Jenis dan Sumber Data Peu Uji Goodness of fit

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini seluruhnya merupakan data sekunder dalam bentuk harian yang diperoleh dari CEIC Database, Econoday umuman Amerika Serikat tahun 2001-2004, The Confer r price index CPI, employ Eviews 6.1. data sepuluh indikator peng ence Board data CC tahun 2005-2010, International Supply Management data MAN dan NON-MAN tahun 2005-2010, Bureau of Labor Statistics data CPI, ECI, ES, dan PPI tahun 2005-2010, Bureau of Economic Analysis data GDP tahun 2005-2010, Bureau of Census data RS tahun 2005-2010. Dengan demikian data yang digunakan merupakan data time series. Data yang digunakan adalah data return Indeks Harga Saham Gabungan IHSG, Release Date sepuluh indikator Makroekonomi Amerika Serikat Lampiran 1, yaitu consumer confidence CC, consume ment cost index ECI, employment situation ES, gross domestic product GDP, import and export price indices IEPI, ISM: manufacturing MAN, ISM: non-manufacturingNON-MAN, producer price index PPI, dan retail sales RS. Perangkat lunak yang digunakan dalam penelitian ini adalah Microsoft Excel 2007 untuk mengelompokkan data dan selanjutnya diolah menggunakan program

3.2 Peu

latif dengan harga periode yang lalu. Berdasarkan definisi tersebut return saham dapat dicari bah dan Definisi Operasional Return IHSG = Capital gain atau capital loss yang didefinisikan sebagi selisih dari harga investasi sekarang re dengan rumus sebagai berikut; ………… 2 pada waktu t Keterangan : = Harga saham = Harga saham pada waktu lalu, t-1 alisis Pengolahan Data 3. riate Time Series onomi dan keuangan umumnya bersifat random walk , disamping itu penelitian tentang adanya korelasi long range dalam nilai kuadrat perubahan harga menegaskan bahwa kemungkinan terdapat beberapa bagi perubahan harga itu sendiri

3.3 Metode An 3.1 Pemodelan Volatilitas

Univa Data deret waktu dalam bidang ek proses stokastik mendasar lainnya sebagai tambahan Ramadhona dalam Aji, 2009. Istilah seperti ini biasa dikenal dengan volatilitas. Hal ini akan menentukan seberapa cepat data berubah dengan pola acak yang dimilikinya. Secara umum volatilitas mengukur rata-rata fluktuasi dari data deret waktu. Namun hal ini dikembangkan lebih jauh dengan menekankan pada nilai varians variabel statistika yang menggambarkan seberapa jauh perubahan dan persebaran nilai fluktuasi terhadap nilai rata-rata dari data keuangan. Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan bahwa nilai volatilitas sebagai variansi dari data yang berfluktuasi Iskandar dalam Aji, 2009.

3.3.2 Mean Process

Pembentukan model estimasi volatilitas pada model time series univariate memerlukan mean process. Mean process diperlukan guna menghasilkan residual yang diestimasi perubahannya. Mean process memegang peranan penting dalam variance process menghasilkan insigni pemodelan volatilitas. Apabila pembentukan fikansi pada parameter mean process, maka dengan sendirinya variance process tersebut gugur sebagai suatu model yang valid, karena volatilitas yang dihasilkan amat tergantung dari jenis mean process yang dibentuk Iskandar dalam Aji, 2009. Mean process umumnya dibentuk berdasarkan persamaan ARMA Autoregressive Moving Average. Akan tetapi tidak jarang pula mean process dihasilkan dari suatu persamaan dalam bentuk konstanta. Hal ini umumnya terjadi pada data yang diambil dalam interval yang panjang. Akibat panjangnya interval, maka fluktuasi di sekitar titik kesetimbangan akan berlangsung secara random. Penggunaan interval yang lebih rendah akan menyebabkan pergerakan terstruktur pada salah satu titik kesetimbangan. Dampaknya akan terlihat pada signifikansinya autokorelasi residual yang terjadi.

