Pengolahan Citra Metode Pengolahan Data

3.5.1 Pengolahan Citra

Pengolahan citra satelit Landsat dilakukan dengan menggunakan software Er Mapper 7, IDRISI Andes15, Global Mapper 12, GarminMapsource5 dan frame_and_fill_win32. Langkah- langkah pengolahan citra dijabarkan sebagai berikut : 1 Gap and Filling citra tahun 2010 Pada citra tahun 2010 terdapat Stripping berupa garis-garis yang terjadi karena kegagalan sensor Scan Line Correction SLC pada Satelit Landsat 7 sejak Mei 2003. Oleh karena itu perlu dilakukan teknik tertentu untuk mengisi kekosongan data pada stripping tersebut. Ada beberapa teknik yang biasa digunakan dalam mengatasi kekosongan data ini, salah satunya adalah teknik pengisian citra Gap and Filling dengan citra pada tahun yang sama dengan syarat citra pada tahun tersebut berbeda pola stripping-nya dengan citra yang akan diisi sehingga saling menutupi kekosongan data. Pada penelitian ini, pengisian stripping dilakukan dengan menggunakan software Frame and Fill win32. Diagram alir pengolahannya dapat dilihat pada Gambar 7. Dalam hal ini, citra dasar adalah citra Landsat ETM+ tanggal 12 Oktober 2010 sedangkan citra pengisi adalah Landsat ETM+ tanggal 22 Juni 2010. Citra pengisi dapat lebih dari satu sesuai dengan prosedur pengolahan di software Frame and Fill win32. Semakin banyak citra pengisi maka pemrosesan citra akan semakin lama dengan hasil akan semakin baik. Pada citra hasil pengolahan biasanya masih ada stripping dan adanya overlapping tumpang tindih yang terjadi antara citra dasar dan citra pengisi yang ditandai dengan garis warna kuning. Cara lain yang juga dapat dilakukan adalah dengan teknik interpolasi pada titik yang mengalami kekosongan data. Tetapi data yang dihasilkan dari teknik interpolasi memerlukan penelitian yang lebih lanjut dan kemungkinan tidak dapat diaplikasikan pada semua kajian ilmu USGS, 2003. Gambar 7. Diagram alir perbaikan stripping pada citra Landsat ETM+ 2 Koreksi Geometrik Citra Landsat dikoreksi geometrik dengan metode image to image geometric correction. Citra Landsat tahun akuisisi 1994 dan 1989 dikoreksi geometrik dengan citra referensi tahun 2010 pada software Er Mapper menggunakan Nearest neighbour resampling dan polynomial tranformation yang terdapat pada menu rektifikasi Er Mapper. Koreksi geometrik dari kedua citra tersebut menghasilkan Root Mean Square RMS rata- rata yaitu 0.005 pada Mulai Citra pengisi dan citra dasar Pemrosesan dengan Softwareframe and fill win32 Ok Citra hasil pengisian No Ok Selesai Tidak proses rektifikasi citra. Alur kerja koreksi geometrik citra pada software Er Mapper dapat dilihat pada Gambar 8. Gambar 8. Diagram alir proses koreksi geometrik dengan Er Mapper 3 Koreksi Atmosferik Citra ±citra digital dipengaruhi oleh kondisi atmosfer, seperti awan, kabut, gas, asap, dan sejenisnya. Pengaruh dari faktor- faktor ini cenderung menyebabkan naiknya bilangan digital dari unsur spasial tubuh air yang menyebabkan nilai piksel badan air akan lebih besar dari nol, maka untuk mengeliminasi pengaruh atomosfer ini, perlu dilakukan pengurangan semua Mulai Proses koreksi geometrik Input data citra 1989 dan 1994 Geocoding wizard Polynomial rectification Polynomial setup : Linear GCP Setup:Geoceded image Input data citra 2010 GCP Edit Save and rectification Ok Tidak Selesai bilangan digital dengan nilai digital piksel tubuh air supaya menjadi nol. Dalam penelitian ini dilakukan koreksi atmosferik terhadap citra satelit menggunakan metode pengurangan nilai digital band citra menggunakan software Er Mapper Prahasta, 2008 yang proses pengolahannya dapat dilihat pada Gambar 9. Gambar 9. Diagram alir proses koreksi Atmosferik dengan Er Mapper