Bantuan Modal Analisis kelayakan finansial dan faktor-faktor yang memotivasi petani dalam kegiatan agroforestri (kasus pada proyek pengembangan hutan kemasyarakatan SFDP-PPHK di kabupaten Sanggau, provinsi Kalimantan Barat)
ekologi, ekonomi dan sosial budaya dapat diterima dan tidak bertentangan dengan budaya dan kearifan lokal masyarakat setempat.
Berdasarkan hasil penelitian dan wawancara dengan para respondenpetani terkait dengan karakteristik eksternal petani dari aspek intensitas penyuluhan
ditemukan distribusi responden yang rekapitulasinya disajikan pada Tabel 15. Tabel 15. Distribusi responden berdasarkan intensitas penyuluhan
Pola agroforestri Intensitas
Penyuluhan Tembawang
Karet Bawas
Lalang Total
N N
N N
N Rendah 7
Sedang 7-14 Tinggi 14
18 12
60 40
15 15
50 50
24 6
80 20
19 11
83 37
76 44
63 37
Kisaran
8 - 17
Rata-rata
13,6
Data pada Tabel 15 menunjukkan bahwa intensitas penyuluhan yang didapatkan oleh responden masuk dalam kategori sedang yaitu sebanyak 76 orang
63 , kategori tinggi sebanyak 44 orang 37 dan semua responden pernah mengikuti penyuluhan dan pelatihan ataupun magang dalam meningkatkan
pengetahuan petani dalam berusahatani. Penyuluhan dilakukan secara rutin dan sesuai kebutuhan baik oleh
penyuluh Kecamatan maupun oleh penyuluh Kabupaten dari instansi terkait dengan materi penyuluhan disesuaikan dengan kebutuhan atau model usahatani
yang dilakukan petani. Kualitas dari penyuluh dipandang mampu oleh petani dalam menyampaikan materi penyuluhan dan jalannya penyuluhan cukup
interaktif dimana petani dan penyuluh sama-sama berbagi pengalaman disamping menyampaikan pengalaman yang baru kepada petani dan aplikatif karena
langsung dipraktekkan dilapangan. Keikutsertaan petani dalam penyuluhan termasuk cukup tinggi hal ini disebabkan adanya keingintahuan petani akan
sesuatu yang baru dalam meningkatkan usahatani mereka dan juga untuk mendiskusi permasalahan yang dihadapi serta pemecahan masalah dan
menemukan jalan keluar dari permasalahan yang ada.