Peranan para pihak Mekanisme Inisiatif Pembayaran Jasa Lingkungan di Sub DAS Cikapundung, DAS Citarum

wilayah DAS Citarum bagian hulu berada di bawah wilayah Divisi V Perum Jasa Tirta II Citarum Hulu dan Waduk Jatiluhur. Divisi V diberi kewenangan untuk menyelenggarakan pengusahaan sumber daya air dan pembangunan prasarana sumber daya air sekaligus sebagai penghubung antara Perusahaan dengan Pemprov Jawa Barat, swasta maupun masyarakat Nurfitriani Nugroho 2007. Dan PT. Aetra Air Jakarta sendiri membayar tarif air kepada PJT II atas sumber air baku dari Waduk Jatiluhur yang dikelola oleh PJT II. Selain dari pihak yang berpotensi sebagai pembeli jasa lingkungan, dari sisi penyedia jasa lingkungan juga lebih banyak lagi melibatkan desa-desa sekitar yang di daerah tangkapan air untuk memperbesar efek penggunaan lahan terhadap jasa air. Selain itu, sebagai pihak penyedia jasa lingkungan, pihak PERUM PERHUTANI KPH Bandung Utara juga sudah selayaknya dilibatkan secara signifikan terkait dengan pengelolaan kawasan hutan di daerah Bandung Utara dibawah pihak tersebut dan fungsi dari hutan itu sendiri yang juga berpengaruh terhadap jasa air di Sub DAS Cikapundung. Keterlibatan pihak tersebut dapat berupa konsep PHBM Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat terutama terhadap masyarakat sekitar hutan di bawah pengelolaan PERUM PERHUTANI KPH Bandung Utara dan yang tidak memiliki hak milik atas lahan dengan luasan yang cukup.

5.2.2 Peranan para pihak

Pihak-pihak yang yang terkait dalam mekanisme inisiatif pembayaran jasa lingkungan di Sub DAS Cikapundung, DAS Citarum masing-masing memiliki peranan untuk mendukung keberhasilan dari implementasi mekanisme inisiatif pembayaran jasa lingkungan. Berikut ini peranan para pihak yang terkait secara langsung dalam mekanisme inisiatif pembayaran jasa lingkungan di Sub DAS Cikapundung, DAS Citarum. Tabel 3 Peranan para pihak yang terkait secara langsung dalam mekanisme pembayaran jasa lingkungan di Sub DAS Cikapundung, DAS Citarum No. Peran Pihak yang memegang peranan 1. Penyedia jasa lingkungan Kelompok Tani Syurga Air 2. Pembeli jasa lingkungan PT. Aetra Air Jakarta 3. Fasilitator atau perantara LP3ES, BPLHD,dan YPC Pada definisi mekanisme pembayaran jasa lingkungan oleh Wunder 2005, terdapat dua peran yang merupakan karakteristik utama mekanisme ini, yaitu pembeli jasa lingkungan dan penyedia jasa lingkungan. PT. Aetra Air Jakarta merupakan pihak yang berperan sebagai pembeli jasa lingkungan. PT. Aetra Air Jakarta sendiri merupakan perusahaan yang bergerak dalam pengelolaan air bersih di wilayah timur Jakarta yang memanfaatkan air baku dari DAS Citarum melalui Kanal Tarum Barat. PT. Aetra bersedia membayar sejumlah dana kepada penyedia jasa lingkungan dengan ketentuan tertentu yang disyaratkan pada saat negosiasi atas upaya pemeliharaan jasa lingkungan dari penyedia jasa mis: konservasi lahan untuk memelihara jasa lingkungan yang dikandungnya. Menurut Suyanto et al. 2005, pembeli jasa lingkungan adalah pihak yang menerimamemanfaatkan jasa lingkungan dan secara moral, legal, atau rasional termotivasi untuk membayar atas jasa tersebut. Kelompok Tani Syurga Air selanjutnya merupakan pihak yang berperan sebagai penyedia jasa lingkungan. Kelompok Tani Syurga Air merupakan organisasi petani di hulu DAS Citarum, Sub DAS Cikapundung yang berlokasi di blok Baru Tisuk dan Pasir Angling, Desa Sunten Jaya, Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Kelompok tani ini bersedia untuk melakukan upaya konservasi lahan dan air dengan melakukan penanaman dengan sistem tanaman multistrata di lahan milik mereka dengan luasan yang disepakati yang awalnya digunakan sebagai lahan untuk menanam sayur. Menurut Engel et al. 2008, penyedia jasa lingkungan potensial adalah aktor-aktor yang memiliki posisi untuk melindungi proses tersampaikannya jasa lingkungan, contohnya, efek mereka terhadap infiltrasi, evaporasi, erosi, dan proses lainnya. Secara umum, ini berarti penyedia jasa lingkungan yang potensial adalah pemilik lahan, dan sebagian besar program pembayaran jasa lingkungan bertujuan pada pemilik lahan pribadi. Selain dua peran yang merupakan karakteristik utama dari mekanisme pembayaran jasa lingkungan di atas, pihak-pihak lainnya memegang peranan lain yang juga penting dalam implementasi mekanisme ini. LP3ES yang merupakan lembaga swadaya masyarakat berperan sebagai perantarafasilitator yang menjembatani antara pihak pembeli dan penyedia jasa lingkungan dalam melakukan transaksi termasuk memfasilitasi bagaimana mengelola dana yang diterima masyarakat dan bagaimana membantu masyarakat melakukan kontrak- kontrak dalam transaksi itu. Secara umum peranan LP3ES adalah melakukan edukasi baik ke pihak pembeli maupun penyedia jasa terhadap mekanisme pembayaran jasa lingkungan yang merupakan mekanisme yang masih belum banyak dikenal. BPLHD Jawa Barat merupakan lembaga pemerintahan yang memiliki peranan hampir sama dengan LP3ES yaitu perantarafasilitator antara pihak pembeli dan penyedia jasa lingkungan serta mengumpulkan pihak-pihak yang berpotensi sebagai pembeli dan penyedia jasa lingkungan. Selain itu BPLHD juga berperan dalam pengembangan kapasitas dan penguatan kelompok tani. Yayasan Peduli Citarum YPC juga merupakan lembaga swadaya masyarakat yang memiliki peran sebagai fasilitator seperti LP3ES, hanya saja YPC lebih fokus sebagai fasilitator lapang kepanjangan dari LP3ES. Selain pihak yang disebutkan di atas dengan perannya masing-masing, pihak lain yang tergabung dalam working group secara bersama-sama berperan untuk memantau, menyupervisi, dan memecahkan masalah yang mucul dalam proses pelakasanaan kegiatan inisiatif pembayaran jasa lingkungan ini dan mendiskusikan kemungkinan untuk memperbesar skala implementasi mekanisme ini.

5.2.3 Kepentingan, tingkat kepentingan, dan pengaruh para pihak