dengan algoritma sebagai berikut: «««« Sebagai contoh, hasil koreksi atmosferik citra Landsat tahun 1994 dapat dilihat pada Lampiran 4. Citra hasil koreksi kemudian akan dipotong berdasarkan batas - batas koordinat wilayah kajian penelitian. IF INPUT1=X THEN NULL ELSE INPUT1-X Mulai Tampilan citra pada Er Mapper Transform edit limits Identifikasi actual input limitmin max pada histogram View Cell value Profile Nilai piksel tubuh air Masukkan algorithm pada E=mc 2 Citra terkoreksi Selesai 4 Pemotongan Cropping Selanjutnya, citra dipotong cropping menggunakan IDRISI Andes 15 sesuai dengan koordinat wilayah pengecekan di lapangan sehingga menjadi tiga wilayah kajian seperti yang dapat dilihat pada Lampiran 6. Citra dipotong dengan cara memasukkan nilai koordinat pada modul cropping dengan software IDRISI Andes 15. Cropping dapat dilakukan sekaligus untuk beberapa band dengan memasukkan band satu persatu atau dengan memasukkan satu citra gabungan dari beberapa band sebagai data input. Setiap wilayah dipotong berdasarkan posisi geografis yaitu dengan cara memasukkan koordinat wilayah kajian pada pada proses cropping dengan software IDRISI Andes 15. Posisi pemotongan untuk setiap wilayah kajian diatas dapat dilihat pada tabel 6. Tabel 6. Lokasi dan koordinat wilayah kajian pada 3 tiga kecamatan Lokasi Koordinat Kec. Kelapa Kampit 108°0832.27 BT-108°12 3.23 BT 2°3849.83 LS -2°4144.03 LS Kec. Manggar 108°1522.34 BT-108°184.87 BT 2° 496.34 LS -2°5210.19 LS Kec. Gantung 108°1215.06 BT -108°1441.38 BT 2°5734.67 LS -3°0157.52 LS 5 Transformasi Citra Citra yang telah dipotong kemudian di tumpang tindih dan ditransformasi menjadi citra komposit maksimum yaitu, band 5 ditumpang tindih dengan band 3, band 4 ditumpang tindih dengan band 2, dan band 2 ditumpang tindih dengan band 1 yang masing masing menggunakan teknik tumpang tindih maksimum maximum overlay pada software IDRISI Andes yang dapat dilihat hasilnya pada olahan citra Landsat tahun 2010 seperti pada Gambar 6, 7, dan 8. Kemudian hasil tumpang tindih digabung menjadi citra komposit RGB maksimum 42, maksimum 53, maksimum 21. Nilai maksimum dari band kanal 5, 4, dan 2 baik untuk pemisahan mangrove dengan objek permukaan bumi lainnya, sedangkan band kanal 3, 2, dan 1 baik untuk pengamatan vegetasi darat dan perairan. Diagram alir transformasi citra dapat dilihat pada Gambar 10. Gambar 10. Diagram alir pengerjaan RGB komposit maksimum pada IDRISI Andes 15 Di dalam penelitian ini juga dilakukan transformasi citra menggunakan algorima untuk mendapatkan klasifikasi kelebatan vegetasi. Luas tutupan vegetasi mangrove di wilayah pesisir Belitung Timur didapatkan dari hasil Clustering pada citra satelit Landsat . Pendekatan yang digunakan termasuk pendekatan statistik dengan cara mangaplikasikan algoritma untuk menentukan kelebatan vegetasi yaitu Normalized Difference Vegetation Index NDVI Bonfiglio et al. 2002, Labus et al. 2002 dalam Mutitanon and Tripathi, 2005, yaitu : «««««««««««««««..........« Persamaan 2 digunakan untuk menghitung indeks vegetasi dari citra Landsat. Kelebatan vegetasi mangrove dibagi menjadi 5 kelas sesuai dengan pengelompokan kelebatan vegetasi mangrove berdasarkan nilai NDVI Kadi, Citra hasil Cropping Tumpang tindih overlay maksimum RGB maksimum untuk pasangan pasangan band 42, 53, dan 21 Ok Selesai Mulai Tidak 1996 dalam Susilo,2006 yaitu, tidak bervegetasi nilai NDVI0.0001, vegetasi sangat jarang nilai NDVI 0.0001-0.1, vegetasi jarang nilai NDVI 0.1-0.2, vegetasi sedang nilai NDVI 0.2-0.3, vegetasi lebat nilai NDVI 0.3-0.4, dan vegetasi sangat lebat nilai NDVI 0.4. Pada penelitian ini, digunakan 5 kelas yaitu, vegetasi tidak lebat, kurang lebat, sedang, lebat, dan sangat lebat dengan mengacu pada range nilai NDVI menurut Kadi 1996 dalam Susilo 2006 . Kelas tidak bervegetasi tidak digunakan dalam penelitian ini dengan alasan untuk memudahkan pada saat pemisahan wilayah mangrove dengan bukan mangrove. Selanjutnya setiap kelas dianalisis perubahan luasannya dari tahun ke tahun. Diagram alir transformasi NDVI dapat dilihat pada Gambar 11. 