Pengalaman berusaha tani Analisis kelayakan finansial dan faktor-faktor yang memotivasi petani dalam kegiatan agroforestri (kasus pada proyek pengembangan hutan kemasyarakatan SFDP-PPHK di kabupaten Sanggau, provinsi Kalimantan Barat)

Tabel 9. Rekapitulasi Distribusi Responden Berdasarkan Kepemilikan Lahan Pola Agroforestri Kepemilikan Lahan Ha Tembawang Karet Bawas Lalang Total N N N N N Rendah 5 Sedang 5 - 8 Tinggi 8 3 18 9 10 60 30 3 27 10 90 3 15 12 10 50 40 4 17 9 13 57 30 13 77 30 11 64 25 Kisaran 3 - 13 Rata-rata 7,25 Data pada Tabel 9 memperlihatkan bahwa dari keempat pola agroforestri yang yang dilaksanakan di Desa Idas Kabupaten Sanggau Kalimantan Barat jika dilihat dari aspek kepemilikan lahan ternyata 65 dari total responden 120 orang memiliki luas lahan antara 5 sampai 8 hektar atau termasuk kategori sedang, diikuti oleh kategori tinggi yaitu 25, sedangkan respondenpetani yang kepemilikan lahannya dibawah 5 hektar adalah 11. Untuk itu secara umum kemilikan lahan para petani adalah berkisar antara 3 sampai 13 hekatar, dengan rata-rata luas kepemilikan lahan adalah 7,25 hekatar. Lahan-lahan yang dimiliki oleh para petani ini tidak semuanya digunakan untuk lahan agroforestri, tetapi sudah termasuk lahan yang digunakan untuk kegiatan pertanian lainnya.

1.4. Pengalaman berusaha tani

Pengalaman usaha tani di wilayah penelitian dimaksudkan sebagai lamanya responden melakukan usaha tani agroforestri dari awal sampai dengan saat wawancara dilakukan. Secara teoritis petani yang memiliki pengalaman yang lebih lama dalam berusaha tani dalam hal ini ditemukan pada agroforestri pola Tembawang, Kebun Karet dan Bawas pada umumnya cenderung akan lebih selektif dalam memilih dan menerapkan inovasi yang dapat menunjang usaha tani mereka tanpa mengabaikan prinsip ekologi dan sosial budaya yang sejak dahulu dilakukan oleh petani. Berdasarkan hasil penelitian yaitu melaui wawancara dengan para respondenpetani pelaku kegiatan agroforestri, baik pada pola tembawang, kebun karet, bawas dan lalang diperoleh rekapitulasi distribusi responden berdasarkan pengalaman berusaha tani disajikan pada Tabel 10. Tabel 10. Distribusi responden berdasarkan pengalaman berusahatani Pola – pola Agroforestri Pengalaman Usaha Tani Tahun Tembawang Karet Bawas Lalang Total N N N N N Rendah 15 Sedang 15-30 Tinggi 30 9 19 2 30 63 7 16 14 53 47 12 15 3 40 50 10 10 18 2 33 60 7 47 66 7 39 55 6 Kisaran 2 - 45 Rata-rata 18,3 Pengalaman usaha tani agroforestri petani di Desa Idas untuk kategori rendah 15tahun adalah 11 , kategori sedang 15-30 tahun adalah 64 dan kategori tinggi 30 tahun adalah 25 . Model-model yang sudah lama dikembangkan oleh responden dan sudah menjadi pengalaman turun temurun didapatkan pada pengelolaan pola Tembawang, Kebun Karet dan Bawas sedang pada pola Lalang masih tegolong pengalaman yang baru hasil masukan proyek. Dilihat dari aspek pengalaman berusaha tani, para petani pelaksana kegiatan agroforestri di Sanggau Kalimantan Barat, terutama untuk agroforestri pola tembawang dan kebun karet, karena kedua pola ini sudah dikerjakan oleh para petani secara turun-temurun, kecuali untuk pola bawas dan lalang, dimana para petani masih merasa suatu pola baru, karena kedua pola tersebut merupakan pola-pola yang diintroduksi oleh pihak proyek dalam rangka merehabilitasi lahan- lahan kritis atau lahan-lahan marjinal yang vegetasinya didominasi oleh tumbuhan alang-alang. Namun demikian walaupun pengalaman para petani tergolong lama, terkait dengan program pengembangan agroforestri tentunya perlu adanya sentuhan-sentuhan teknologi agroforestri, dan tindakan-tindakan silvikultur secara intensif. Untuk itu sehubungan dengan upaya peningkatan efisiensi dalam pelaksanaan program agroforestri tersebut sekaligus dapat memaksimalkan produksi hasil dari kegiatan tersebut tentunya diperlukan sentuhan-sentuhan teknologi agroforestri dan teknik silvikultur intensif kepada para petani. Menurut Sabti 1997 bahwa pengalaman dalam berusaha tani memegang peranan penting dalam upaya mengefisienkan faktor-faktor produksi yang akan digunakan petani dalam kegiatan usahataninya. Lamanya pengalaman dalam berusahatani juga memberikan kemampuan pada petani untuk dapat mengalokasikan input-input produksi secara baik sehingga dapat menghasilkan produksi yang optimal.

1.5. Persepsi

Dokumen yang terkait

Analisis Faktor-faktor yang Memotivasi Pengusaha dalam Memutuskan Berbisnis

0 37 126

Respon Masyarakat terhadap Perubahan Kelembagaan dalam Pembangunan Hutan Kemasyarakatan PEMBANGUNAN HUTAN KEMASYARAKATAN (Studi Kasus pada Proyek Pengembangan Hutan Kemasyarakatan di Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat)

0 8 166

Identifikasi Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Tingkat Kemandirian Petani dalam Melakukan Usaha Agroforestri (Kasus Usaha Agroforestri Pohpohan di Hutan Pinus dan Desa Tamansari Kecamatan Tamansari Kabupaten Bogor)

1 9 142

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Tingkat Partisipasi Dalam Proyek Reboisasi Pola Hutan Kemasyarakatan (Hkm). Kasus Desa Tiwingan Baru, Kecamatan Aranio, Kabupaten Banjar, Propinsi Kalimantan Selatan

0 12 130

Analisis Kelayakan Pengembangan Usaha Budidaya Pendederan Ikan Mas pada Perusahaan X di Kabupaten Subang Jawa Barat

0 8 170

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMOTIVASI MINAT MAHASISWA DALAM BERWIRAUSAHA Analisis Faktor-Faktor Yang Memotivasi Minat Mahasiswa Dalam Berwirausaha (Studi Kasus Mahasiswa FEB Universitas Muhammadiyah Surakarta).

0 4 16

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMOTIVASI MINATMAHASISWA DALAM BERWIRAUSAHA Analisis Faktor-Faktor Yang Memotivasi Minat Mahasiswa Dalam Berwirausaha (Studi Kasus Mahasiswa FEB Universitas Muhammadiyah Surakarta).

0 3 13

TAP.COM - ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGEMBANGAN ... 22245 47675 1 PB

1 4 3

Struktur dan komposisi vegetasi agroforestri tembawang di Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat

1 2 6

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EFEKTIVITAS AUDIT INTERNAL PADA INSPEKTORAT DI PROVINSI KALIMANTAN BARAT

0 0 19