2.4.2.3 DAS Kali Brantas, Jawa Timur
Mata air utama Sungai Brantas dikenal dengan nama Sumber Brantas. Pada awalnya jumlah mata air sebanyak 13 buah, namun kondisi hutan saat ini
mengalami kerusakan akibat aktivitas masyarakat baik pengusaha, petani maupun penebangan liar sehingga mata air banyak yang menurun fungsinya PSDAL-
LP3ES 2004 diacu dalam USAID 2007. USAID 2007 menyebutkan bahwa pembayaran jasa lingkungan yang
terjadi antara Perum Jasa Tirta PJT-1 dan Yayasan Pengembangan Pedesaan YPP PJT-1 sebagai pihak pertama dengan masyarakat petani di Desa Tlekung
dan Desa Bendosari. Yayasan Pengembangan Pedesaan YPP berperan sebagai intermediary dari proses hubungan hulu-hilir DAS Brantas. Kurun waktu
kesepakatan antara YPP dengan Petani adalah selama 6 bulan. Setelah berakhirnya kesepakatan tersebut, petani akan melakukan pemeliharaan tanaman
dari bantuan tersebut meliputi penyulaman, pemupukan, pendangiran, penyiraman, dan sebagainya secara swadaya sampai tanaman mampu
menghasilkan buah atau produk lainnya. Hasil panen dari tanaman tersebut sepenuhnya menjadi hak petani. Meskipun demikian, hasil kayu dari penanaman
tersebut diperoleh dengan melakukan tebang pilih untuk menghindari degradasi lahan. YPP dengan Petani Petani berkewajiban melakukan upaya penghijauan di
lokasi yang telah disepakati dengan tanaman yang telah ditentukan: Petani ber- swadaya menyediakan ajir tanaman, pupuk kandang, tenaga kerja dan tanaman
sulam dengan petani wajib mematuhi peraturan tebang pohon yang telah ditentukan walaupun pohon tersebut berada di tanah milik petani sendiri. Skema
PES di DAS Kali Brantas tersaji pada Gambar 5.
Sumber : USAID 2007
Gambar 5 Skema pembayaran jasa lingkungan di DAS Kali Brantas, Jawa Timur. Anonim
3
2007 menyebutkan dampak yang terjadi setelah adanya pembayaran jasa lingkungan di DAS Brantas antara lain: 1. Terbangunnya
kesadaran masyarakat untuk melakukan perlindungan DAS di lahan pribadi maupun milik Perhutani, 2. Munculnya keswadayaan masyarakat, seperti
membangun kebun bibit, penanaman lahan, dan perawatan tanaman, 3. Terbangunnya hubungan antara kelompok masyarakat dengan dinas terkait,
perguruan tinggi, pengusaha, bank, masyarakat sekitarnya untuk membangun lingkungan lestari, 4. Tercapainya kegiatan-kegiatan produktif dalam upaya
perbaikan lingkungan, 5. Terbentuknya Serikat Petani Hulu sebagai wadah organisasi masyarakat hulu DAS Brantas, 6. Terciptanya mekanisme pertemuan
secara rutin untuk media pembelajaran. Sedangkan permasalahan yang terjadi
Kualitas dan kuantitas air lebih baik untuk
rumah tangga, irigasi, hotel dan industri.
PJB, PDAM, Hotel APHI, HIPAM,
Jasa Tirta
GIRAB Batu Hijau
Lestari
Kegiatan : kepastian hak kelola
masyarakat, pelatihan,
pelayanan kesehatan,
pendidikan, kampanye, patroli,
industri rumah tangga
Pemilikpengelola lahanTahura, LMDH,
Desa, KTT, Fokal Mesra
Hubungan diatur dalam
MoU agreement
dukungan pembiayaan
program CSR
Rehabilitasi, restorasi,
praktek pertanian
ramah lingkungan
DAS Kali
Brantas, Jawa Timur
adalah tidak adanya peraturan yang mengatur secara tegas mekanisme
pembayaran jasa lingkungan yang berlaku di DAS Brantas.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu