Hasil Pendugaan Akurasi hasil klasifikasi Citra

aktivitas pembangunan oleh manusia lebih dominan dalam mempengaruhi kelangsungan hidup vegetasi mangrove. Kestabilan dan kondisi substrat juga dapat mempengaruhi tingkat kesuburan hutan mangrove BRKP, 2007. Gerakan air yang lambat akan menyebabkan partikel sedimen halus akan berkumpul di dasar yang menyebabkan mangrove akan membentuk perakaran khusus sesuai dengan kondisi substratnya. Sistem perakaran ini dapat menyebabkan pengendapan bahan organik dan partikel yang halus terjadi lebih cepat pada sekeliling akar dan membentuk lapisan sedimen.

4.2.4 Hasil Pendugaan Akurasi hasil klasifikasi Citra

Pendugaan akurasi dilakukan untuk mengetahui tingkat keakuratan data hasil klasifikasi dan tingkat reliabilitas data yang dihasilkan. Pendugaan akurasi dapat dibagi menjadi dua macam yaitu pendugaan akurasi aspasial dan akurasi spasial Gao, 2009. Akurasi aspasial merupakan tingkat persentase kesesuaian antara penutupan pada peta hasil klasifikasi dan data referensi lapang tanpa memperhatikan posisi sebenarnya penutupan tersebut pada permukaan bumi. Akurasi spasial hampir sama dengan akurasi aspasial tetapi akurasi spasial lebih memperhatikan kesesuaian posisi suatu penutupan lahan antara data referensi lapang dengan data hasil klasifikasi. selain itu, juga terdapat klasifikasi akurasi menurut Congalton and Green 2009 yang dibagi menjadi dua kelompok yaitu,akurasi posisi dan akurasi tematik. Akurasi posisi menekankan pada kesesuaian posisi suatu titik pada peta dengan titik pada lokasi survei sedangkan akurasi tematik lebih menekankan pada tingkat keakuratan hasil klasifikasi jika dibandingkan dengan hasil survei yang dijabarkan dalam tabulasi error matrix. Tabulasi error matrix merupakan teknik yang digunakan secara luas di dunia remote sensing saat ini. Oleh karena itu dalam penelitian ini digunakan teknik tersebut. Hasil pendugaan akurasi hasil klasifikasi penutupan lahan di Kecamatan Kelapa Kampit dapat dilihat pada Tabel 18. Tabel 18. Hasil pendugaan akurasi hasil klasifikasi penutupan lahan di Kecamatan Kelapa Kampit Dari Tabel 18 dapat dilihat bahwa 3URGXFHU¶VDFFXUDF\ pada akurasi klasifikasi lahan terbuka yaitu 96,15,diikuti dengan akurasi badan air sebesar 76,92, akurasi mangrove 73,08, dan akurasi klasifikasi non-mangrove sebesar 65,71. 8VHU¶VDFFXUDF\ tertinggi pada akurasi klasifikasi badan air yang mencapai 100, diikuti akurasi pada klasifikasi mangrove yaitu 90,48, non- mangrove sebesar 88,46, dan lahan terbuka sebesar 58,13. Overall accuracy dari keseluruhan akurasi mencapai 77. Pada Tabel 19 dapat dilihat hasil pendugaan akurasi untuk kategori LULC kecamatan Manggar. Tabel 19. Hasil pendugaan akurasi hasil klasifikasi penutupan lahan di wilayah Manggar Data klasifikasi Badan air Mangrove Non-mangrove Lahan terbuka Total baris Users accuracy Badan air 10 10 100 Mangrove 1 19 1 21 90.48 Non-mangrove 2 23 1 26 88.46 Lahan terbuka 2 5 11 25 43 58.14 Total kolom 13 26 35 26 100 Producers accuracy 76.92 73.08 65.71 96.15 Overall accuracy Hasil pendugaan akurasi untuk wilayah kec.Kelapa Kampit Data referensi lapangan 77 Data klasifikasi Badan air Mangrove Non-mangrove Lahan terbuka total baris Users accuracy Badan air 21 2 23 91.30 Mangrove 1 23 2 1 27 85.19 Non-mangrove 2 14 7 23 60.87 Lahan terbuka 1 7 19 27 70.37 Total kolom 22 28 23 27 100 Producers accuracy 95.45 82.14 60.87 70.37 Overall accuracy Hasil pendugaan akurasi untuk wilayah kec.Manggar Data referensi lapangan 77 3URGXFHU¶VDFFXUDF\ tertinggi berasal dari klasifikasi badan air yaitu 95,45 diikuti dengan akurasi kategori mangrove sebesar 82,14, lahan terbuka sebesar 70,37, dan non-mangrove sebesar 60,87. 