Penggunaan tenaga kerja Bryant 1990 menyatakan ukuran, komposisi dan struktur keluarga

2.4 Penggunaan tenaga kerja Bryant 1990 menyatakan ukuran, komposisi dan struktur keluarga

menentukan penggunaan tenaga kerja dalam keluarga petani yang akan dicurahkan dalam berusahatani. Tenaga kerja merupakan modal keluarga yang diivestasikan dalam berusaha tani dan besar kecilnya tenaga kerja yang dimiliki oleh petani akan mempengaruhi motivasi petani untuk melakukan kegiatan agroforestri. Tingkat penggunaan tenaga kerja menunjuk pada jumlah tenaga kerja baik pria, wanita maupun anak-anak pada berbagai tingkat umur dalam satu keluarga yang digunakan khususnya dalam usaha tani agroforestri. Untuk itu berdasarkan hasil penelitian dan wawancara dengan para respondenpetani diperoleh distribusi responden berdasarkan tenaga kerja yang rekapitulasinya disajikan pada Tabel 17. Tabel 17. Distribusi responden berdasarkan penggunaan tenaga kerja Pola agroforestri Penggunaan Tenaga Kerja Lalang Tembawang Bawas Karet Total N N N N N Rendah 1,2 Sedang 1,2-2,4 Tinggi 2,4 2 23 5 7 77 16 2 19 9 7 63 30 1 14 15 3 47 50 5 20 5 17 66 17 10 76 34 8 64 28 Kisaran 1 – 3,8 Rata-rata 2,12 Data pada Tabel 17 menggambarkan bahwa secara umum tingkat penggunaan tenaga kerja petani pada berbagi pola agroforestri ternyata 64 termasuk kategori sedang, 28 termasuk kategori tinggi, dan hanya 8 yang termasuk dalam kategori rendah. Untuk itu berdasarkan hasil penelitian ini bahwa untuk pelaksanaan kegiatan berbagai pola agroforestri di Sanggau Kalimantan Barat cukup tersedianya tenaga kerja dari masing-masing keluarga para petani. Dalam melakukan usahatani model agroforestri umumnya petani menggunakan secara maksimal tenaga kerja yang dimiliki baik dalam aktifitas pengolahan maupun pada aktifitas pemanenan hasil, dan sudah menjadi budaya masyarakat setempat dalam pembukaan dan penyiapan lahan penebasan pohon dan pembakaran lahan memerlukan pelibatan tenaga kerja dari luar keluarga dan dilakukan secara gotong-royong tanpa memberikan upah kerja hal ini dimaksudkan untuk memelihara sistim kekerabatan tetap berlangsung diantara keluarga petani.

2.5. Pendapatan

Dokumen yang terkait

Analisis Faktor-faktor yang Memotivasi Pengusaha dalam Memutuskan Berbisnis

0 37 126

Respon Masyarakat terhadap Perubahan Kelembagaan dalam Pembangunan Hutan Kemasyarakatan PEMBANGUNAN HUTAN KEMASYARAKATAN (Studi Kasus pada Proyek Pengembangan Hutan Kemasyarakatan di Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat)

0 8 166

Identifikasi Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Tingkat Kemandirian Petani dalam Melakukan Usaha Agroforestri (Kasus Usaha Agroforestri Pohpohan di Hutan Pinus dan Desa Tamansari Kecamatan Tamansari Kabupaten Bogor)

1 9 142

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Tingkat Partisipasi Dalam Proyek Reboisasi Pola Hutan Kemasyarakatan (Hkm). Kasus Desa Tiwingan Baru, Kecamatan Aranio, Kabupaten Banjar, Propinsi Kalimantan Selatan

0 12 130

Analisis Kelayakan Pengembangan Usaha Budidaya Pendederan Ikan Mas pada Perusahaan X di Kabupaten Subang Jawa Barat

0 8 170

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMOTIVASI MINAT MAHASISWA DALAM BERWIRAUSAHA Analisis Faktor-Faktor Yang Memotivasi Minat Mahasiswa Dalam Berwirausaha (Studi Kasus Mahasiswa FEB Universitas Muhammadiyah Surakarta).

0 4 16

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMOTIVASI MINATMAHASISWA DALAM BERWIRAUSAHA Analisis Faktor-Faktor Yang Memotivasi Minat Mahasiswa Dalam Berwirausaha (Studi Kasus Mahasiswa FEB Universitas Muhammadiyah Surakarta).

0 3 13

TAP.COM - ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGEMBANGAN ... 22245 47675 1 PB

1 4 3

Struktur dan komposisi vegetasi agroforestri tembawang di Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat

1 2 6

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EFEKTIVITAS AUDIT INTERNAL PADA INSPEKTORAT DI PROVINSI KALIMANTAN BARAT

0 0 19