dimaksudkan untuk memelihara sistim kekerabatan tetap berlangsung diantara keluarga petani.
2.5. Pendapatan
Pendapatan yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah merupakan Pendapatan responden yang diterima dari penerapan usahatani agroforestri untuk
mendukung biaya hidup sehari-hari dalam keluarga berupa biaya sandang, papan dan pangan. Pendapatan yang diperoleh dalam penelitian ini tidak melihat asal
sumber dari pendapatan responden tetapi dari hasil wawancara yang disampaikan lewat quisioner adapun keterbatasan dan kecenderungannya sebagian besar dari
petani tidak menyampaikan data yang sebenarnya mengenai pendapatan mereka dari kegiatan usahataninya. Sebagian besar dari responden berpenghasilan dari
melakukan berbagai model agroforestri yang ada. Hasil penelitian dikategorikan dalam tiga tingkatan masing-masing untuk
pendapatan dengan karegori rendah Rp. 475.000 per bulan, kategori sedang Rp. 475.000 – Rp. 950.000 per bulan dan kategori pendapatan tinggi Rp.950.000 per
bulan. Khusus untuk kategori dengan pendapatan tinggi terdapat pada responden yang melakukan agroforestri pola Kebun Karet selanjutnya pada pola Tembawang
dan pola Bawas sedangkan pendapatan terendah diperoleh dari responden pelaku pola Lalang. Selanjutnya rincian distribusi responden dari aspek tingkat
pendidikan disajikan pada Tabel 18. Tabel 18. Distribusi responden berdasarkan tingkat pendapatan
Pola agroforestri Tingkat Pendapatan
Ribuan Bulan Lalang
Tembawang Bawas
Karet Total
N N
N N
N Rendah 475
Sedang 475-950 Tinggi 950
23 7
o 77
23 18
12 60
40 8
22 27
73 11
13 6
37 43
20 60
54 6
50 45
5
Kisaran
275 000 – 1.250 000
Rata-rata
530.783
Secara umum pendapatan dari usahatani pola agroforestri yang dilakukan responden diperoleh hasil yaitu kategori rendah 60 orang 50 , kategori sedang
54 orang 45 dan kategori tinggi 6 orang atau hanya 5 . Dilihat dari dari aspek pendapatan para petani pelaku kegiatan agroforestri di Desa Idas berada
pada posisi rendah tentunya akan berpengaruh terhadap keberadaan dan keberlangsungan lahan yang diusahakan untuk program agroforestri, dimana
pendapatan yang diperoleh para petani hanya cukup untuk membiaya kebutuhan hidup, sehingga tidak cukup tersedia dana untuk membeli kebutuhan saprodi yang
akan digunakan untuk pelaksanaan kegiatan agroforestri tersebut.
2.6 Pemasaran