Persepsi Analisis kelayakan finansial dan faktor-faktor yang memotivasi petani dalam kegiatan agroforestri (kasus pada proyek pengembangan hutan kemasyarakatan SFDP-PPHK di kabupaten Sanggau, provinsi Kalimantan Barat)

mengalokasikan input-input produksi secara baik sehingga dapat menghasilkan produksi yang optimal.

1.5. Persepsi

Persepsi merupakan tingkat wawasan dan tanggapan petani tentang sesuatu kegiatan, salah satu cara yang digunakan dalam mengukur persepsi reponden dalam usaha tani sistim agroforestri yaitu dengan melihat manfaat yang diperoleh dalam sistem agroforestri. Manfaat yang dijadikan sebagai indikator pengukuran adalah sistem agroforestri dapat meningkatkan pendapatan, hasil yang diperoleh dari model agroforestri beranekaragam baik berupa manfaat ekonomi, ekologi maupun sosial budaya. Berdasarkan hasil penelitian yaitu melalui wawancara dengan para respondenpetani pelaku kegiatan agroforestri, baik pada pola tembawang, kebun karet, bawas dan lalang diperoleh rekapitulasi distribusi responden berdasarkan persepsi petani disajikan pada Tabel 11. Tabel 11. Distribusi responden berdasarkan tingkat persepsi Pola Agroforestri Tingkat Persepsi Tembawang Karet Bawas Lalang Total N N N N N Rendah 20 Sedang 21-40 Tinggi 40 1 29 3 97 2 28 7 93 2 28 7 93 6 24 20 80 6 29 85 5 24 71 Kisaran 15 - 58 Rata-rata 48,9 Data pada Tabel 11 menunjukkan bahwa persepsi responden yang termasuk kategori rendah dengan skor 20, kategori sedang antara 21-40 dan katagori tinggi 40. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi responden terhadap lamanya waktu pengusahaan, manfaat yang didapatkan serta pembagian lahan dalam mengusahakan model agroforestri ini sebagian besar responden berada pada kategori dengan persepsi sedang sampai tinggi, khususnya dalam agroforestri pola Tembawang tingkat persepsinya yaitu 97 , Kebun Karet 93 dan untuk Bawas 93 . Sedangkan untuk pola Lalang persepsi tertinggi adalah pada kategori sedang yaitu 80, dan sisanya 20 termasuk kategori rendah Tingginya persepsi respondenpetani terhadap penerapan model agroforestri pola Tembawang, Bawas dan Kebun Karet di Sanggau Kalimantan Barat dikarenakan pola agroforestri tersebut merupakan budaya yang sudah dilakukan petani secara turun-temurun dan merupakan mata pencaharian dan sumber pendapatan terbesar keluarga responden, disamping mengusahakan padi gogo dilahan usahatani mereka. Sementara untuk pengelolaan pola lalang hanyalah untuk merehabilitasi lahan alang-alang dimana masyarakat hanya memperoleh insentif pemeliharaan dan hasil kayu pada akhir daur tanam.

1.6. Status Sosial

Dokumen yang terkait

Analisis Faktor-faktor yang Memotivasi Pengusaha dalam Memutuskan Berbisnis

0 37 126

Respon Masyarakat terhadap Perubahan Kelembagaan dalam Pembangunan Hutan Kemasyarakatan PEMBANGUNAN HUTAN KEMASYARAKATAN (Studi Kasus pada Proyek Pengembangan Hutan Kemasyarakatan di Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat)

0 8 166

Identifikasi Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Tingkat Kemandirian Petani dalam Melakukan Usaha Agroforestri (Kasus Usaha Agroforestri Pohpohan di Hutan Pinus dan Desa Tamansari Kecamatan Tamansari Kabupaten Bogor)

1 9 142

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Tingkat Partisipasi Dalam Proyek Reboisasi Pola Hutan Kemasyarakatan (Hkm). Kasus Desa Tiwingan Baru, Kecamatan Aranio, Kabupaten Banjar, Propinsi Kalimantan Selatan

0 12 130

Analisis Kelayakan Pengembangan Usaha Budidaya Pendederan Ikan Mas pada Perusahaan X di Kabupaten Subang Jawa Barat

0 8 170

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMOTIVASI MINAT MAHASISWA DALAM BERWIRAUSAHA Analisis Faktor-Faktor Yang Memotivasi Minat Mahasiswa Dalam Berwirausaha (Studi Kasus Mahasiswa FEB Universitas Muhammadiyah Surakarta).

0 4 16

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMOTIVASI MINATMAHASISWA DALAM BERWIRAUSAHA Analisis Faktor-Faktor Yang Memotivasi Minat Mahasiswa Dalam Berwirausaha (Studi Kasus Mahasiswa FEB Universitas Muhammadiyah Surakarta).

0 3 13

TAP.COM - ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGEMBANGAN ... 22245 47675 1 PB

1 4 3

Struktur dan komposisi vegetasi agroforestri tembawang di Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat

1 2 6

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EFEKTIVITAS AUDIT INTERNAL PADA INSPEKTORAT DI PROVINSI KALIMANTAN BARAT

0 0 19