Uji Stasioneritas Mengevaluasi Model ARIMA Mean Equation

heteroskedastisitas. Gambar 4. Histogram Deskripsi Statistik 4.2 Identifikasi Model Hal yang perlu dilakukan dalam menentukan model GARCH terbaik adalah dengan melakukan sejumlah proses pengolahan data yaitu uji stasioneritas data return, mengevaluasi model ARIMA terbaik, uji asumsi klasik uji normalitas, uji autokorelasi, uji white, mengevaluasi model GARCH terbaik, mencari nilai varians, mencari difference log varians, dan mengestimasi hasil dengan metode OLS.

4.2.1 Uji Stasioneritas

Data time series biasanya memiliki permasalahan terkait dengan stasioneritas. Oleh karena itu, melakukan uji stasioneritas data merupakan tahap keruncingan kurtosis data return bernilai 9,04259 nilai keruncingan lebih dari 3, hal ini menunjukkan bahwa distribusi return memiliki ekor yang lebih panjang dibandingkan dengan sebaran normal dan mengindikasikan gejala awal adanya 100 200 300 400 500 600 700 -0.10 -0.05 0.00 0.05 Series: RETURN Sample 1022001 12312010 Observations 2608 Mean 0.000953 Median 0.000589 Maximum 0.079212 Minimum -0.103754 Std. Dev. 0.014734 Skewness -0.441803 Kurtosis 9.042591 Jarque-Bera 4052.579 Probability 0.000000 menganalisis data time series untuk melihat ada atau tidaknya unit root yang terkandung di antara variabel sehingga hubungan antara variabel dalam persamaan menjadi valid dan tidak menghasilkan spurious regression. Uji stasioneritas dilakukan dengan menggunakan Augmented Dickey Fuller ADF test Lampiran 2. Berdasarkan uji tersebut, jika nilai statistik ADF dari masing-masing variabel lebih kecil daripada nilai kritis MacKinnon maka dapat dikatakan bahwa data tersebut stasioner atau varians residualnya konstan. Tabel 4. Uji Stasioneritas Data Return t- statistik Probabilitas yang penting dalam Augmented Dickey 0.0001 -Fuller test statistic -45.53678 Test critical values: 1 level -3.432665 5 level -2.862449 10 level -2.567299 Signifikan pada taraf nyata 5 Berdasarkan hasil pengujian tersebut data return memiliki nilai probabilitas yang lebih kecil daripada taraf nyata 5 persen dan juga nilai statistik ADF lebih kecil daripada nilai kritis MacKinnon di semua level. Maka, data return sudah stasioner pada level.

4.2.2 Mengevaluasi Model ARIMA Mean Equation

Model ARIMA p,d,q terbentuk dari data yang sudah stasioner. Penentuan lag terbaik dari model ARIMA, dibangun berdasarkan koefisien autokorelasi ACF dan autokorelasi parsial PACF. Berdasarkan plot korelogram maka dapat ditentukan time lag untuk membangun model. Time lag yang digunakan pada penelitian ini, yaitu lag 3 Lampiran 3. Maka, orde maksimum model penelitian ini, yaitu AR3 dan MA 3, sehingga terdapat sembila gi dan kriteria nilai AIC, SC, dan SSR yang agar asumsi galat menyebar normal dapat dipertahankan. Sehingg konsisten. n kombinasi model ARIMA yang akan dievaluasi. Pemilihan model terbaik berdasarkan goodness of fit. Tabel 5. Evaluasi Model ARIMA Berdasarkan evaluasi model Tabel 5, maka model ARIMA 2,0,3 merupakan model yang terbaik. Hal ini berdasarkan dari tingkat signifikansi yang tinggi, nilai adj R-sq yang terting terkecil Lampiran 4. 4.2.3 Uji Asumsi Klasik 4.2.3.1 Uji Normalitas