6 Klasifikasi Citra Klasifikasi Citra dilakukan menggunakan metode Iterative self organize clustering analysis ISOCLUST pada software IDRISI Andes 15 yang merupakan kombinasi antara metode klasifikasi terbimbing supervised dan tak terbimbing unsupervised. Dengan metode ini, tiga citra hasil tumpang tindih maksimum Mulai Citra hasil cropping Modul transformasi NDVI Reclass kategori NDVI Selesai Tidak Gambar 11. Diagram alir transformasi NDVI Hasil ok max53, max42, dan max21 digunakan sebagai input. Kemudian dari data tersebut ditampikan histogram yang menggambarkan kelas- kelas nilai digital dari piksel dalam citra. Dari histogram tersebut dapat ditentukan jumlah kelas untuk proses klasifikasi dengan metode ISOCLUST pada software IDRISI Andes 15. Selanjutnya, proses klasifikasi dilakukan pada hasil tampilan citra hasil clustering dengan cara memberikan warna yang sama untuk objek yang sama menggunakan palette pada IDRISI Andes 15. Citra hasil klasifkasi tidak selalu baik sehingga perlu dilakukan pengulangan dengan menambahkan jumlah kelas yang bertujuan untuk memisahkan objek dengan lebih akurat. Alur kerja klasifikasi citra dapat dilihat pada Gambar 12. Selanjutnya hasil ini diklasifikasi ulang pada tool RECLASS menjadi 4 kategori atau kelas Land UseLand Cover LULC yaitu mangrove, non- mangrove, badan air, dan lahan terbuka, yang dapat dilihat pada Tabel 7. Mulai Citra Input :RGB komposit maksimum Hard classifier ISOCLUST classification Histogram citra Penetuan jumlah kelas Reclass menggunakan pallete Ok Selesai Tidak Gambar 12. Diagram alir klasifikasi Land UseLand Cover LULC Tabel 7. Deskripsi kategori LULC yang digunakan dalam klasifikasi Kategori LULC Definisi Badan Air Semua badan air yang ukurannya lebih besar dari 1 piksel 0.08 ha Mangrove Semua jenis vegetasi mangrove Rhizophora sp, Avicennia sp,Lumnitzera sp, dan lain lain Non-mangrove Semua vegetasi selain mangrove yang menutupi suatu lahan Lahan TerbukaWilayah Perkotaan Wilayah tanpa vegetasi, lahan kosong, lahan terbangun, pemukiman penduduk, pertambangan, dan industri Sumber : James et,al ,2007 7 Analisis perubahan LULC Change Analisis perubahan luas penutupan dan kerapatan mangrove dilakukan menggunakan Modul Land Change Modeler LCM yang terdapat pada Software IDRISI Andes. LCM digunakan untuk menganalisis beberlajutan ekologis melalui analisis perubahan lahan, proyeksi ke masa depan, dan pendugaan implikasi nya terhadap perubahan habitat dan biodiversitas mahluk hidup Eastman, 2006. Modul ini menggunakan teknik tumpang tindih overlay dan geoprocessing substract,intersect, erase dan lain-lain terhadap citra lama dan terbaru sehingga diperoleh citragambar yang menunjukkan perubahan tutupan lahan serta informasi statistiknya. Analisis Trend juga terdapat pada modul ini sehingga dapat digunakan untuk melihat trend perubahan yang terjadi selama kurun waktu tertentu, tetapi pada penelitian ini tidak dilakukan analisis trend karena masih perlu pemahaman dan studi lebih lanjut mengenai penggunaan modul ini.Diagram alir pengolahan data pada modul LCM dapat dilihat pada Gambar 13 dan tampilan Modul LCM dapat dilihat pada Gambar 14. Gambar 13. Diagram alir analisis data pada Modul LCM Gambar 14.Tampilan Modul LCM pada software IDRISI Andes 15

3.5.2 Ground Check di Lapangan