12
Menurut Sukintaka
1992:41 Karakteristik
jasmani dan
tahap perkembangan motorik anak umur 6
– 7 tahun antara lain sebagai berikut : a
Waktu reaksi lambat, koordinasi jelek, membutuhkan banyak variasi otot besar, senang kejar mengejar, berkelahi, berburu, memanjat.
b Aktif, energik dan senang suara berirama.
c Tulang lembek dan mudah berubah bentuk.
d Jantung mudah dalam keadaan yang membahayakan.
e Rasa untuk mempertimbangkan dan pemahaman berkembang.
f Koordinasi mata dan tangan berkembang, masih tetap belum dapat
menggunakan otot-otot halus dengan baik. g
Kesalahan umum tidak menentu, mudah terpengaruh terhadappenyakit dan daya perlawanannya rendah.
Sedangkan pada umur 6 – 7 tahun tahap kemampuan motoriknya antara lain
sebagai berikut : a
Keterampilan dalam mengembangkan dan menggunakan kekuatan otot untuk membentuk tubuh yang layak dan benar.
b Mengembangkan keterampilan gerak dan relaksasi.
c Mengembangkan latihan kekuatan, kecepatan, kelincahan dan daya
tahan untuk berpartisipasi dalam aktifitas.
13
2.1.3. Pengertian Pendidikan jasmani
Pendidikan jasmani merupakan usaha pendidikan dengan menggunakan aktivitas otot-otot besar hingga proses pendidikan yang berlangsung, tidak
terhambat oleh gangguan kesehatan dan pertumbuhan badan. Sebagai bagian integral dari proses pendidikan keseluruhan pendidikan jasmani merupakan usaha
yang bertujuan untuk mengembangkan kawasan organik neuromuskuler, intelektual dan sosial Abdulkadir Ateng, 1992: 4.
Mendikbud 413U1957 mengungkapkan bahwa pendidikan jasmani adalah bagian integral dari pendidikan melalui aktivitas jasmani yang bertujuan untuk
meningkatkan individu secara organik, neuromuskular, intelektual dan emosional Rusli Lutan, 2000: 20.
Pendidikan jasmani merupakan interaksi antara peserta didik dengan lingkungan secara sistematis untuk membentuk manusia seutuhnya. Pembentukan
sumber daya manusia diarahkan pada manusia pancasilais, berbudi pekerti luhur lewat pendidikan jasmani dengan memperhatikan model pembelajaran serta
skema pembelajaran Sukintaka, 1992:9. Sedangkan menurut pangrazi 2004: 4 menyaktakan bahwa Penjasorkes
adalah bagian integral dari suatu proses pendidikan secara keseluruhan yang memberikan sumbangan pertumbuhan dan perkembangan total pada setiap anak,
terutama melalui latihan gerak. Pengertian pendidikan jasmani dapat dibedakan dari dua sudut pandang,
yaitu pandangan tradisional dan pandangan modern. a
Pandangan tradisional
14
Pandangan tradisional menganggap bahwa manusia itu terdiri dari dua komponen utama yang dapat dipilah-pilah, yaitu jasmani dan rohani
dikhotomi. Pandangan ini menganggap bahwa pendidikan jasmani hanya semata-mata mendidik jasmani atau sebagai pelengkap, penyeimbang, atau
penyelaras pendidikan rohani manusia. Dengan kata lain pendidikan jasmani hanya sebagai pelengkap saja Adang Suherman, 2000: 17.
Undang-Undang No empat tahun 1950 Bab VI Pasal 9 sebagai berikut, Pendidikan jasmani yang menuju keselarasan antara tumbuhnya badan dan
perkembangan jiwa dan merupakan usaha untuk membuat bangsa Indonesia menjadi bangsa yang sehat kuat lahir batin, diberikan pada segala sekolah
Adang Suherman, 2000: 17 b
Pandangan modern Pandangan modern menganggap manusia sebagai satu kesatuan yang
utuh holistik. Pendidikan jasmani adalah proses pendidikan melalui aktivitas jasmani dan sekaligus merupakan proses pendidikan untuk
meningkatkan kemampuan jasmani Adang Suherman, 2000: 22.
2.1.3.1. Tujuan Pendidikan Jasmani
Pendidikan jasmani adalah pergaulan pedagogik dalam dunia gerak dan penghayatan jasmani. Pendidikan jasmani menampakkan dirinya keluar sebgai
pengajaran dalam latihan jasmani atau sebagai pengajaran gerak. Isi dari aspek pendidikan jasmani ini di tentukan oleh intensi-intensi pedagogik atau tujuan-
tujuan pendidikan jasmani. Sesuai dengan modalitas dari hubungan manusia