mangrove wilayah Kecamatan Manggar ditabulasikan pada Tabel 16. Berdasarkan tabel, tidak ada vegetasi mangrove pada kategori tidak lebat. Mangrove kurang
lebat bertambah sebesar 2,25 ha. Mangrove sedang bertambah 13,14 ha. Mangrove pada kategori lebat bertambah 30,78 ha. Mangrove sangat lebat
bertambah 138,42 ha. Tabel 16.Perubahan luas kategori NDVI di Kecamatan Manggar
Kategori 1994
2010 +- ha
Luasha Luasha
Tidak lebat Kurang lebat
2.25 2.25
Sedang 13.14
13.14 Lebat
0.09 30.87
30.78 Sangat lebat
416.16 554.58
138.42 Kec. Manggar 2010 tanpa skala
Kec. Manggar 1994 tanpa skala
Tidak lebat Kurang lebat
Sedang Lebat
Sangat lebat
Wilayah mangrove kecamatan Gantung merupakan wilayah yang paling kecil luasannya jika dibandingkan dengan wilayah Manggar dan Kelapa Kampit.
Pada Gambar 26 tidak tampak vegetasi mangrove yang termasuk dalam kategori tidak lebat. Pada tahun 1994 terlihat vegetasi mangrove pada kondisi kurang lebat,
sedang, lebat, dan sangat lebat sedangkan pada tahun 2010 hanya terlihat mangrove pada kondisi sangat lebat.
Gambar 26. Hasil Klasifikasi NDVI mangrove Kec. Gantung Pada Tabel 17 dapat dilihat bahwa terjadi penurunan tingkat kelebatan
atau kesuburan mangrove di wilayah Kecamatan Gantung pada kategori kurang lebat yaitu sebesar 0,18 ha, sedang sebesar 9,09 ha, dan lebat sebesar 23,85 ha.
Penambahan luas hanya terjadi pada mangrove dengan kondisi sangat lebat yaitu sebesar 61,56 ha.
Kec. Gantung 1994 tanpa skala Kec. Gantung 2010 tanpa skala
Tidak lebat Kurang lebat
Sedang Lebat
Sangat lebat
Tabel 17.Perubahan luas kategori NDVI di Kecamatan Gantung Kategori
1994 2010
+- ha Luasha
Luasha Tidak lebat
Kurang lebat 0.18
-0.18 Sedang
9.09 -9.09
Lebat 23.85
-23.85 Sangat lebat
151.2 212.76
61.56 Secara umum kondisi kesuburan mangrove di Kabupaten Belitung Timur
cukup baik dengan adanya penambahan luas mangrove pada kategori sangat lebat. Dapat dilihat pada histogram citra pada Lampiran 10, nilai NDVI vegetasi
mangrove ketiga wilayah kecamatan secara umum berada diatas 0,45 yang menunjukkan nilai pantulan yang cukup tinggi sehingga dapat dikatakan sebagian
besar mangrove pada kategori lebat dan sangat lebat. Peningkatan kelebatan paling tinggi terjadi di wilayah Mangrove Manggar yang sebanding dengan
peningkatan luas mangrove di daerah tersebut. Pada wilayah Kelapa Kampit dan Gantung terjadi pengurangan tingkat kelebatan hampir pada setiap kategori
kelebatan. Penambahan tingkat kesuburan mangrove di Manggar dapat disebabkan adanya peningkatan kesuburan tanah akibat aliran sungai yang
membawa nutrien. Pengurangan tingkat kelebatan atau kesuburan mangrove di wilayah kampit dapat disebabkan karena penembangan pohon mangrove yang
dilakukan pada saat pembuatan jalan ke pelabuhan. Pembangunan jalan dan pelabuhan dimulai sejak tahun 2005. Dalam pembangunannya banyak dilakukan
penebangan pohon mangrove dari daratan ke arah laut. Selain itu, kayu mangrove juga digunakan masyarakat sekitar untuk kayu bakar dan bahan bangunan serta
adanya aktivitas penambangan timah di sekitar wilayah mangrove tersebut. Mangrove pada wilayah Gantung cenderung mengalami peningkatan kesuburan
dan kelebatan karena dilakukan penanaman mangrove di wilayah tersebut oleh masyarakat sekitar.
Peningkatan kesuburan dan kelebatan mangrove juga tidak terlepas dari pengaruh kondisi musim dan pasang surut. Peningkatan tinggi permukaan laut
dapat mempengaruhi kestabilan posisi vegetasi mangrove. Ketika tinggi permukaan laut tidak berubah relatif terhadap vegetasi mangrove maka posisi
mangrove akan stabil. Ketika tinggi permukaan laut relatif berkurang maka akan terjadi penambahan luasan mangrove ke arah perairan sesuai dengan kondisi yang
cocok untuk kelangsungan hidup mangrove. Kondisi berikutnya adalah ketika tinggi permukaan laut bertambah terhadap kemiringan permukaan sedimen
mangrove maka mangrove akan bertambah ke arah daratan dengan kemiringan lebih tinggi .Kondisi musim di Indonesia juga mempengaruhi kesuburan vegetasi
mangrove karena berhubungan dengan tingkat curah hujan dan salinitas perairan di sekitar wilayah mangrove. Berkurangnya curah hujan dan meningkatnya
evaporasi akan meningkatkan salinitas yang akan meningkatkan ketersediaan sulfat pada air laut yang pada akhirnya akan meningkatkan kerentanan pada
kenaikan paras muka laut relatif Field, 1995; Duke et al.,1998; Snedaker, 1993, 1995; dalam Gilman et al, 2007.
Pada saat musim hujan, curah hujan yang cenderung tinggi dapat meningkatkan pertumbuhan mangrove dan keanekaragamannya, peningkatan
keragaman hutan mangrove, dan perluasan area mangrove ke daerah yang belum bervegetasi. Hal ini dapat dilihat pada kecenderungan wilayah Manggar dan
Gantung mengalami penambahan luasan hutan mangrove, begitu juga dengan peningkatan kondisi tingkat kesuburannya. Tetapi untuk wilayah Kelapa Kampit,
aktivitas pembangunan oleh manusia lebih dominan dalam mempengaruhi kelangsungan hidup vegetasi mangrove. Kestabilan dan kondisi substrat juga
dapat mempengaruhi tingkat kesuburan hutan mangrove BRKP, 2007. Gerakan air yang lambat akan menyebabkan partikel sedimen halus akan berkumpul di
dasar yang menyebabkan mangrove akan membentuk perakaran khusus sesuai dengan kondisi substratnya. Sistem perakaran ini dapat menyebabkan
pengendapan bahan organik dan partikel yang halus terjadi lebih cepat pada sekeliling akar dan membentuk lapisan sedimen.
4.2.4 Hasil Pendugaan Akurasi hasil klasifikasi Citra