3.3.3 Metode Peramalan Box-Jenkins

Metode Box-Jenkins mengacu pada himpunan prosedur untuk mengidentifikasikan, mencocokkan dan memeriksa model ARIMA Autoregressive Integrated Moving Average dengan data deret waktu. Metode ini ang karena model ini tidak menyertakan asumsi pola tertentu pada data historis dan Jenkins. Model ARIMA diterapkan untuk analisis deret waktu, peramalan dan ARMA yang dikem Pertama , identifikasi efisiensi dan berbeda dengan metode peramalan lain y dari deret data yang diramalkan. Model ini menggunakan pendekatan iterarif pada identifikasi suatu model yang mungkin dari model umum. Model ARIMA telah dikembangkan oleh dua orang, yaitu Box pengendalian. Model Autoregressive AR pertama kali dikembangkan oleh Yule dan kemudian dikembangkan oleh Walker, sedangkan model Moving Average MA dikembangkan oleh Slutzky. Dan pada tahun 1938 Wold menggabungkan kedua proses tersebut. Wold membentuk model Autoregressive Moving Average bangkan pada tiga hal. prosedur penaksiran untuk proses AR, MA dan ARMA campuran. Kedua, perluasan dari hasil tersebut untuk cakup deret berkala musiman. Ketiga, pengembangan hal-hal sederhana yang mencakup proses-proses non stasioner Makridakis et.al dalam Aji, 2009. Bentuk umum model AR : ….. 3 … Bentuk umum model MA : ….. 4 Bentuk umum model ARMA : ….. 5 dimana : = Variabel respon terikat pada w bel respon pada masing-masing selang waktu … = Koefisien yang diestimasi c = Mean konstanta proses … idak … u sebelumnya yang pada saat t nilainya menyatu dengan nilai respon Kemudian Box dan Jenkins berhasil mencapai kesepakatan mengenai i model ARIMA untuk d eries . Dasar pendekatan yang dikembangk n ecara identifikasi, tahap estimasi dan taha Tahap Identifikasi aktu t … = Varia = Koefisien yang diestimasi = Bentuk galat yang mewakili efek variabel yang t dijelaskan oleh model = Galat pada periode wakt nformasi relevan yang diperlukan untuk memahami dan menggunakan model- ata univariate time s a s umum dapat dibedakan menjadi tiga tahap, yaitu tahap p evaluasi, serta tahap aplikasi. Pada tahap ini dilakukan identifikasi terhadap tiga hal, yaitu identifikasi terhadap kestasioneran data, identifikasi terhadap unsur musiman, dan identifikasi terhadap pola atau perilaku fungsi autokorelasi ACF dan fungsi autokorelasi parsial PACF untuk menentukan model tentatif. Kestasioneran dapat dianalisis dengan alat analisis dalam bentuk sebaran grafik plot dari data awal atau dari relasi Autocorrelation FunctionalACF. Suatu data deret waktu

3.3.4 Variance Process

dan variance process. Salah satu contoh varian ARCH ini adalah ARCH-M ARCH in Mean. Pada model ini, s mean process umum dan salah satu komponen variance process . Hal ini mengakibatkan adanya hubungan timbal balik antara mean dan sebaran nilai autoko dikatakan sudah stasioner apabila tidak menunjukkan adanya perubahan nilai tengah tidak ada trend. Sebaran nilai autokorelasi ACF, suatu data deret waktu dikatakan non-stasioner apabila plot sebaran nilai autokorelasi bergerak menuju nol secara eksponensial dengan perubahan yang sangat lambat. Selain itu, dapat pula dilakukan dengan menggunakan uji Augmented Dickey-Fuller, dimana data sudah stasioner tidak mengandung unit root apabila nilai mutlak ADF test statistic lebih besar daripada critical Value. Pada kebanyakan data deret berkala memiliki unsur kecenderungan atau trend yang menjadikan kondisi data berkala tersebut menjadi non-stasioner. Sementara itu penerapan model ARIMA hanya dapat untuk data yang bersifat stasioner. Oleh karena itu, diperlukan notasi yang dapat membedakan data awal yang bersifat non-stasioner dan data baru setelah distasionerkan, yaitu dengan melakukan proses pembedaan differencing. Variance process dibentuk apabila error yang dihasilkan dari persamaan mean process mengandung ARCH Autoregressive Conditional Heteroskedasticity error. Terdapat beberapa varian ARCH yang memiliki hubungan timbal balik antara mean process mean process terdiri ata variance , yang merupakan fenomena umum yang lazim ditemukan dalam pergerakan nilai aset-aset finansial Enders, 1995.

