26
menuntunkannya dalam bentuk aktivitas belajar potensial sehingga dapat memperlancar siswa dalam belajarnya.
Cara ini dimaksudkan untuk menuntun, mengarahkan, dan membelajarkan siswa yang tadinya tidak bisa menjadi bisa, yang tadinya kurang terampil menjadi
lebih terampil Samsudin, 2008 : 71.
2.3.2. Struktur Modifikasi Permainan Olahraga
Menurut Adang Suherman, 2000 : 31 Tahap dalam belajar bermain adalah mempelajari strategi dasar permainan. Seringkali para guru mengajar
permainan secara khusus tetapi terkadang lupa sekaligus mengajar struktur permainannya misalnya ukuran lapangan. Atau kalaupun diajarkan, seringkali
pembelajarannya tidak langsung, misalnya berlangsung di kelas secara teoritis. Pembelajaran semacam ini sering kali menyebabkan siswa susah untuk
menerimanya karena belum siap dan pengalaman lapangan masih relatif kurang. Untuk itu pembelajaran dapat dimodifikasi dengan cara mengurangi struktur
permainan yang sebenarnya hingga pembelajaran strategi dasar bermain dapat diterima dengan relatif mudah oleh siswa. Pengurangan struktur permainan ini
dapat dilakukan terhadap faktor : 1
Ukuran lapangan 2
Bentuk, ukuran, dan jumlah peralatan yang digunakan 3
Jenis skill yang digunakan 4
Aturan 5
Jumlah pemain 6
Organisasi pemain
27
7 Tujuan permainan
2.3.2.1. Prinsip Dasar Pengembangan Modifikasi Permainan dan Olahraga
Pada kenyataannya pembelajaran penjas di sekolah-sekolah umumnya disampaikan dalam bentuk permainan dan olahraga. Materi pembelajaran dalam
bentuk olahraga atau permainan hendaknya diberikan secara bertahap dan “DAP” sehingga esensi pokok pembelajaran permainan dapat dicapai oleh siswa. Untuk
itu guru memiliki bekal pengetahuan dan keterampilan yang sangat berguna untuk meningkatkan optimalisasi belajar siswa Adang suherman, 2000 : 21.
Disamping pengetahuan dan pemahaman yang baik tentang tujuan, karakteristik, materi, kondisi lingkungan, dan evaluasi,keadaan sarana, prasarana
dan media pembelajaran pendidikan jasmani yang dimiliki oleh sekolah akan mewarnai kegiatan pembelajaran itu sendiri. Dalam melaksanakan tugasnya
sehari- hari yang paling dirasakan oleh para guru pendidikan jasmani adalah hal –
hal yang berkaitan dengan sarana dan prasarana pendidikan jasmani yang merupakan media pembelajaran pendidkan jasmani sangat diperluakan.
Perbedaan sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah – sekolah, menurut
seorang guru pendidikanjasmani untuk lebih kreatif dalam memberdayakan dan mengoptimalkan penggunaan sarana dan prasarana yang ada. Seorang guru
pendidikan jasmani yang kreatif akan mampu menciptakan sesuatu yang baru, atau memodifikasi yang sudah ada tetapi disajikan dengan cara yang semenarik
mungkin, sehingga anak didik akan merasa senang mengikuti pelajaran penjas yang diberikan. Banyak hal-hal sederhana yang dapat dilakukan oleh guru