Working group Potensi pembeli dan penyedia jasa lingkungan

5.2.1.1 Working group

Sebagai sebuah proyek model ujicoba, kesepakatan pembayaran jasa lingkungan ini kemudian dibarengi dan ditindaklanjuti dalam kegiatan working group untuk meningkatkan pihak yang terlibat dalam pengelolaan DAS Citarum sekaligus memperbesar skala implementasi pembayaran jasa lingkungan di DAS Citarum. Pihak-pihak yang masuk ke dalam anggota working group merupakan pihak-pihak yang berkaitanberhubungan langsung dengan DAS Citarum baik dari lembaga pemerintahan, LSM, badan usaha, dan kelompok masyarakat. Working group ini berperan untuk memantau, menyupervisi, dan memecahkan masalah yang mucul dalam proses pelakasanaan kegiatan pembayaran jasa lingkungan ini. Selain itu, working group ini bertujuan untuk mendukung dan mendampingi berbagai upaya pengembangan dan pelaksanaan mekanisme pembayaran jasa lingkungan di area DAS Citarum, serta untuk membentuk institusi yang bertanggung jawab mengelola jasa lingkungan, termasuk peraturan, kebijakan, dan program yang dibutuhkan untuk mempercepat proses adopsi dari mekanisme pembayaran jasa lingkungan. Pihak-pihak yang tergabung dalam working group ini antara lain pihak-pihak yang telah disebutkan sebelumnya pada pihak primer dan sekunder di atas, pihak yang berpotensi sebagai pembeli jasa lingkungan seperti: Perum Jasa Tirta II PJT II, PT. Indonesia Power, PT. Palyja, PT. Lippo Cikarang dan PDAM, dan pihak yang berpotensi sebagai fasilitator dan penguat kelompok masyarakat seperti: Persatuan Organisasi Rampak Tatar Alam Bandung PORTAB, Perhimpunan Kelompok Kerja DAS PKK DAS, Kelompok Kerja Komunikasi Air K3A, Forum Komunikasi Penggiat Lingkungan, dan Integrated Citarum Water Resources Management Program ICWRMP.

5.2.1.2 Potensi pembeli dan penyedia jasa lingkungan

Jika melihat dari pihak yang berpotensi pembeli jasa lingkungan dan hanya pihak PT. Aetra Air Jakarta yang baru bersedia menjadi pembeli jasa lingkungan, seharusnya Perum Jasa Tirta II dapat berkontribusi lebih signifikan sebagai pembeli jasa lingkungan dibandingkan dengan PT. Aetra Air Jakarta. Hal tersebut mengingat Perum Jasa Tirta II merupakan BUMN yang diserahi tugas untuk melakukan pengusahaan sumberdaya air di wilayah Jawa Barat, khusus untuk wilayah DAS Citarum bagian hulu berada di bawah wilayah Divisi V Perum Jasa Tirta II Citarum Hulu dan Waduk Jatiluhur. Divisi V diberi kewenangan untuk menyelenggarakan pengusahaan sumber daya air dan pembangunan prasarana sumber daya air sekaligus sebagai penghubung antara Perusahaan dengan Pemprov Jawa Barat, swasta maupun masyarakat Nurfitriani Nugroho 2007. Dan PT. Aetra Air Jakarta sendiri membayar tarif air kepada PJT II atas sumber air baku dari Waduk Jatiluhur yang dikelola oleh PJT II. Selain dari pihak yang berpotensi sebagai pembeli jasa lingkungan, dari sisi penyedia jasa lingkungan juga lebih banyak lagi melibatkan desa-desa sekitar yang di daerah tangkapan air untuk memperbesar efek penggunaan lahan terhadap jasa air. Selain itu, sebagai pihak penyedia jasa lingkungan, pihak PERUM PERHUTANI KPH Bandung Utara juga sudah selayaknya dilibatkan secara signifikan terkait dengan pengelolaan kawasan hutan di daerah Bandung Utara dibawah pihak tersebut dan fungsi dari hutan itu sendiri yang juga berpengaruh terhadap jasa air di Sub DAS Cikapundung. Keterlibatan pihak tersebut dapat berupa konsep PHBM Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat terutama terhadap masyarakat sekitar hutan di bawah pengelolaan PERUM PERHUTANI KPH Bandung Utara dan yang tidak memiliki hak milik atas lahan dengan luasan yang cukup.

5.2.2 Peranan para pihak