8VHU¶VDFFXUDF\ tertinggi juga pada klasifikasi kategori badan air yaitu 91,30, diikuti dengan akurasi kategori mangrove sebesar 85,18, lahan terbuka sebesar 70,37, dan akurasi paling rendah pada kategori non-mangrove yaitu 60,87. Akurasi secara keseluruhan atau overall accuracy mencapai 77. Selanjutnya, untuk pendugaan akurasi wilayah Gantung dapat ditabulasikan pada Tabel 20 dibawah. Tabel 20. Hasil pendugaan akurasi hasil klasifikasi penutupan lahan di Kecamatan Gantung 3URGXFHU¶VDFFXUDF\ tertinggi pada hasil tabulasi silang pada kategori badan air yang mencapai 100, diikuti dengan kategori mangrove sebesar 86,21, lahan terbuka sebesar 83,33, dan non-mangrove sebesar 72,72. 3URGXFHU¶VDFFXUDF\ 100 pada badan air berarti bahwa kategori badan air sangat baik untuk proses klasifikasi. 8VHU¶VDFFXUDF\ tertinggi pada hasil tabulasi silang kategori mangrove yang mencapai 100, diikuti dengan akurasi kategori badan air yaitu 86,67, lahan terbuka 76,92, dan non-mangrove sebesar 76,19. 8VHU¶VDFFXUDF\ 100 pada kategori mangrove berarti bahwa tingkat reliabilitas dari hasil klasifikasi mangrove pada peta mencapai 100 jika disesuaikan dengan keadaan di lapangan. Overall accuracy dari keseluruhan Data klasifikasi Badan air Mangrove Non-mangrove Lahan terbuka Total baris Users accuracy Badan air 13 2 15 86.67 Mangrove 25 25 100 Non-mangrove 1 16 4 21 76.19 Lahan terbuka 3 6 30 39 76.92 Total kolom 13 29 22 36 100 Producers accuracy 100 86.21 72.73 83.33 Overall accuracy Hasil pendugaan akurasi untuk wilayah kec.Gantung Data referensi lapangan 84 akurasi mencapai 84. Akurasi 77 pada wilayah Manggar dan Kelapa Kampit berarti bahwa 77 piksel dari 100 piksel pada hasil klasifikasi sesuai dengan data referensi pada hasil pengambilan data lapang sedangkan 23 piksel dari hasil klasifikasi tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya. Akurasi 84 pada wilayah Gantung berarti bahwa 84 piksel dari 100 piksel pada hasil klasifkasi sesuai dengan kondisi sebenarnya dan 16 piksel dari hasil klasifikasi tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya di lapangan. Jika dibandingkan dengan penelitian James, et.al 2007 yang menghasilkan tingkat akurasi rata- rata sebesar 91,37 , akurasi rata- rata dari hasil klasifikasi pada penelitian ini lebih rendah yaitu sebesar 79,33 . Menurut Hord and Brooner 1976 in Gao 2009, terdapat tiga tipe kesalahan error yang yang menyebabkan ketidakakuratan pada hasil klasifikasi yaitu, kesalahan klasifikasi classification error, kesalahan batasan boundary error, dan kesalahan kontrol control error. Selama proses penggabungan piksel pada citra masukan,beberapa dari piksel tidak diberi label dengan benar sebagai konsekuensi dari keterbatasan algoritma yang digunakan. Kesalahan batasan terjadi karena lokasi geografis dari piksel yang dievaluasi tidak identik dengan titik yang pada data referensi atau data lapang. Tipe ketiga dari kesalahan dalam klasifikasi adalah kesalahan kontrol yang dapat terjadi karena perbedaan skala antara citra klasifikasi dan referensi lapang, ketika posisi penutupan lahan sebenarnya berbeda dengan hasil pengecekan di lapangan.

4.2.5 Perubahan Luas Penutupan Vegetasi Mangrove