3.3.5 Model ARCH-GARCH

ARCH Autoregressive Conditional Heteroscedasticity pertama kali dipopulerkan oleh Engle dalam Aji 2009, sebuah konsep tentang fungsi autoregresi yang mengasumsikan bahwa variansi berubah terhadap waktu dan nilai variansi ini dipengaruhi oleh sejumlah data sebelumnya. Ide dibalik model ini seperti dalam model autoregressive AR dan moving average MA, yaitu untuk melihat hubungan variabel acak dengan variabel acak sebelumnya. Secara a volatilitas berdasarkan model ARCH q mengas n dimana adanya ketergantungan dari varians sederhana dapat kita katakan bahw umsikan bahwa variansi data fluktuasi dipengaruhi oleh sejumlah q data fluktuasi data sebelumnya. Model ARCH-GARCH dikembangkan terutama untuk menjawab persoalan adanya volatilitas pada data ekonomi dan bisnis, khususnya dalam bidang keuangan. Ini menyebabkan model-model peramalam sebelumnya kurang mampu mendekati kondisi aktual. Volatilitas ini tercermin dalam varians residual yang tidak memenuhi asumsi homoskedastisitas Firdaus, 2006. Varians terdiri dari dua komponen. Komponen pertama adalah varians yang konstan. Komponen kedua adalah varians yang tidak konsta saat ini terhadap besarnya volatilitas di periode sebelumnya. Jika volatilitas pada periode sebelumnya besar baik positif maupun negatif, maka varians pada saat ini akan besar pula. Bentuk umum model ARCH q : = Suku ARCH atau volatilitas pada periode sebelumnya , , = Koefisien orde q yang diestimasikan Dalam metode Ordinary Least Square OLS, error diasumsikan homosk dastis rata-rata nol. Menurut Engle, varians saat ini tergantung dari varians di masa lalu sehingga heteroskedastisitas dapat dimodelkan dan varians diperbolehkan untuk berubah antar waktu. Volatilitas yang besar di masa lalu dapat ditangkap dalam mod l RCH. ntung dari volatilitas beberapa periode di m enimbulkan banyaknya parameter dalam conditional variance yang harus diestimasi. Pengestimasian parame s Model GARCH dikembangkan dengan mengintegrasikan autoregresi dari kuadrat residual lag kedua hingga lag tak hingga ke dalam bentuk varian pada lag ….. 6 dimana : = Variabel respon terikat pada waktu t atau varians pada waktu ke t = Varians yang konstan e , yaitu varians dari error konstan dan terdistribusi normal dengan e A Kondisi yang sering terjadi adalah varians saat ini terga asa lalu. Hal ini akan m ter-parameter tersebut sulit dilakukan dengan presi i yang tepat. Oleh karena itu, Bollerslev 1986 memperkenalkan metode GARCH Generalized Autoregressive Conditional Heteroscedasticity guna menghasilkan model yang parsimony menggunakan parameter yang lebih sedikit. iri dari tiga kom GARCH p,q : = Suku GARCH atau volatilitas pada periode sebelumnya Koefisien orde p yang diestimasikan , = Koefisien orde q yang diestimasikan = Suku ARCH atau varians pada periode sebelumnya . Prosedur umum dalam peramalan model GARCH sama dengan prosedur yang pertama. Model ini dikembangkan sebagai generalisasi dari model volatilitas. Secara sederhana, volatilitas berdasarkan model GARCH p,q mengasumsikan bahwa varians data fluktuasi dipengaruhi sejumlah p data fluktuasi sebelumnya dan sejumlah q data volatilitas sebelumnya, ide dibalik model ini seperti dalam model autoregressive AR dan moving average MA, yaitu untuk melihat hubungan variabel acak dengan variabel acak sebelumnya. Varians terd ponen. Komponen pertama adalah varians yang konstan. Komponen yang kedua adalah volatilitas pada periode sebelumnya, suku ARCH dan komponen terakhir adalah varians pada periode sebelumnya. Bentuk umum model … ….. 7 dimana : = Variabel respon terikat pada waktu t varians pada waktu ke t = Varians yang konstan , , = Proses GARCH dapat ditafsirkan sebagai proses ARMA dalam di rap n dal tahap identifikasi dengan memuat grafik return saham dan melokalisasi pergerakan harga yang fluktuatif, tahap estimasi dan evaluasi, dan tahap aplikasi.

3.4 Uji Goodness of fit

alam ARCH terbaik digunakan beberapa kriteria seperti nilai signifikansi, Adj R-squared, AIC, SC, dan sum squared residual. Adjuste ……. 8 tid mation Criterion dima merupakan the log likelihood , k merupakan parameter yang diobservasi dan T merupakan jumlah observasi. AIC biasanya digunakan untuk mengevaluasi model untuk nilai non-nested dipilih nilai AIC yang terkecil. te ka am model ARIMA yaitu D menentukan model ARIMA dan G d R-squared Salah satu kendala menggunakan R-sq dalam mengukur kebaikan model yaitu nilai R-sq tidak akan menurun ketika kita menambahkan regresor. Model komputasi dari yaitu : ak pernah lebih besar dari , nilainya dapat menurun ketika ditambahkan regresor, dan untuk model yang tidak layak nilainya dapat bertanda negatif. AIC Akaike Infor Model komputasi dari Akaike Information Criterion AIC yaitu: ….. 9 na SC Schwarz Criterion SC merupakan alternatif dari kriteria AIC yang esar untuk penambahan koefisien. Model komputasi untuk SC, yaitu : Sum Squared Residual The sum-of-squared residuals dapat digunakan untuk berbagai variasi penghi …... 11

3.5 Uji Asumsi Klasik